Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi

terhadap proyek tersebut; ketiga, bahwa merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat mereka sendiri. Sentosa dalam Atmanto 1995, mengemukakan beberapa unsur penting dari partisipasi sebagai berikut: 1. Komunitas yang menumbuhkan pengertian yang efektif. 2. Perubahan sikap, pendapat dan tingkah laku yang diakibatkan oleh pengertian yang menumbuhkan kesadaran. 3. Kesadaran yang didasarkan atas perhitungan dan pertimbangan. 4. Enthousiasme atau spontanitas, yaitu kesediaan melakukan sesuatu yang tumbuh dari dalam lubuk hati sendiri tanpa dipaksa orang lain, dan 5. Adanya rasa tanggung jawab terhadap kepentingan bersama.

IV.3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan dipengaruhi oleh beberapa factor yang akan mempengaruhi besar kecilnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan tersebut. Sastropoetro 1988, mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat, diantaranya: 1. Pendidikan, kemampuan membaca dan menulis, kemiskinan, kedudukan social dan percaya terhadap diri sendiri. 2. Faktor lain adalah penginterpretasian yang dangkal terhadap agama. 3. Kecenderungan untuk menyalah artikan motivasi, tujuan dan kepentingan organisasi penduduk yang biasanya mengarah pada timbulnya persepsi yang salah Universitas Sumatera Utara terhadap keinginan dan motivasi serta organisasi penduduk seperti halnya di beberapa negara. 4. Tersedianya kesempatan kerja yang lebih baik di luar pedesaan 5. Tidak terdapatnya kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai program pembangunan. Selain itu Tjokroamidjojo 1996, mengungkapkan faktor-faktor yang perlu mendapatkan perhatian dalam partisipasi masyarakat adalah: 1. Faktor kepemimpinan, dalam menggerakkan partisipasi sangat diperlukan adanya pimpinan dan kualitas. 2. Faktor komunikasi, gagasan-gagasan, ide, kebijaksanaan dan rencana- rencana baru akan mendapat dukungan bila diketahui dan dimengerti oleh masyarakat. 3. Faktor pendidikan, dengan tingkat pendidikan yang memadai, individumasyarakat akan dapat memberikan partisipasi yang diharapkan. Hubeis et al, 1990, mengatakan bahwa bentuk peran serta masyarakat akan sangat dipengaruhi oleh latar belakang masyarakat, mencakup karakteristik sosial ekonomi, dan lingkungan budaya di mana masyarakat bertempat tinggal. Semua ini erat pula kaitannya dengan tipe dan jenis proyek pembangunan yang akan diintroduksikan kepada masyarakat. Sedangkan Oakley et al 1991 dalam Mery Ganti menyatakan bahwa konsep partisipasi dapat dipecah dalam tiga interpretasi yaitu: 1. Partisipasi sebagai sumbangan Contribution Universitas Sumatera Utara 2. Partisipasi sebagai pengorganisasian Organization 3. Partisipasi sebagai pendelegasian wewenang. Dalam artian yang pertama, partisipasi selalu dilihat sebagai kesukarelaan masyrakatnya tau bentuk lain dari sumbangsih untuk menetapkan program- program dalam proyek pembangunan. Dalam hai ini sumbangan yang dimaksud adalah dalam hal seperti ikut melestarikan Sungai Alas, mungkin dari hal yang paling kecil saja seperti tidak membuang sampah ke sungai. Selain itu ada juga sumbangan dalam bentuk partisipasi membagi pengetahuan lokal, penyampaian usul atau pendapat dalam pengambilan keputusan atau juga sumbangan dalam bentuk tenaga atau materi dalam pelaksanaan kegiatan pelestarian sungai. Dalam interpretasi yang kedua, organisasi atau perkumpulan dianggap sebagai suatu instrument yang fundamental terhadap partisipasi.Dengan adanya penorganisasian ini dapat disusun sarana dan cara memperkenalkan partisipasi pada masyarakat. Contoh organisasi rakyat yang mendorong partisipasi salah satunya adalah komite pengaturan irigasi seperti subak di Bali. Dalam hal ini pengelolaan dan pelestarian Sungai Alas disebut juga sebagai organisasi atau lembaga yang mendorong partisipasi masyarakatnya. Interpretasi yang ketiga tentang pemberian atau pendelegasian wewenang ini erat kaitannya dengan interpretasi kedua, yaitu pengorganisasian. Dalam interpretasi ketiga ini dikembangkan keahlian dan kemampuan yang memungkinkan warga untuk mengatur lebih baik, memutuskan sesuatu dan Universitas Sumatera Utara mengambil tindakan yang mereka yakini penting untuk pembangunan yang mereka laksanakan.

IV.4. Muatan Kearifan Lokal Dalam Pemanfaatan Sungai Alas