Jenis-jenis Biaya Pendidikan Pembiayaan Pendidikan

21 pendukung rancangan, pembangunan, dibutuhkan pula dalam peraturan pelaksanaan pembiayaan. Menurut sumber lain yaitu dari Analisis Biaya dan Penyusunan Anggaran dikatakan bahwa biaya khususnya biaya pendidikan adalah keseluruhan biaya baik yang bersifat moneter maupun yang non moneter sebagai ungkapan tujuan dan tanggung jawab terhadap pendidikan.Balai Pustaka,1991 : 140. Konsep biaya ini perlu mendapat perhatian yang cukup besar bagi para perencana dan pengelola pendidikan. Hal ini bertujuan memperluas wawasan dan pengetahuan, meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab dalam pelaksanaan pendidikan dalam mengembangkan langkah-langkah pengelolaan sebagai tindak lanjut alokasi biaya. Konsep biaya tersebut dapat disajikan dalam gambar Gambar 2.3 Gambar Konsep Biaya Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

2. Jenis-jenis Biaya Pendidikan

Menurut tujuan alokasinya pembiayaan dibagi ke dalam biaya pembangunan dan biaya rutin. Biaya rutin diartikan sebagai pengeluaran barang Konsep Biaya Keseluruhan upaya pemerintah dan masyarakat Bersifat uang Harus digali, direkam dan dikonsolidasikan Ungkapan tujuan dan tanggung jawab Daya : bersifat non uang 22 dan jasa yang digunakan dan habis dipakai pada jangka waktu kurang dari setahun dan mesti diadakan atau dibeli secara reguler. Sedangkan biaya pembangunan diartikan sebagai pengeluaran biasa dalam jangka waktu pemakaiannya lebih dari setahun. Barang-barang yang dipakai itu antara lain adalah keperluan sehari-hari perkantoran seperti listrik, telepon, gas, air, minyak, pelumas, dan benda-benda pos dan lain-lain. Jasa-jasa yang termasuk biaya rutin misalnya berupa gaji, upah atau honorarium guru dan tenaga non guru atau pegawai, pemeliharaan atau perawatan barang inventaris. Biaya pengeluaraan untuk gaji guru dan pegawai sangat menentukan sekali terhadap biaya per siswa atau biaya yang harus dikeluarkan orang tua siswa. Pada dasarnya bahwa gaji guru dan pegawai merupakan faktor terbesar dalam pengeluaran rutin, karena perannya sangat menentukan keberhasilan sistem pendidikan. Guru sebagai salah satu komponen dan masukan instrumen pendidikan. Guru harus menyampaikan bahan pengajaran serta berbagai nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat. Keberadaan anggaran pembangunan secara nasional dapat mempengaruhi penyediaan anggaran pembangunan pendidikan. Karena perencanaan pendidikan harus tanggap perubahaan situasi perekonomian dunia dan dalam negeri, karena apa pun yang direncanakan untuk dilaksanakan dilingkungan pendidikan ahirnya tidak terlepas dari kemampuan pemerintah mencari dana. Semua dan yang diperoleh harus dapat dibagi-bagi atau di alokasikan secara adil dan merata, menurut kriteria yang berlaku. Beberapa kriteria yang umum digunakan oleh banyak negara adalah sebagai berikut : 23 a. Jumlah Siswa b. Jumlah Guru c. Ruang Kelas atau ruang belajar Jusuf Enoch,1999 : 4. Biaya penyelenggaraan pendidkan seluruhnya dapat di perkirakan yaitu hasil perkalian jumlah siswa dengan biaya setahun. Seandainya biaya satuan untuk penyelenggaraan SMP adalah Rp 120.000, 00 pertahun permurid, maka propinsi A dengan jumlah 10.000 orang akan mendapat alokasi sebesar 10.000 x Rp 120.000, 00 = Rp1.200.000, 00 untuk gaji dan pengeluaran non gaji, Propinsi yang memiliki jumlah siswa banyak akan mendapat alokasi terbesar. Anggaran rutin pendidikan pada umumnya negara di dunia ini sebagian besar diperuntukan bagi guru seperti telah disebutkan pula diatas, ada negara yang membedakan guru menurut tempat mengajar SD, SMP, SMU, PT, masa kerja atau baktinya, tingkat pendidikan atau sifat pekerjaannya mengawasi, mengajar, guru praktek. Perbedaan tersebut tercermin dalam biaya satuan atau dalam gaji dan tunjangan. Dalam hal ini gaji dihitung tersendiri. Demikian juga tenaga administrasi, pemeliharaan dan penyelenggaraan pendidikan atau biaya oprasional khusus untuk mengajar. Alokasi angaran dapat juga dilakukan berdasarkan ruang kelas yang ada, untuk memperkirakan kebutuhan biaya pemeliharaan dari angggaran rutin. Sekiranya ada 1.000 ruang kelas dengan biaya pemeliharaan Rp 50.000, 00 per tahun maka biaya pemeliharaan seluruhnya untuk daerah yang bersangkutan menjadi 1.000 x Rp 50.000, 00 = Rp 50.000.000, 00 24 Dari contoh diatas berarti jumlah kelas yang ada akan menentukan besarnya alokasi anggaran pemeliharaan, akan tetapi untuk sampai kepada banyaknya ruangan yang akan dibangun untuk tiap propinsi pada tahun yang akan datang seorang perencana harus menempuh perhitungan dengan mempertimbangkan berbagai faktor dalam perkembangan pendidikan propinsi. Sebagai contoh, jika propinsi A dan B sama-sama mengusulkan supaya dibangun 50 buah tambahan ruangan kelas SMP untuk tahun depan, dan ternyata jatah untuk kedua propinsi hanya 60 buah ruang kelas, maka belum tentu masing- masing mendapat alokasi anggaran yang sama. Dalam hal ini yang menjadi pertimbangan menentukan anggaran adalah pemerataan kesempatan belajar dan biaya satuan untuk bangunan dan tanah yang mungkin berbeda dengan kedua propinsi. Seandainya persentase lulus SD melanjutkan ke SMP adalah 50 di Propinsi A, sedang di Propinsi B mencapai 80 maka jelas dengan pertimbangan pemerataan kesempatan belajar, alokasi belajar akan di berikan lebih banyak A. Kriteria-kriteria diatas dapat digunakan dalam penentuan rutin yang berlaku di Indonesia, alokasi anggaran tidak mengalami kesulitan karena adanya komponen yang sudah ditentukan besar anggarannya. Komponen yang dimaksud adalah gaji guru atau pegawai yang merupakan bagian terbesar dari anggaran rutin, yaitu sekitar 80. Sisanya di alokasikan kepada belanja barang perjalanan dinas dan pemeliharaan serta bantuan atau subsidi. Untuk oprasional pendidikan seperti misalnya penyelenggaraan Evaluasi Belajar Tahap Ahir atau Ujian Nasional disediakan anggaran tersendiri. 25 Dalam perencanaan pembangunan, pengalokasian yang dilakukan dalam perencanaan rutin. Kegiatan dan sasaran yang akan dicapai setiap tahun sudah disebutkan dalam buku Repelita secara nasional.

3. Sumber-sumber biaya pendidikan

Dokumen yang terkait

Peranan Sarana dan Prasarana Pendidikan Guna Menunjang Hasil Belajar Siswa di SD Islam Al Syukro Universal

1 16 107

KONTRIBUSI KINERJA GURU, SARANA PRASARANA, DAN LAYANAN ADMINISTRASI TERHADAP KEPUASAN SISWA Kontribusi Kinerja Guru, Sarana Prasarana, Dan Layanan Administrasi Terhadap Kepuasan Siswa Di Sman 2 Sukoharjo.

0 1 15

KONTRIBUSI KINERJA GURU, SARANA PRASARANA, DAN LAYANAN ADMINISTRASI TERHADAP KEPUASAN SISWA Kontribusi Kinerja Guru, Sarana Prasarana, Dan Layanan Administrasi Terhadap Kepuasan Siswa Di Sman 2 Sukoharjo.

0 3 16

PENDAHULUAN Kontribusi Kinerja Guru, Sarana Prasarana, Dan Layanan Administrasi Terhadap Kepuasan Siswa Di Sman 2 Sukoharjo.

0 4 5

DAFTAR PUSTAKA Kontribusi Kinerja Guru, Sarana Prasarana, Dan Layanan Administrasi Terhadap Kepuasan Siswa Di Sman 2 Sukoharjo.

0 5 4

KONTRIBUSI SARANA PRASARANA PENDIDIKAN, KONDISI LINGKUNGAN, DAN KEDISIPLINAN KERJA Kontribusi Sarana Prasarana Pendidikan, Kondisi Lingkungan, Dan Kedisiplinan Kerja Terhadap Kinerja Guru SD Di UPTD Pendidikan Kecamatan Brati Tahun 2015/2016.

0 6 15

KONTRIBUSI LAYANAN ADMINISTRASI SARANA PRASARANA DAN BIMBINGAN KONSELING Kontribusi Layanan Administrasi Sarana Prasarana Dan Bimbingan Konseling Terhadap Kepuasan Siswa Di SMP Batik Surakarta.

0 2 16

KONTRIBUSI LAYANAN ADMINISTRASI SARANA PRASARANA DAN BIMBINGAN KONSELING Kontribusi Layanan Administrasi Sarana Prasarana Dan Bimbingan Konseling Terhadap Kepuasan Siswa Di SMP Batik Surakarta.

0 2 14

KONTRIBUSI PELAYANAN AKADEMIS, SARANA PRASARANA, DAN ADMINISTRASI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR Kontribusi Pelayanan Akademis, Sarana Prasarana, Dan Administrasi Terhadap Motivasi Belajar Materi Memperbaiki Sistem Rem (Studi Kasus di Sekolah Menengah Keju

0 0 17

Sarana Prasarana dan Pembiayaan Bimbinga

0 1 5