31
4. Jenis-jenis prasarana
Sedangkan prasarana pendidikan di Sekolah bisa di klasifikasikan menjadi dua macam. Pertama, prasarana pendidikan yang secara langsung di gunakan
untuk proses mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan dan ruang laboratorium. Kedua, prasarana sekolah yang
keberadaanya tidak di gunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar. Sebagai contoh
adalah ruangan kantor, kantin, tanah, jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang usaha kesehatan sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah dan tempat parkir
kendaraan.
D. Instrumen sarana dan prasarana
Setelah diuraikan diatas mengenai sarana dan prasarana pendidikan, maka dapat di simpulkan bahwa instrumen sarana dan sarana pendidikan antara lain :
a. Tersedianya alat tulis yang memadai untuk kegiatan belajar mengajar,
misalnya kapur tulis atau spidol. b.
Keadaan bangku dan meja tulis yang masih prima dan mencukupi untuk kegiatan belajar mengajar di setiap kelas.
c. Tersedianya media atau alat peraga di setiap kelas, misalnya atlas, globe,
dan sebagainya. d.
Tersedianya peralatan olah raga yang memadai, misalnya bola sepak, bola voli, bola basket, matras, dan sebagainya.
e. Tersedianya lemari arsip dalam kondisi baik di setiap kelas.
32 f.
ruang belajar yang dapat menampung kurang lebih 40 siswa dengan luas minimal 72 meter.
g. Tersedianya ruang perpustakaan yang memadai dan nyaman.
h. Laboratorium yang lengkap dengan kelengkapannya.
i. kantin yang bersih, sehat dan aman.
j. kamar kecil yang bersih dan sehat.
k. tempat parkir yang nyaman dan memadai.
l. tersedianya tempat ibadah yang bersih, dan nyaman.
E. Kepuasan Konsumen
1. Pengertian Kepuasan Konsumen
Pengertian Kepuasan Konsumen menurut Blackweal dan Miniard, 1995 : 273 adalah suatu tempat evaluasi dimana alternatif konsumsi yang di pilih
setidaknya dapat memenuhi atau bahkan melebihi apa yang di harapkan atau lebih singkatnya bahwa akan datang memilih konsumsi sesuatu yang dapat memenuhi
harapannya. Sedangkan menurut kotler, 2000 : 42 adalah perasaan senang atau
kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara presepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk yang diharap-harapnya.
Persaingan yang semakin ketat, dimana semakin banyak produsen yang tercipta dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, menyebabkan
setiap perusahaan harus menempatkan orientasi pada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama. Hal ini tercermin dari semakin banyaknya perusahaan yang
33 menyertakan komitmennya terhadap kepuasan pelanggan dalam pernyataan misi,
iklan, maupun publik relation humas. Sehingga dapat dilihat dewasa ini semakin di yakini bahwa kunci utama
untuk memenangkan persaingan adalah dengan memberikan kepuasan kepada pelanggan melalui panyampaian produk berkualitas dengan harga bersaing
Fachrurozie, 2001 : 5 Schnaasrs 1991 : 289 menyatakan : Costumer statifacsion is a competitif
advantage that is sustainable over the long trem. Long term consumer statifacsion is a forward-looking indikator of business succes.
Kepuasan pelanggan adalah suatu manfaat kompetisi yang bisa mendukung secara jangka panjang adalah di
lihat dari kemajuan indikator kesuksesan bisnis. Dengan diperolehnya kepuasan konsumen akan mendatangkan keunggulan
kompetitif, dan kepuasaan konsumen akan menjadi indikator keberhasilan suatu bisnis. Sedang menurut Tjiptono, 1997 : 24 menyatakan dengan terciptanya
kepuasan pelanggan dapat memberikan manfaat, di antaranya hubungan perusahaan dengan pelanggan menjadi harmonis, memberi dasar yang baik bagi
pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut word of mouth yang sangat menguntungkan.
Menurut fabdi Tjiptono, 2001 : 146. Kepuasan adalah respon konsumen terhadap evaluasi yang di rasakan antara harapan sebelumnya atau norma kinerja
lainnya dan kinerja produk aktual yang dirasakan setelah pemakaian. Dari beberapa definisi di atas dapat di simpulkan bahwa kepuasan
konsumen merupakan presepsi konsumen terhadap apa yang ia terima setelah mengkonsumsi atau menggunakan produk yang ia beli.
34 Secara konseptual, kepuasan konsumen dapat di gambarkan seperti yang
di tunjukan dalam gambar berikut :
Gambar 2.4 Gambar Tingkat Kepuasan Konsumen
2. Model Kepuasan Konsumen
a. Komponen kognitif
Komponen kognitif berisi presepsi, kepercayaan dan meniru Stereotipe yang di miliki individu mengenai sesuatu. Model teori yang
termasuk di sini adalah the expectancy disconfirmation model, equity theory and atriution theory
. Azwar, 1995 Kepuasan pelanggan berdasarkan model ini ditentukan oleh dua
variabel kognitif yaitu harapan pra pembeli dan presepsi purna beli, perbedaan dua variabel tersebut menimbulkan diskonfirmasi Tjiptono,
1997. Kepuasan atau tidak kepuasan konsumen adalah respon konsumen Tugas
Perusahaan
Produk
Nilai Produk Bagi Konsumen
Kebutuhan Keinginan
Harapan Konsumsi Terhadap Produk
Tingkat Kepuasan Konsumen
35 terhadap evaluasi ketidaksesuaian atau diskonfirmasi yang di rasakan
antara harapan sebelumnya norma kinerja lainnya dan kinerja aktual produk yang di rasakan setelah pemakaian. Kepuasan konsumen
merupakan merupakan evaluasi purna pembeliaan dimana alternatif yang di pilih sekurang-kurangnya memberikan hasil sama atau melampaui
kepuasan konsumen, sedang ketidakpuasan timbul apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan konsumen.Engle.et.al, 1990.
Seorang konsumen dapat mengalami sesuatu dari tiga tingkatan kepuasan, jika kinerja lebih rendah dari harapan konsumen akan terasa
tidak puas, sedang jika kinerja melebihi harapan konsumen akan terasa sangat puas.
c. Model afektif
Emosi atau perasaan seorang konsumen terhadap suatu produk atau jasa tertentu, membentuk komponen afektif dari suatu sikap.
Schiffman dan kanuk 1997, komponen afektif ini merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah
emosi.Azwar, 1996. Fokus model afektif lebih di titik beratkan pada tingkat aspirasi,
learning behafior, emosi, perasaan spesifik seperti : kepuasan,
keengganan menggunakan produk lain. Maksud fokus ini agar dapat di ukur tingkat kepuasan dalam suatu kurun waktu, tingkat kepuasan
konsumen cenderung mengikuti perasaan atau emosi pada saat tertentu, Tjiptono, 2001 : 149
Ada beberapa yang di gunakan untuk memantau kepuasaan konsumen. Kotler 1996 :265 mengunakan empat metode yaitu :
36 1.
Sistem Keluhan dan Saran Setiap perusahaan yang berorientasi pada pelanggan perlu memberi
kesempatan seluas-luasnya bagi para pelanggan untuk menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan mereka.
2. Survei Kepuasan Konsumen
Umumnya penelitian kepuasaan pelanggan dilakukan dengan menggunakan metode survei baik melalui pos, telpon maupun
wawancara pribadi. 3.
Ghos Shiping Metode ini dilaksanakan dengan cara mempekerjakan beberapa orang
untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan atau pembeli potensial produk perusahaan dari pesaing.
4. Analisis Kehilangan Konsumen
Yaitu perusahaan berusaha menghubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli atau telah beralih pemasok yang diharapkan adalah
akan diperolehnya informasi penyebabkan terjadinya hal tersebut. Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen mempengaruhi perilaku
konsumen berikutnya. Untuk mengatasi ketidakpuasan, konsumen mempunyai pilihan antara lain melakukan tindakan atau tidak melakukan
tindakan, biasanya berhubungan dengan kepentingan umum, yaitu dengan mengajukan keluhan kepada perusahaan atau melapor kepada lembaga
yang menangani kepentingan konsumen.
37
3. Proses Penilaian Pembeli Terhadap Kinerja Produk
Kepuasan pembeli yang di sebabkan presepsi kineja produk yang diterima dapat diamati dan diukur dengan lima dimensi pokok yaitu :
a. Dimensi wujud Tangible merupakan perbandingan antara harapan
dengan presepsi terhadap kualitas, fasilitas sekolah yang ada. b.
Dimensi kepercayaan Reability merupakan perbandingan antara harapan dengan presepsi sekolah yang ada di lingkungan masyarakat.
c. Dimensi keresponsipan Responsiveness merupakan perbandingan antara
harapan dengan presepsi pemberian penyelesaian keluhan orang tua siswa yang dilakukan dengan tanggap, cepat dan tepat.
d. Dimensi kepastian Assurance merupakan perbandingan antara harapan
dengan presepsi terhadap kemampuan guru dengan keahlian dan kredibilitas guru dalam memberikan tanggung jawab kepada orang tua
murid. e.
Dimensi empati emphaty merupakan perbandingan antara harapan dengan presepsi terhadap kemudahan dan kejelasan dalam memberikan
informasi sekolah. Kelima dimensi tersebut akan mempengaruhi pembeli dalam dalam
membentuk presepsi kinerja produk. Dalam hal ini presepsi tentang kinerja produk yang diberikan perusahaan kepada pembeli akan menumbuhkan suatu
tingkat kepuasan yang dirasakan oleh pembeli.
38
F. Penelitian Terdahulu .
Untuk memberikan gambaran dan kerangka pemikiran dalam penelitian maka perlu kiranya untuk membahas hasil-hasil penelitian terdahulu.
Izal Afrizal 2007 “Hubungan Pembiayaan Pendidikan Dengan Ketersediaan Sarana Prasarana Sekolah di SMU Negeri 1 Pamulang”. Hasil
penelitiannya membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara ketersediaan dana dengan ketersediaan sarana prasarana yang ada di sekolah
tersebut. Hasil penelitiannya juga membuktikan bahwa semakin baik pengelolaan
sumber input dana maka akan semakin baik sarana prasarana yang tersedia untuk siswai nya.
G. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tinjauan pustaka yang penulis lakukan, maka penulis berfikir bahwa sebuah pembiayaan dan ketersediaan sarana prasarana merupakan salah
satu hal yang penting dalam kegiatan pendidikan terhadap kepuasan siswa belajar. Bisa dikatakan tanpa pembiayaan dan ketersediana sarana prasarana, pendidikan
tidak akan mungkin berjalan sesuai rencana dan mencapai tujuan yang ditentukan. Penulis juga mempunyai anggapan bahwa kontribusi pembiayaan suatu
lembaga pendidikan dan ketersediaan sarana prasarana sekolah memiliki hubungan terhadap kepuasan siswa belajar di SMU Muhammadiah 25 Pamulang.
Anggapan ini muncul karena dengan pembiayaan yang cukup, suatu lembaga
pendidikan dapat melengkapi segala sarana prasarana yang di butuhkan untuk mencapai kepuasan siswa belajar guna memperlancar kegiatan belajar mengajar
39
yang di selenggarakan. Dengan demikian penulis dapat menggambarkan kerangka pemikiran penelitian, dimana kontribusi biaya pendidikan, sarana prasarana
pendidikan akan sangat menentukan kepuasan siswa belajar. Berdasarkan hal tersebut di asumsikan bahwa terdapat keterkaitan antara “Kontribusi Pembiayaan
Pendidikan dan Ketersediaan Sarana Prasarana Terhadap Kepuasan Siswa Belajar”
Gambar 2.5 Gambar Konsep Kerangka Pemikiran Penulisan
H. Hipotesis