Kedudukan Internal Auditor Dalam Perusahaan
prosedur audit. Posisi yang bebas juga memungkinkan SPI untuk memasuki setiap bagian dengan atau tanpa memberitahukannya terlebih dahulu kepada pejabat
yang bersangkutan untuk memperoleh bahan atau keterangan yang diperlukan. Setiap pejabat dilingkungannya wajib memberikan bahan atau keterangan yang
diminta oleh auditor sehubungan dengan pelaksanaan tugasnya. Pendapat yang bebas mempunyai pengertian bahwa saran yang diberikan
merupakan hasil dari audit yang tidak memihak dan penuh integritas. Dalam melaporkan fakta, ia harus bebas dari sikap kesetiakawanan atau kewajiban untuk
memodifikasi kenyataan dan pengaruh yang seharusnya dilaporkan. Untuk mendukung agar hasil audit cukup objektif, Ka.SPI dibantu oleh empat Pengawas
Bidang dan Tata Usaha SPI. Dalam menjalankan tugasnya pengawas bidang dibantu oleh pemeriksa senior dan pemeriksa junior. Disamping itu Organisasi
Tim Pemeriksaan SPI dilengkapi dengan uraian tugas, serta pedoman untuk membuat laporan, yang disusun menurut jenjangnya, yaitu:
- Pengawas Audit, mempunyai tugas melakukan pengawasan atas jalannya
pemeriksaan, memberikan pengarahan terhadap Ketua Tim dan Anggota Tim, merivew KKP untuk dituangkan dalam NP, serta menyusun LHP bersama
Ketua Tim. Pengawas audit juga bertanggung jawab atas hasil pemeriksaan. -
Ketua Tim, mempunyai tugas memimpin dan mengorganisir pelaksanaan pemeriksaan, melakukan penilaian atas pelaksanaan sistem pengendalian
internal dan sistem pengendalian manajemen, menyiapkan fokus pemeriksaan dan langkah – langkah kerja serta menyiapkan konsep LHP.
- Anggota Tim, mempunyai tugas mengumpulkan bahan, data dan informasi,
melaksanakan pemeriksaan serta membuat laporan hasil kerja pemeriksaan yang disampaikan kepada Ketua Tim.
Untuk mendapatkan tenaga auditor pada perusahaan yang bersangkutan yang sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan, maka seorang internal auditor
harus memiliki persyaratan dan persyaratan itu dapat dikemukakan antara lain: 1.
Memenuhi persyaratan sesuai dengan kebutuhan perusahaan, seperti: a.
Berprestasi dan berkelakuan baik b.
Berpendidikan formal sarjana muda Program Diploma III atau Sarjana. Dalam hal ini syarat minim tidak dapat dipenuhi berhubung keadaan
formal Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA dan yang sederajat diperbolehkan, dengan catatan bahwa yang bersangkutan telah mempunyai
masa kerja sekurang – kurangnya 5 tahun. c.
Lulus pendidikan dalam bidang audit sesuai dengan jenjang jabatan auditor yang akan ditempati.
d. Lulus psikotes sebagai auditor.
2. Syarat – syarat lainnya yang mendukung dapat ditambahkan sebagai berikut: a. Ahli
Auditor harus mempunyai keahlian mengenai audit dan menguasai masalah – masalah audit. Ia harus mendalami mengenai teknik audit.
Prosedur audit serta segala hal yang berkaitan dengan cara audit dilakukan. Dengan demikian pendidikan atau latihan dalam bidang audit maupun
pengalaman harus didalaminya secara mencukupi. Misalnya: Pendidikan
Pengawasan Keuangan Negara, Latihan Management Audit dan Latihan Dasar – dasar Audit.
b. Integritas
Pengetahuan integritas disini adalah kepribadian yang dilandasi unsur jujur, berani, bijaksana dan bertanggung jawab sehingga menimbulkan
rasa hormat bagi orang lain. Auditor harus mempunyai integritas yang tinggi.
c. Objektif dan berpandangan luas
Seorang auditor harus mempunyai sikap objektif, artinya didalam melaksanakan tugasnya ia tidak boleh berpihak kepada siapapun yang
mempunyai kepentingan atas hasil pekerjaannya serta berpandangan luas terhadap masalah audit yang akan dilakukan.
d. Kualitas kepribadian
Para auditor harus mempunyai kualitas kepribadian tertentu, seperti rasa ingin tahu yang tinggi mengenai setiap permasalahan yang dihadapi, gigih
didalam usaha memecahkan masalah dan tegar dalam menghadapi setiap cobaaan yang dihadapi.
Independensi Internal Auditor Pemikiran yang hati – hati dan sistematis dalam persoalan kebebasan atau
independensi akan menghasilkan kesimpulan bahwa independensi internal auditor tidak berkaitan dalam hubungannya dengan pihak manajemen dan dewan
direksi, namun berkaitan dengan aktivitas yang diperiksanya. Manajemen, dalam arti luas termasuk dewan direksi adalah sumber dan bukan merupakan objek
independensi internal auditor. Independensi adalah kewenangan yang diberikan
oleh manajemen kepada internal auditor agar dapat melaksanakan tugasnya secara efektif.
Independensi pemeriksaan adalah suatu status khusus yang terdapat dalam perusahaan PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan dan internal auditor
mendapat status tersebut dari pihak manajemen. Tanpa pihak manajemen ia hanya akan memiliki sedikit independensi, atau bahkan tidak sama sekali. Namun, ini
tidak berarti bahwa pihak manajemen dapat melakukan tindakan sewenang – wenang dan tidak terduga terhadap internal auditor.
Independensi dalam audit berarti cara pandang yang tidak memihak didalam pelaksanaan pengujian, evaluasi hasil pemeriksaan dan penyusunan
laporan audit. Independensi merupakan salah satu ciri internal auditor yang paling penting. Perusahaan PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan memberi
kepercayaan kepada internal auditor untuk memeriksa seluruh aktivitas perusahaan dan menyusun laporan pemeriksaan dengan tujuan untuk mengetahui
kinerja perusahaan baik mengenai keuangan maupun operasional perusahaan. IIA mengeluarkan pernyataan tentang tanggung jawab internal auditor
mengenai pengertian independensi adalah sebagai berikut:
“Internal auditor harus terbebas atau terpisah dari berbagai aktivitas yang mereka periksa. Internal auditor memiliki independensi apabila
mereka dapat melaksanakan pekerjaannya secara bebas dan objektif. Independensi memungkinkan internal auditor untuk memberikan
berbagai penilaian yang tidak memihak dan tanpa prasangka, yang sangat penting bagi pelaksanaan pemeriksaan sebagaimana mestinya.
Hal tersebut dapat dicapai melalui status organisasional dan keobjektivitasan.”
Dalam konteks internal auditor, yang dimaksud dengan independensi pemeriksaan pada dasarnya merupakan suatu konsep organisasional. Independensi
pemeriksaan memiliki dua aspek, yaitu pemisahan organisasional dari aktivitas yang diperiksa dan status yang memadai dalam organisasi secara keseluruhan.
Tujuan pemisahan organisasional pada perusahaan adalah melindungi internal auditor dari rasa keberpihakan, ketakutan, loyalitas, serta berbagai ambisi
yang dapat berpengaruh terhadap aktivitas yang diperiksa. Apabila terpengaruh oleh hal – hal tersebut, internal auditor akan kehilangan kemampuan untuk
menilai aktivitas yang diperiksanya secara objektif. Tujuan lain pemberian status organisasional yang terpisah adalah memberikan kekuatan dan modal bagi internal
auditor sehingga ia dapat menjalankan pekerjaannya secara efektif. Internal auditor bekerja di suatu perusahaan untuk melakukan
pemeriksaan bagi kepentingan manajemen perusahaan, seperti halnya auditor pemerintah bagi pemerintah. Bagian pemeriksaan dari suatu perusahaan bisa
beranggotakan puluhan orang hingga ratusan orang yang biasanya bertanggung jawab langsung kepada presiden direktur, direktur eksekutif, atau kepada komite
audit dari dewan atau komisaris.