Tanggo.” Pelaporan Pengertian Dan Fungsi Internal Auditor

13 operasi. Laporan hasil audit tersebut dimaksudkan untuk mengkomunikasikan hasil audit yang berupa temuan – temuan dan petunjuk – petunjuk yang dianggap perlu bagi pimpinan. Dengan penyampaian laporan kepada pimpinan, maka pimpinan akan dapat mengetahui dengan jelas sampai seberapa jauh prosedur – prosedur, peraturan – peraturan dan kebijaksanaan yang dapat dilaksanakan dan diterapkan dengan baik, berarti bahwa laporan hasil audit, menunjukkan apa yang telah dicapai, mengemukakan hal apa yang perlu diambil oleh pimpinan untuk mengetahui dan menjelaskan tindakan – tindakan yang perlu diambil oleh pimpinan. Internal auditor merupakan mata dan telinga, dalam arti alat pembantu yang dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi pimpinan. Oleh karena itu internal auditor dalam laporannya hendaknya menyajikan informasi yang cukup penting dan menghindarkan informasi yang sulit dimengerti. Selain dari informasi yang berupa data, dalam laporan harus mencakup analisis dan kesimpulan – kesimpulan serta rekomendasi mengenai temuan, sehingga pimpinan memperoleh pengertian yang cukup mengenai persoalan yang dilaporkan. Data yang dilaporkan harus didukung oleh bukti – bukti yang objektif dan tidak memihak, agar laporan itu dapat dipercaya. Dengan demikian pimpinan dapat mengambil tindakan perbaikan maupun koreksi yang lebih tepat dan objektif pula. Membuat suatu laporan yang baik dan menarik hati pimpinan adalah tidak mudah. Internal auditor haruslah memikirkan dan menjangkau pemikiran pimpinan, agar dapat mengarahkan pimpinan untuk mengambil suatu tindakan. Untuk menyusun suatu laporan, internal auditor tidak terikat pada suatu peraturan tertentu yang menjadi patokan yang harus dipenuhi. 14 Walaupun demikian internal auditor dalam menyusun laporan hendaknya memuat informasi yang sesuai dengan kebutuhan pimpinan perusahaan. Manfaat laporan harus lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan untuk menyusun laporan tersebut. Audit yang dilakukan secara cermat dan teliti serta konstruktif akan sangat bermanfaat apabila penyusunan laporan dilakukan dengan baik. Laporan harus singkat, artinya bahwa laporan itu bukan mengabaikan perincian – perincian dan bagian – yang relevan. Tetapi mengabaikan bagian yang dianggap tidak perlu. Apabila laporan tersebut disusun panjang lebar dapat mengakibatkan gagasan yang disampaikan menjadi kabur. Laporan haruslah jelas, artinya laporan itu dapat mencerminkan pokok – pokok pemikiran yang sistematis sehingga mudah dipahami para pemakai laporan. Kejelasan suatu laporan termasuk pengungkapannya, pengaturannya dan penyusunan mengenai urutan – urutan temuan yang memerlukan tanggapan yang lebih dini dari pimpinan untuk koreksi yang perlu. Laporan disebut tepat waktu apabila data yang disajikan tersebut secepat mungkin dapat dipergunakan dalam rangka pengambilan tindakan oleh pimpinan, sehingga memungkinkan tidak tertundanya pengambilan keputusan. Laporan yang tidak disampaikan tepat pada waktunya mengakibatkan laporan tidak bermanfaat, bagaimanapun baiknya laporan tersebut.

B. Kedudukan Internal Auditor

Sejalan dengan perkembangan fungsi akuntansi dalam perusahaan dimana terlihat peranan akuntansi yang semakin penting terutama dalam pengawasan, maka wajarlah apabila kedudukan internal auditor setingkat dengan pejabat lainnya, yaitu berada langsung dibawah pimpinan perusahaan. Pada beberapa perusahaan kedudukan internal auditor tidak diperlihatkan secara nyata 15 didalam struktur organisasi perusahaan, artinya tidak ada suatu departemen khusus yang jelas diidentifikasikan sebagai internal auditor. Fungsi internal auditor biasanya dirangkap oleh bagian – bagian yang lain, misalnya: menjadi bagian controller. Tetapi dengan semakin berkembangnya suatu perusahaan, maka diperlukan suatu bagian tersendiri untuk jabatan internal auditor. Dengan diberikannya bagian tersendiri serta kedudukan yang tinggi bagi internal auditor, maka hal ini akan membantunya dalam melaksanakan tugasnya. Ia dapat memandang persoalan yang terjadi dengan ruang lingkup yang luas, sehingga lebih mudah baginya untuk mencari jalan keluar yang dapat diterima oleh berbagai pihak. Internal auditor sering disebut auditor fungsional, dan merupakan salah satu staf di dalam perusahaan. Menurut Agoes Sukrisno, 2004 : 243, secara garis besarnya kepada siapa ia bertanggung jawab dan memberikan laporan audit dapat dibagi menjadi tiga, yaitu : a. “Langsung bertanggung jawab kepada dewan komisaris. Hal ini banyak dilakukan dalam perusahaan bank dan asuransi. Internal auditor merupakan penjaga bagi dewan komisaris. Secara teoritis maka seluruh organisasi termasuk direktur utama dapat diteliti oleh internal auditor. Namun seperti dikatakan diatas, cara ini hanya terbatas pada perusahaan bank dan asuransi. b. Bertanggung jawab kepada dewan direksi direktur utama. Cara ini agak jarang dipakai mengingat bahwa direktur utama dengan tugas – tugasnya yang berat, biasanya tidak mempunyai waktu untuk mempelajari laporan internal auditor dan melakukan tindakan koreksi berdasarkan laporan tersebut.

c. Yang paling sering dilaksanakan adalah bahwa internal auditor

bertanggung jawab kepada direktur keuangan. Fungsionaris tersebut mungkin berfungsi sebagai direktur keuangan, bendahara, ataupun controller. Yang penting adalah bertanggung jawab atas koordinasi dari persoalan keuangan dan akuntansi”. Dari kutipan diatas dapat dijabarkan mengenai kedudukan internal auditor tersebut, sebagai berikut :