17 Motif memegang uang untuk spekulasi bertujuan untuk memperoleh keuntungan
yang bisa didapat dari seandainya si pemegang uang tersebut meramal apa yang akan terjadi dengan betul. Uang tunai dianggap tidak memberikan penghasilan, sedangkan
obligasi bond memberikan sebuah penghasilan berupa sejumlah uang tertentu setiap periode selama waktu yang tak terbatas perpetuity.
Bentuk sederhana dari fungsi permintaan total akan uang dari teori Keynes adalah:
M
d
P = [k Y+∅ R,W ]
Dan dalam posisi equilibrium, supply uang Ms, yang dianggap juga oleh Keynes sebagai variabel yang ditentukan oleh Pemerintah, semua dengan Md. Sehingga :
M
s
= [ k Y+ ∅ R ] P
Dimana:
M
d
P
= Permintaan total akan uang dalam arti riil M
s
= penawaran akan uang k Y
= Permintaan akan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga R
= Tingkat bunga W
= Nilai riil dari asset P
= Tingkat harga umum
2.4 Netralitas Uang
Dalam sebuah essay David Hume 1752 berjudul of Money and of Interest, menyimpulkan tentang pengaruh perubahan dalam jumlah uang yang kelihatannya
tergantung pada jalan di mana perubahan itu dipengaruhi. Terdapat dua penyataan Hume yang membentuk suatu doktrin bahwa perubahan dalam jumlah unit dari uang
beredar akan memiliki pengaruh pada perubahan proporsonal terhadap seluruh harga yang dinyatakan dalam satuan uang dan tidak memiliki pengaruh pada variabel riil
Universitas Sumatera Utara
18 seperti beberapa masyarakat yang bekerja dan beberapa barang yang diproduksi atau
dikonsumsi. Prediksi dari teori kuantitas bahwa dalam jangka panjang pertumbuhan jumlah uang beredar bersifat netral terhadap tingkat pertumbuhan produksi dan
berpengaruh terhadap inflasi secara proporsional. Jadi menurut Hume, variabel-variabel ekonomi riil tidak berubah dengan adanya perubahan penawaran uang Arintoko, 2011.
Menurut teori ekonomi klasik, uang bersifat netral apabila jumlah uang beredar tidak mempengaruhi variabel-variabel riil. Karena itu, teori klasik memperbolehkan kita
mempelajari bagaimana variabel-variabel riil tanpa referensi apa pun tentang jumlah uang beredar. Ekulibrium dalam pasar uang kemudian menentukan tingkat harga dan,
akibatnya, seluruh variabel nominal lain. Pemisahan teoritis dari variabel-variabel riil dan nominal ini disebut dikotomi klasik. Inilah ciri khas dari teori makroek onomi
klasik. Dikotomi klasik muncul karena, dalam teori ekonomi klasik, perubahan jumlah uang beredar tidak mempengaruhi variabel-variabel riil. Ketidakrelevanan uang untuk
variabel-variabel ini disebut netralitas moneter monetary neutrality. Untuk banyak tujuan dan biasanya untuk mempelajari isu-isu jangka panjang, netralitas moneter
adalah mendekati benar Mankiw, 2006:105-106.
2.5 Pendapatan Nasional
Dalam analisis makroekonomi selalu digunakan istilah “pendapatan nasional” atau
“national income” dan biasanya istilah itu dimaksudkan untuk menyatakan nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara. Dengan demikian dalam konsep
tersebut istilah pendapatan nasional adalah mewakili arti Produk Domestik Bruto atau Produk Nasional Bruto. Pengertian lain dari pendapatan nasional adalah jumlah
Universitas Sumatera Utara
19 pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu. Dalam sistem perhitungan pendapatan nasional, jumlah pendapatan itu dinamakan Produk Nasional Neto pada
harga faktor atau secara ringkas: Pendapatan Nasional Sukirno, 2004:35-36. Tiga jenis Pendapatan Nasional menurut Sukirno 1994 :
1. Pendapatan Nasional Harga Berlaku dan Harga Tetap. Pendapatan nasional pada harga berlaku adalah nilai barang-barang dan jasa-jasa
yang dihasilkan suatu negara dalam satu tahun dan dinilai menurut harga-harga yang berlaku pada tahun tersebut. Cara ini adalah cara yang selalu dilakukan
dalam menghitung pendapatan nasional dari suatu periode ke periode lainnya. Pertumbuhan suatu perekonomian diukur dari pertambahan yang sebenarnya
dalam barang dan jasa yang diproduksikan. Untuk dapat menghitung kenaikan itu dari tahun ke tahun, barang dan jasa yang dihasilkan haruslah dihitung pada
harga yang tetap, yaitu harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu yang seterusnya digunakan untuk menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun-
tahun yang lain. 2. Pendapatan Nasional Harga Pasar dan Harga Faktor.
Barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan dalam perekonomian dapat dinilai dengan dua cara, dengan menggunakan harga pasar dan dengan menggunakan
harga faktor. Sesuatu barang dikatakan dinilai menurut harga pasar apabila penghitungan nilai barang itu menggunakan harga yang digunakan pembeli.
Apabila pendapatan nasional ingin dihitung menurut harga faktor, sumbangan
Universitas Sumatera Utara
20 barang kepada pendapatan nasional tergantung kepada jumlah pendapatan
faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang tersebut. Hubungan diantara harga pasar dan harga faktor dapat dinyatakan
secara persamaan di bawah ini: Harga pasar = Harga faktor + Pajak tak langsung − Subsidi
3. Pendapatan Nasional Bruto dan Neto. Dalam setiap harga pasar suatu barang termasuk nilai penyusutan depresiasi. Industri-industri akan menggunakan
barang-barang modal mesin, peralatan produksi, bangunan dan perabot kantor untuk menghasilkan barang-barang mereka. Nilai barang-barang tersebut akan
semakin susut dari satu periode ke periode lain. Kesusutan nilai tersebut merupakan bagian dari biaya produksi, dan oleh sebab itu dalam setiap harga
penjualan suatu barang termasuk nilai depresiasi barang modal. Dengan perkataan lain, dalam pendapatan nasional pada harga pasar termasuk nilai
penyusutan barang modal yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan nasional. Untuk memperoleh Produk Nasional Neto, nilai depresiasi harus
dikurangi dari Produk Nasional Bruto. Dari semua konsep dalam ilmu ekonomi makroekonomi, satu-satunya ukuran
yang paling penting adalah produk domestik bruto gross domestic product = GDP, yang mengukur total nilai barang dan jasa yang dihasilkan pada suatu negara. GDP
merupakan bagian dari pendapatan nasional dan perhitungan produk atau perhitungan nasional, yang merupakan kumpulan statistik yang memungkinkan para pembuat
Universitas Sumatera Utara
21 kebijakan menentukan apakah perekonomian mengalami kontraksi atau ekspansi dan
apakah resesi atau inflasi yang berat mengancam Samuelson dan Nordhaus, 2004:99. Menurut Samuelson dan Nordhaus 2004:99 GDP merupakan pengukuran yang
paling luas dari total output barang dan jasa suatu negara. Ini merupakan jumlah nilai dollar konsumsi C, investasi bruto I, pembelanjaan pemerintah atas barang dan jasa
G, dan ekspor neto X yang dihasilkan didalam suatu negara selama sat tahun tertentu.
� = + � + � +
Menurut Mankiw 2006 Produk Domestik Bruto GDP adalah nilai pasar semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam perekonomian selama kurun waktu
tertentu. Tujuan GDP adalah meringkas aktivitas ekonomi dalam suatu nilai uang tertentu selama periode waktu tertentu. Ada dua cara untuk melihat statistik ini. Salah
satunya adalah dengan melihat GDP sebagai pendapatan total dari setiap orang di dalam perekonomian. Cara lain melihat GDP adalah sebagai pengeluaran total atas output
barang dan jasa perekonomian. Sedangkan menurut Sukirno 2004 di dalam suatu perekonomian, di negara-
negara maju maupun berkembang, barang dan jasa di produksikan bukan saja oleh perusahaan milik penduduk negara tersebut tetapi oleh penduduk negara lain. Selalu
didapati produksi nasional diciptakan oleh faktor-faktor produksi yang berasal dari luar negeri. Perusahaan multinasional beroperasi di berbagai negara dan membantu
menaikkan nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh negara-negara tersebut. Dengan demikian, Produk Domestik Bruto atau dalam bahasa Inggrisnya Gross Domestic
Universitas Sumatera Utara
22 Product GDP, adalah nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksikan
oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut dan negara asing.
2.6 Inflasi