Partisipasi Peran Masyarakat Ketambe Dalam Pemanfaatan dan Pelestarian Sungai Alas

Dinas Kehutanan saja. Semua terkait satu sama lain, ada proses yang tidak bisa dipisahkan dari rangkaian aktivitas ini, termasuk juga masyrakatnya.

IV.3.1 Partisipasi

Partisipasi masyarakat secara umum merupakan suatu proses yang melibatkan masyarakat. Canter dalam Arimbi 1993, mendefinisikan peran serta masyarakat sebagai suatu cara melakukan interaksi antara dua kelompok atau sebagai proses dimana masalah-masalah dan kebutuhan lingkungan sedang dianalisa oleh badan yang bertanggung jawab. Secara sederhana didefinisikannya sebagai feed forward information komunikasi dari Pemerintah kepada masyarakat tentang suatu kebijakan dan feed back information komunikasi dari masyarakat ke Pemerintah atas kebijakan. Menurut Arimbi 1993, partisipasi masyarakat merupakan instrumen untukmencapai tujuan tertentu a means to an end, di mana tujuan dimaksudkan adalah dikaitkan dengan keputusan atau tindakan yang lebih baik yang menentukan kesejahteraan manusia. Keterlibatan secara aktif dari masyarakat atau sering disebut partisipasi adalah sangat menentukan dalam rangka keberhasilan mencapai tujuan pembangunan termasuk menjaga sungai dan lingkungannya. Hal ini senada dengan Tjokroamidjojo 1996, bahwa berhasilnya pencapaian tujuan-tujuan pembangunan memerlukan keterlibatan aktif dari masyarakat pada umumnya. Tidak saja dari pengambilan kebijakan tertinggi, para perencana, pegawai pelaksana operasional, tetapi juga Universitas Sumatera Utara mulai dari pedagang kecil, pengusaha, dan lain-lain, keterlibatan aktif ini disebut partisipasi. Menurut Soetrisno 1995, partisipasi rakyat dalam pembangunan bukanlah mobilisasi rakyat dalam pembangunan. Partisipasi rakyat dalam pembangunan adalah kerja sama antara rakyat dan pemerintah dalam merencanakan, melaksanakan dan membiayai pembangunan. Cohen dan Uphoff dalam Sagrim 1997, menyatakan bahwa ada 9 sembilan tipe partisipasi yang dapat terjadi dalam pembangunan di daerah. Kesembilan tipe partisipasi itu adalah sebagai berikut: 1. Partisipasi tipe sukarela dengan inisiatif dari bawah. 2. Partisipasi dengan imbalan yang inisiatifnya datang dari bawah. 3. Partisipasi desakan atau paksaan enforced dengan inisiatif dari bawah. 4. Partisipasi sukarela volutered dengan inisiatif dari atas. 5. Partisipasi imbalan rewaded dengan inisiatif dari atas. 6. Partisipasi paksaan dengan inisiatif dari atas. 7. Partisipasi sukarela dengan inisiatif bersama through shared initiative. 8. Partisipasi imbalan dengan inisiatif bersama, dan 9. Partisipasi paksaan dengan inisiatif bersama dari atas dan dari bawah. Peran masyarakat dalam pengendalian dampak lingkungan berarti adanya tindakan nyata yang dilakukan masyarakat dalam berbagai upaya pengendalian dampak lingkungan. Peran masyarakat dalam pengendalian dampak lingkungan Universitas Sumatera Utara sebagaimana disebutkan dalam Pasal 6 ayat 1 UU No. 231997 berbunyi: .setiap orang mempunyai hak dan kewajiban untuk berperan serta dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup.. Kemudian dipertegas dalam penjelasan bahwa hak dan kewajiban setiap orang sebagai anggota masyarakat untuk berperan serta dalam kegiatan pengelolaan lingkungan hidup mencakup baik tahap perencanaan maupun tahap-tahap pelaksanaan dan penilaian. Selanjutnya Pasal 7 ayat 2 menyebutkan bahwa peran serta masyarakat dilakukan melalui beberapa cara, yakni: a. Meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat dan kemitraan. b. Menumbuhkembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarakat. c. Menumbuhkan ketanggapsegeraan masyarakat untuk melakukan pengawasan sosial. d. Memberikan saran dan pendapat, dan e. Menyampaikan informasi danatau menyampaikan laporan. Tjokroamidjojo 1996, mengemukakan 3 tiga bentuk partisipasi masyarakat, yaitu: 1. Partisipasi dalam perencanaan, 2. Partisipasi dalam pelaksanaan pembangunan, dan 3. Partisipasi dalam pemanfaatan hasil. Universitas Sumatera Utara

IV.3.2 Pentingnya Partisipasi