Terselenggaranya  sistem  pengendalian  intern  yang  handal  dan  efektif  menjadi tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam  organisasi Bank.
F. Internal Audit
Menurut  Arens  dan  Loebbecke
17
,  terdapat  empat  jenis  auditor    yang  dikenal umum.  Jenis-jenis  tersebut  adalaah  akuntan  publik,  akuntan  pemerintah,  internal
revenue  agents  audit  ini  dikenal  di  Amerika  Serikat  dengan  tanggung  jawab memeriksa  pajak  penghasilan,  dan  audit  intern.  Arens  dan  Loebbecke  juga
mengatakan  bahwa  audit  intern  juga  terbagi  menjadi  dua  fungsi,  yaitu  sebagai financial auditing dan operational auditing.
Di  dalam  financial  auditing,  internal  auditor  bertanggung  jawab  untuk mengevaluasi  apakah  pengendalian  intern  perusahaan  telah  berjalan  efektif  dan
apakah  laporan  keuangan  telah  disampaikan  dengan  wajar.  Sementara  itu  didalam operational  auditing,  internal  auditor  bertujuan  untuk  menguji  efektivitas  dan
efisiensi dari seluruh bagian organisasi. The Institute of Internal Auditors IIA, yang mana adalah asosiasi profesional
dari  auditor  intern.  The  IIA’s  Standards  for  the  Professional  of  Internal  Auditing mendefinisikan audit  internal,  yaitu:  “an independent appraisal function established
within  an  organization”,  yang  kemudian  pada  tahun  1999  disempurnakan  menjadi sebagai berikut:
17
Alvin A. Arens dan Jam es K.Loebbecke, Audit ing and Assurance Services, 7t h Edition New Jersey: Prentice Hall, 1997, h.20.
“an  independent,  objective  assurance  and  consulting  activity  designed  to  add value and improve an organization’s operations. It helps an organization accomplish
it objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control and governance processes.”
Dari  definisi  tersebut,  dapat  dijelaskan  bahwa  tujuan  dari  audit  intern  adalah untuk membantu perusahaaan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar tujuan ini
tercapai,  IIA  juga  menegaskan  bahwa  aktivitas  audit  intern  sebaiknya  melakukan evaluasi  dan  memberikan  kontribusi  kepada  peningkatan  manajemen  risiko,  kontrol
dan  proses-proses  tata  kelola  dengan  menggunakan  sebuah  pendekatan  yang sistematis dan disiplin.
Aktivitas  audit  intern  sebaiknya  mengevaluasi  pengungkapan  risiko  yang terkait  dengan  tata  kelola,  operasional  dan  sistem  informasi  perusahaan  dengan
memperhatikan
18
: 1.  Reliability dan integritas dari informasi keuangan dan operasional
2.  Efektivitas dan efisiensi operasional 3.  Safeguarding atas aset
18
Picket t , The Essential Handbook of Int ernal Audit ing, 2
nd
edit ion. 2003
4.  Kepatuhan terhadap hukum, regulasi dan kontrak Bank  Indonesia,  melalui  Peraturan  Bank  Indonesia  no.16PBI1999  tentang
Penugasan  Direktur  Kepatuhan  Compliance  Director  dan  Penerapan  Standar Pelaksanaan  Fungsi  Audit  Intern  Bank  Umum,  menyatakan  dalam  rangka  menjaga
dan mengamankan kegiatan usaha bank, diperlukan adanya pelaksanaan fungsi audit intern  bank  yang  efektif.  Ukuran  minimal  yang  harus  dipatuhi  dan  diwajibkan  bagi
semua  bank  dalam  melaksanakan  fungsi  audit  internal  adalah  Standar  Pelaksanaan Fungsi  Audit  Intern  Bank  SPFAIB.  Berdasarkan  SPFAIB  tersebut,  bank  wajib
untuk  menyusun  Piagam  Audit  Intern  Internal  Audit  Charter,  membentuk  Satuan Kerja  Audit  Intern  SKAI  dan  menyusun  panduan  audit  intern.  SKAI  bertugas  dan
bertanggung jawab untuk: a.  Membantu  tugas  direktur  utama  dan  dewan  komisaris  dalam  melakukan
pengawasan  dengan  cara  menjabarkan  secara  operasional  baik perencanaan,pelaksanaan maupun pemantauan hasil audit;
b.  Membuat  analisis  dan  penilaian  di  bidang  keuangan,  akuntansi, operasional  dan  kegiatan  lainnya  melalui  pemeriksaan  langsung  dan
pengawasan secara tidak langsung; c.  Mengidentifikasi
segala kemungkinan
untuk memperbaiki
dan meningkatkan efesiensi penggunaan sumber daya dan dana;
d.  Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkatan manajemen.
Selain  itu,  menurut  Sofyan  S.  Harahap,  ada  beberapa  hal  yang  diatur  dalam etika profesi audit internal seperti sikap independent, perlunya menjaga kerahasiaan,
pengaturan  tentang  publikasi  dan  promosi,  aturan  tentang  surat  penugasan,  aturan tentang pergantian akuntan, penentuan feehonorium, kewajiban kepada pihak ketiga,
perilaku yang tidak dibolehkan kepada langganan, kewajiban manajemen dan auditor seta hubungan istimewa dengan langganan.
19
G. Audit Berbasis Risiko