Pola Aktifitas Masyarakat di Bidang Kesehatan dan Lingkungan

2 3 Bintang Bener - - - 1 2 4 Suka Rimbun - - - 1 2 5 Simpur Jaya - - - 1 Sub Jumlah 4 25 Keterangan: 1 = Ya, - = Tidak Sumber: Koordinator Statistik Kecamatan Ketambe. Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Pasar Umum atau Hari Pekan berlangsung pada empat Desa, yaitu Desa Jongar, Desa Lawe Penanggalan, Desa Jambur Lak-Lak dan Desa Lawe Aunan. Dengan waktu yang bergantian, untuk Desa Jongar sendiri Hari Pekan jatuh pada hari Senin, untuk Desa Lawe Penaggalan Hari Pekan berlangsung pada hari Selasa, Desa Jambur Lak-Lak pada hari Rabu dan Desa Lawe Aunan Hari Pekan jatuh pada hari Jumat.

II.4.3 Pola Aktifitas Masyarakat di Bidang Kesehatan dan Lingkungan

Masyarakat Ketambe pada umumnya sudah memiliki pola aktifitas di bidang kesehatan dan lingkungan, disadari atau tidak bahwa PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat sudah memiliki peran penting dalam keberlangsungan kesehatan yang tengah dilakoni oleh masyarakat Ketambe. Dari bidang kesehatan dapat dilihat bagaimana cara mereka hidup dengan menjaga lingkungannya, hal ini terlihat dengan sangat jelas di masyarakat Ketambe dimana masyarakat Ketambe langsung besentuhan dengan Sungai Alas karena jarak yang cukup dekat. Masyarakat ketambe tidak bisa di pisahkan dari Sungai Alas, karena kebutuhan masyarakat yang masih banyak bergantung dari Sungai Alas ini, sepeti untuk hal-hal Mandi, Cuci, dan BAB buang air besar. Dari pengamatan peneliti dilingkungan masyarakat Ketambe ada beberapa masyarakat yang Universitas Sumatera Utara mempergunakan Sungai Alas untuk kebutuhan yang sudah diuraikan diatas. Hal ini sebenarnya lebih didasarkan pada kalangan dengan kelas ekonomi tesendiri. Misal untuk masyarakat yang sudah cukup berada pada garis ekonomi menengah keatas tentunya sudah memiliki kamar mandi di rumahnya, sehingga tidak perlu lagi untuk melakukan mandi, cuci dan BAB di Sungai Alas. Lain halnya dengan masyrakat yang berada pada garis ekonomi menengah kebawah. Mereka masih memanfaatkan Sungai Alas untuk kebutuhan mandi, cuci, dan buang air besar di Sungai Alas. Berbagai alasan digunakan oleh masyarakat untuk buang air besar sembarangan, antara lain anggapan bahwa membangun jamban itu mahal, lebih enak BAB di sungai, tinja dapat untuk pakan ikan, dan lain-lain yang akhirnya dibungkus sebagai alasan karena kebiasaan sejak dulu, sejak anak-anak, sejak nenek moyang, dan sampai saat ini tidak mengalami gangguan kesehatan. Selain pemanfaatan yang dilakukan oleh masyarakat dengan mandi, cuci, dan BAB di sungai. Masyarakat juga memanfaatkannya untuk tempat pembuangan sampah rumah tangga, walau hal ini tidak banyak dilakukan oleh masyarakat. Biasanya mereka yang membuang sampah ke sungai lebih didasarkan pada tidak adanya tempat pembuangan sampah atau memilih cara membakar sampah di depan rumah untuk menghilangkan sampah tersebut. Sedangkan untuk Keberadaan puskesmas, posyandu dan sarana kesehatan lainnya di Kecamatan Ketambe, cukup memadai. Tapi Pos KB yang cukup banyak, ada di setiap desa. Sedangkan Puskesmas hanya ada satu di kecamatan ini, yaitu di desa Jambur Lak-Lak. Masyarakat Ketambe juga lebih memilih pengobatan moderen dibandingkan pengobatan tradisional. Alasannya bahwa Universitas Sumatera Utara mereka lebih yakin dengan obat –obatan daripada ramun tradisional, tapi jika mengingat Puskesmas yang hanya ada satu di Kecamatan ini, masyarakat lebih memilih untuk datang ke Rumah Sakit Umum di Ibu Kota Kabupaten. Akan tetapi yang menjadi unik di sini adalah ibu-ibu yang sedang mengadunghamil akan memeriksakan kandungannya ke puskesmas atau ke posyandu terdekat. Tetapi pada saat akan melakuakan persalinan, ibu-ibu tersebut masih mau dan menggunakan jasa bidan kampung dukun bayi daripada bidan desa. Lalu setelah bayi lahir, maka ibu-ibu tersebut akan membawa bayinya ke posyandu dan mengecek kesehatan si bayi serta memberikan imunisasinya.

II. 5. Kegiatan Wisata Oleh Pemerintah dan Masyarakat.

Salah satu potensi alam yang ada di Kecamatan Ketambe ini adalah aliran Sungai Alas yang merupakan kawasan objek wisata. Panorama alam yang indah dan hawa sejuk dapat ditemui di sini. Namun objek wisata ini sekarang nyaris sepi dari pengunjung lokal, bahkan turis asing juga sudah sangat jarang kelihatan mendatangi lokasi tersebut. Padahal Ketambe dulunya sangat temasyur dari segi pariwisata. Hal ini dipicu salah satu penyebabnya adalah dengan kondisi keamanan Aceh yang tidak menentu dahulu. Tapi saat ini sudah tidak lagi, Aceh sudah cukup aman untuk dikunjungi. Masyarakat juga memanfaatkan Sungai Alas untuk objek wisata dengan cara, salah satunya adalah membagun pondok wisata untuk sekedar merasakan segarnya alam ketambe ataupun piknik di pinggir Sungai Alas. Bagi yang ingin bermalam di ketambe ini juga disediakan Universitas Sumatera Utara penginapan-penginapan, berupa villa dan bungalow yang nyaman untuk siapa saja yang ingin menginap di tempat tersebut, dengan biaya yang terjangkau. Sarana pendukung daerah ini juga sebagai daerah wisata semakin merangkak naik, diantaranya adalah keunikan seni budaya yang terdiri dari berbagai etnis. Bahkan sering ditampilkan pada sejumlah even resmi di jajaran Pemerintahan dan dalam berbagai kunjungan pejabat dari luar daerah. Penyambutan tamu di Bandara Alas Leuser Agara misalnya. Hampir semua tamu yang datang kini disuguhi kesenian daerah setelah turun dari tangga pesawat. Universitas Sumatera Utara

BAB III PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP SUNGAI ALAS

SEBAGAI SUMBER DAYA ALAM MILIK BERSAMA Masyarakat pada umumnya memiliki persepsi yang beragam terhadap artian sungai, dimana sungai merupakan salah satu dari sumber daya milik bersama Common Proerty Resources. Siapa saja yang mengenal sungai akan memiliki persepsi dengan pandangannya sendiri. Secara sederhana apa yang menjadi persepsi tersebut berasal dari konsep pelakunya manusianya. Dalam karya ilmiah ini penulis membagi persepsi sungai yang dikelompokkan dalam dua sudut pandang yang berbeda, yaitu: pertama adalah persepsi sungai menurut pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara dan yang kedua adalah persepsi sungai menurut masyarakat di lokasi penelitian pada Kecamatan Ketambe yang mewakili masyarakat yang berdekatan langsung dengan Sungai Alas, dimana lokasi ini kita dapat melihat langsung kehidupan sosial budaya masyarakat di sekitar Sungai Alas. Universitas Sumatera Utara