Bank Muamalat juga memiliki Komite Pemantau Risiko guna membantu mengidentifikasi dan melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan dengan tugas Dewan
Komisaris, antara lain : Adapun Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko adalah:
1. Melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut.
2. Melakukan pemantauan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko guna memberikan rekomendasi
kepada Dewan Komisaris. Komite Pemantau Risiko berwenang untuk mengakses secara penuh, bebas,
dan tidak terbatas terhadap catatan, karyawan, dana, serta sumber daya perusahaan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya, dan bekerjasama dengan
Satuan Kerja Manajemen Risiko, serta Komite Pendukung yang membantu Satuan Kerja Manajemen Risiko.
B. Kebijakan Manajemen Risiko Bank Muamalat
Sehubungan penerapan praktik good corporate governance, Bank Muamalat telah memiliki kebijakan manajemen risiko untuk mengelola jenis-jenis risiko,seperti:
1. Pengelolaan Risiko Pembiayaan
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa perbankan, sebagian besar dari aset produktif yang dimiliki oleh perusahaan adalah berupa
pembiayaan yang diberikan kepada nasabah.
Risiko pembiayaan dikaitkan dengan kemampuan nasabah untuk memenuhi kewajibannya sesuai akad atau perjanjian yang telah ditetapkan
antara Bank dan nasabah. Semakin besar porsi pembiayaan yang bermasalah karena adanya keraguan atas kemampuan nasabah dalam membayar kembali
kewajibannya, semakin besar pula kebutuhan biaya penyisihan penghapusan pembiayaan dan berpengaruh pada keuntungan Bank. Karena itu, apabila
aktivitas pemberian pembiayaan tidak dikelola secara hati-hati dapat menimbulkan pembiayaan bermasalah yang dapat menurunkan tingkat
kesehatan dan pendapatan Bank. Dalam konteks perbankan Syariah, istilah pembiayaan financing
lebih sering digunakan untuk menggantikan istilah kredit credit. Risiko pembiayaan financing risk terjadi ketika pihak pengelola dana mudharib
karena berbagai sebab, tidak dapat memenuhi kewajibannya untuk mengembalikan dana pembiayaan yang diberikan oleh pihak Bank. Langkah-
langkah yang dilakukan bank untuk meminimalkan risiko ini adalah: a. Menetapkan kebijakan pembiayaan secara tepat, efektif, dan up to
date; b. Menerapkan prinsip kehati-hatian prudential banking dalam proses
pembiayaan; c. Meningkatkan kualitas sumber daya insani khususnya mereka yang
menangani pembiayaan; d. Membentuk dan mengaktifkan “Risk Management Unit.
2. Pengelolaan Risiko Pasar
Sebagai Bank Devisa, Bank Muamalat memiliki aset dan kewajiban dalam valuta asing, sehingga nilai dari aset dan kewajiban tersebut selalu
terkait dengan perubahan kurs valuta asing terhadap Rupiah. Apabila terjadi perubahan pada kurs mata uang asing terhadap Rupiah pada saat bank
memiliki posisi mata uang asing yang kurang menguntungkan, dapat menimbulkan kerugian yang berdampak negatif terhadap kinerja Bank.
Perubahan kurs juga dapat menimbulkan kerugian bagi nasabah-nasabah bank yang memperoleh pembiayaan dalam mata uang asing sementara sumber
pengembaliannya berasal dari valuta Rupiah dan berdampak pada kemampuan membayar kembali kewajibannya.
Pemantauan atas pergerakan nilai tukar telah dilakukan secara cermat dan real time sehingga Bank Muamalat dapat mengelola posisi mata uang asing
pada kondisi yang paling kondusif bagi bank. Sebagian portofolio pembiayaan yang dimiliki bank berdasarkan pada perjanjian jual beli dengan
menggunakan harga jual yang tetap. Oleh karena itu, apabila terjadi kenaikan suku bunga pasar, maka bank tidak diperkenankan untuk melakukan
perubahan harga jual yang telah disepakati. Meskipun demikian, karena bank beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, hal tersebut tidak mengakibatkan
bank mengalami Negative Spread. Suku bunga pasar yang terlalu tinggi juga dapat mempengaruhi kemampuan bank dalam melakukan penghimpunan
Dana Pihak Ketiga.
3. Pengelolaan Risiko Likuiditas