Kondisi Infrastruktur pendukung pariwisata Sungai Alas, termasuk sarana jalan raya yang belum sanggup menunjukkan taringnya ini memperlihatkan
lemahnya manajemen pemerintahan daerah sehingga akses ekonomi yang seharusnya bisa dimanfaatkan masyrakat menjadi terhambat. Untuk mengatasi
kondisi tersebut, pemerintah daerah berupaya membuat kebijakan strategis tentang penyediaan infrastruktur yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi
masyarakat secara partisifasif dengan melibatkan banyak stakeholdesr terkait. Masyarakat selaku pengguna dan pihak swasta selaku mitra diharapkan dapat
memberikan kontribusi berarti dalam menyokong upaya pemerintah daerah ini.
IV.2.2. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Bapedalda
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Bapedalda Aceh Tenggara telah mengembangkan berbagai kebijaksanaan terkait Sungai Alas yang
meliputi pembinaan keserasian antara kependudukan dan lingkungan hidup, penge- lolaan sumber alam dan lingkungan hidup, pengendalian pencemaran dan dampak
negatif pembangunan pada lingkungan hidup, dan pengembangan sistem tata laksana
pembangunan yang berkelanjutan. Kebijaksanaan tersebut kemudian dituangkan
dalam program inventarisasi serta evaluasi sumber alam dan lingkungan hidup, penyelamatan hutan, tanah dan air, pengelolaan sumber alam dan lingkungan hidup,
pengembangan meteorologi dan geofisika, pembinaan daerah aliran sungai, pengendalian pencemaran lingkungan hidup, serta rehabilitasi hutan dan tanah kritis.
Universitas Sumatera Utara
IV.2.3. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Aceh Tenggara
Apabila ditanya tentang peran pemerintah dalam pemanfaatan dan pelestarian Sungai Alas, jawabannya Dinas Pariwisata Aceh Tenggara lah yang paling besar
memiliki andil dalam hal pemanfaatan untuk pariwisata. Apalagi mengingat potensi alam yang sangat menjanjikan untuk dikelola sebagai objek pariwisata di
daerah ini sangat besar.seperti Sungai Alas. Ya.. seharusnya memamg demikian. Tapi dari Dinas Pariwisata sendiri mengakui bahwa pemanfaatan terkait potensi
sumber daya alam yang dapat dijadikan dan dikelola saat ini yang baru berhasil adalah Arung Jeram di Sungai Alas. Sungai Alas memiliki arus air yang cukup
kuat, debit air yang cukup kencang sehingga sangat strategis untuk kegiatan wisata ataupun olahraga Arung Jeram. Arus air Sungai Alas sudah termasyur
dalam olah raga arung jeram karena memiliki arus sungai Grade 4 atau tingkatan yang cukup deras beriak. Banyak turis asing maupun penikmat arung jeram dalam
negeri yang datang ke Ketambe ini untuk menantang kuatnya arus Sungai Alas. Selain arus sungai yang sangat deras untuk arung jeram, Sungai Alas juga
memiliki pemandian alam dengan kesejukan air pegunungan. Pemandian alam ini juga tentunya bisa dikelola oleh pemerintah di bawah dinas pariwisata, tapi pada
kenyataannya hanya Arung Jeram sajalah yang saat ini mampu dikelola dinas pariwisata Aceh Tenggara. Padahal pengembangan pariwisata di Aceh Tenggara
diarahkan pada pemanfaatan sektor pariwisata untuk meningkatkan PAD dengan penekanan pada pariwisata alam natural tourism. Sasaran dari pembangunan
pariwisata adalah meningkatkan arus kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik dari tahun ke tahun.
Universitas Sumatera Utara
Apabila pariwisata di Sungai Alas yang tidak hanya bertumpu atau dikelola hanya dari bagian Arung Jeram saja, tapi juga bisa mengelola dan memanfaatkan
sumber-sumber pariwisata lain di Sungai Alas bukan tidak mungkin akan menyerap tenaga kerja dan nantinya sedikit banyak akan mensejahterakan
masyarakat sekitar, walau memang beberapa tahun terakhir kepariwisataan di Aceh Tenggara tidak dapat berjalan dengan baik karena adanya masalah
keamanan. Namun, seiring dengan disepakatinya Memorandum of Understanding MoU antara Pemerintah Republik Indonesia dengan GAM Gerakan Aceh
Merdeka, pariwisata di Aceh Tenggara diharapkan dapat bergairah lagi. Pemerintah daerah telah mengalokasikan anggaran yang signifikan untuk
mendukung promosi dan perbaikan sarana dan prasaran pariwisata di Aceh Tenggara.
IV.2.4. Dinas Pengairan Kabupaten Aceh Tenggara