Diantaranya adalah wawancara mendalam Depth Interview dan wawancara sambil lalu. Wawancara mendalam yang ditujukan pada informan kunci dan
menggunakan Interview Guide, sedangkan wawancara sambil lalu tanpa pedoman wawancara.
Wawancara mendalam diarahkan pada informan kunci yang dianggap berkapasitas untuk memberikan informasi mengenai penelitian ini, diantaranya
adalah pihak-pihak yang berkompeten untuk menjawab. Sedangkan yang menjadi informan biasa bisa saja berubah menjadi informan kunci adalah masyarakat
yang berada di daerah aliran Sungai Alas, daerah Ketambe.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bersifat tidak langsung, akan tetapi memiliki ketekaitan fungsi dan kegunaan dengan salah satu aspek pendukung bagi
keabsahan suatu penelitian. Data sekunder berupa sumber-sumber atau referensi tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian. Data sekunder dalam
penelitian ini adalah: Studi kepustakaan, sebagai teknik pengumpulan data selanjutnya untuk
mendukung pencarian data dan informasi lebih banyak dari berbagai buku.
1.7.2 Teknik Analisis Data
Universitas Sumatera Utara
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif yang menganalisis pola pemanfaatan Sungai Alas. Analisis data
dilakukan dengan mengumpulkan data hasil observasi dan wawancara. Setelah semua data terkumpul selanjutnya akan diproses untuk menemukan titik
kesimpulan yang dapat menjelaskan laporan atau hasil penelitian yang disusun secara sistematis
Universitas Sumatera Utara
Lebih jelas Metode penelitian dapat dilihat pada Tabel I.1 berikut ini:
No Rumusan Masalah
Jenis data Sumber Data
Metode Pengumpulan Data
Metode Analisis Data
1 Bagaimana pola
pemanfaatan Sungai Alas oleh masyarakat
setempat ditinjau dari kearifan lokal terhadap
Sungai Alas Data Primier
Masyarakat Observasi dan
wawancara pada masyarakat.
Deskriptif
2 Bagaimana kebijakan
pemerintah setempat dalam mengelola atau
memanfaatkan Sungai Alas.
Data Primier dan Data Sekunder
Pemerintah Daerah Wawancara dan
pengumpulan surat keputusan Pemda
setempat. Deskriptif
Universitas Sumatera Utara
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
II. 1 Sejarah Kabupaten Aceh Tenggara
Kabupaten Aceh Tenggara adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia. Aceh Tenggara atau biasa
disingkat dengan nama AGARA dahulunya adalah bagian dari kabupaten Aceh Tengah, yang dimekarkan menjadi sebuah Kabupaten. Pembentukan Kabupaten
ini ditetapkan dengan Undang-Undang No.41974 tentang pembentukan Kabupaten Aceh Tenggara.
Sejarah perjuangan rakyat Indonesia, khususnya masyarakat Aceh membebaskan diri dari penjajahan tidak bisa dilepaskan dari perang yang terjadi
di Lembah Alas dan dataran tinggi Gayo Lues, dua wilayah tersebut yang menjadi cikal bakal lahirnya Kabupaten Aceh Tenggara. Adanya beberapa kali perang
besar yang terjadi di Tanah Alas dan Gayo Lues, seperti perang Likat dan perang Kuta Rih, membuat susunan pemerintahan di seluruh Aceh mulai dibenahi pada
awal tahun 1946 dengan mengelompokkan daerah-daerah yang berada “di tengah” Aceh, seperti: Takengon, Gayo Lues, dan Tanah Alas ke dalam satu keluhakan
yang disebut Keluhakan Aceh Tengah. Ibukota keluhakan direncanakan digilir setiap enam bulan antara Takengon, Blangkejeren, dan Kutacane.
Jarak yang sangat jauh dan waktu tempuh yang sangat lama antara Kutacane ke Takengon sekitar 250 km ditempuh dalam waktu 5-8 hari dengan
jalan kaki atau kalau menggunakan kenderaan harus melalui Medan, Aceh
Universitas Sumatera Utara