divisi,  sampai  satuan  kerja  terkecil  dan  telah  berfungsi  sebagaimana  yang diinginkan.
c.  Kerangka kerja kontrol internal control framework dan tata kelola yang baik governance  yang  ada telah tersedia secara cukup dan  berfungsi  secara  baik
guna mengendalikan risiko-risiko yang ada. d.  Manajemen mampu mengidentifikasi dan menilai risiko yang ada secara baik,
serta telah memberikan tanggapan terhadap risiko-risiko tersebut secara cukup dan efektif, guna menurunkan dampak serta kemungkinan terjadinya risiko ke
tingkat yang dapat diterima oleh dewan komisaris dan direksi.
3. Perbandingan Audit Berbasis Risiko dengan Audit Konvensional
Pendekatan audit berbasis risiko bukan berarti menggantikan pendekatan audit konvensional  yang  selama  ini  dilakukan  audit  internal  melainkan  suatu  metodologi
audit  yang  dapat  dijalankan  melalui  pendekatan  dan  pemahaman  atas  risiko  yang
harus diantisipasi, dihadapi, atau dialihkan oleh manajemen guna mencapai tujuan.
Berikut  disajikan  perbandingan  pendekatan  audit  secara  konvensional  dan pendekatan audit berpeduli risiko secara umum menurut Pusdiklatwas BPKP 2007 :
No Audit Konvensional
Audit Berbasis Risiko 1.
Perhatian  auditor  dititikberatkan  pada risiko  manajemen  dalam  kaitannya
akan melakukan
analisis risiko
manajemen yang
mempengaruhi tujuan  auditnya.  Semakin  memadai
pengendalian  intern,  maka  pengujian dan
pembuktian audit
besarnya sampel
pengujian yang
harus dilakukan akan berkurang.
Perhatian  auditor  lebih  jauh  lagi dititikberatkan  pada  penilaian  atas
risiko  risk  assessment.  Auditor melakukan  penilaian  risiko  bukan
hanya  semata-mata  untuk  audit namun  lebih  difokuskan  pada  risiko
atas kelangsungan
dan perkembangan
aktivitas dalam
rangka pencapaian
tujuan manajemen.
2. Auditor  berfokus  pada  kejadian  dan
kondisi  masa  lalu  yang  berdampak pada  tujuan  audit  yang  telah  di
tetapkan  dengan  tujuan  untuk  menilai tingkat kewajarannya.
Auditor  mencoba  membuat  scenario risiko  di  masa  kini  dan  di  masa
depan  yang  akan  berdampak  pada pencapaian
tujuan organisasi,
sehingga dalam
memberikan rekomendasi
audit lebih
dititikberatkan pada
pengelolaan risiko  risk  management  selain
pengelolaan pengendalian
management control
3. Laporan  audit  merupakan  informasi
yang disampaikan kepada pihak-pihak yang  berkepentingan  dan  pengguna
laporan sesuai tujuan audit yang sudah ditetapkan.
Dalam  laporan  audit,  auditor  lebih menitikberatkan  pada  pengungkapan
proses  yang  memiliki  risiko  selain dari
berfungsi atau
tidaknya pengendalian.
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah dan Profil Bank Muamalat
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1 November 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia MUI dan Pemerintah
Indonesia,  dan  memulai  kegiatan  operasinya  pada  27  Syawwal  1412  H  atau  1  Mei 1992.  Dengan  dukungan  nyata  dari  eksponen  Ikatan  Cendekiawan  Muslim  se-
Indonesia  ICMI  dan  beberapa  pengusaha  Muslim,  pendirian  Bank  Muamalat  juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan
senilai  Rp  84  miliar  pada  saat  penandatanganan  akta  pendirian  Perseroan. Selanjutnya,  pada  acara  silaturahmi  peringatan  pendirian  tersebut  di  Istana  Bogor,
diperoleh  tambahan  komitmen  dari  masyarakat  Jawa  Barat  yang  turut  menanam modal senilai Rp 106 miliar.
Pada  tanggal  27  Oktober  1994,  hanya  dua  tahun  setelah  didirikan,  Bank Muamalat  berhasil  menyandang  predikat  sebagai  Bank  Devisa.  Pengakuan  ini
semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan.
Pada akhir
tahun 90an,
Indonesia dilanda
krisis moneter
yang memporakporandakan  sebagian  besar  perekonomian  Asia  Tenggara.  Sektor