7 uang beredar hanya akan menyebabkan depresiasi kurs dan naiknya inflasi. Sementara
itu aktivitas sektor riil tidak dipengaruhi sama sekali. Netralitas uang money neutrality merupakan fenomena jangka panjang.
Penyesuaian harga bisa dilakukan secara instan, maka perubahan jumlah uang beredar hanya akan mengakibatkan perubahan harga dan tidak akan diterjemahkan sebagai
perubahan dalam jumlah barang yang diproduksi. Implikasinya adalah ketika terjadi krisis ekonomi, kenaikan jumlah uang bererdar tidak bisa dipakai sebagai instrumen
untuk mempercepat pemulihan ekonomi karena yang akan tercipta hanyalah kenaikan harga.
Berdasarkan fenomena di atas, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi netralitas uang. Penelitian ini akan difokuskan terhadap obyek penelitian bagaimana
pengaruh jumlah uang beredar terhadap inflasi dan output riil jangka panjang selama periode 2000-2014. Saya akan melakukan penelitian dalam skripsi ini yang berjudul:
“Analisis Netralitas Uang terhadap Inflasi dan Output Riil dalam Jangka Panjang di Indonesia”
1.2 Rumusah Masalah
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan pada latar belakang penelitian, maka penulis merumuskan masalah yang akan diteliti dan diidentifikasi sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh jumlah uang beredar terhadap inflasi IHK pada tahun 2000- 2014?
2. Bagaimana pengaruh jumlah uang beredar terhadap output riil PDB Riil pada tahun 2000-2014?
Universitas Sumatera Utara
8
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikannya, guna mengkaji netralitas uang
serta pengaruh jumlah uang beredar dan output terhadap Inflasi. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh jumlah uang beredar terhadap inflasi IHK selama periode 2000-2014.
2. Mengetahui pengaruh jumlah uang beredar terhadap output riil PDB Riil selama periode 2000-2014.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Dengan adannya penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi penulis, sebagai salah satu media latihan untuk meningkatkan kemampuan
dan keterampilan sesuai disiplin ilmu yang dipelajari. 2. Bagi peneiti dan mahasiswa, sebagai data dasar dan tolok ukur bagi penelitian-
penelitian selanjutnya sehingga dapat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Bagi para pengambil kebijakan dan pemerintah, sebagai bahan rekomendasi dalam mengambil kebijakan dan sebagai rekomendasi implikasi pada
pertumbuhan ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uang
2.1.1 Defenisi Uang
Uang diciptakan dalam perekonomian dengan tujuan untuk melancarkan kegiatan tukar menukar dan perdagangan. Maka uang selalu didefenisikan sebagai
benda-benda yang disetujui oleh masyarakat sebagai alat perantaraan untuk mengadakan tukar menukarperdagangan. Terdapat kata sepakat diantara anggota -
anggota masyarakat untuk menggunakan satu atau beberapa benda sebagai alat perantaraan dalam kegiatan tukar menukar. Sukirno, 2004.
Pengertian uang yang dikutip dari pendapat beberapa ahli: Menurut Albert Gairot Hart dalam bukunya yang berjudul Money Debt and
Economic Activity, ia mengatakan bahwa uang merupakan suatu kekayaan yang dimiliki untuk dapat melunasi utang dalam jumlah tertentu dan pada waktu
tertentu pula. Menurut A.C. Pigou dalam bukunya yang berjudul The Veil of Money, ia
mengatakan bahwa uang adalah segala sesuatu yang umum dipergunakan sebagai alat tukar.
Menurut Rollin G. Thomas dalam bukunya yang berjudul Our Modern Bankin and Monetary System mendefinisikan bahwa uang adalah segala sesuatu yang
tersedia dan umumnya diterima secara umum sebagai alat pembayaran untuk pembelian barang dan jasa, serta untuk pelunasan utang.
Universitas Sumatera Utara
10 Menurut Hukum, uang adalah benda yang merupakan alat pembayaran yang
sah. Secara fungsional uang adalah suatu benda yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran. Bila dilihat dari nilainya, uang adalah satuan hitung untuk
menyatakan nilai.
2.1.2 Fungsi Uang
Fungsi uang menurut Boediono 1985:10 dibagi menjadi 4 bagian: 1. Sebagai alat tukar means of exchange, peranan uang sebagai alat tukar
mensyaratkan bahwa uang tersebut harus diterima oleh masyarakat sebagai alat pembayaran. Artinya, si penjual barang mau menerima uang sebagai
pembayaran untuk barangnya karena ia percaya bahwa uang tersebut juga diterima oleh orang lain sebagai alat pembayaran apabila ia nanti memerlukan
untuk membeli suatu barang. 2. Sebagai alat penyimpan nilaidaya beli store of value, pemegangan uang
merupakan salah satu cara untuk menyimpan kekayaan. Kekayaan bisa dipegang dalam bentuk-bentuk lain, seperti tanah, kerbau, berlian, emas, saham, mobil
dan sebagainya. Uang memang merupakan salah satu pilihan untuk menyimpan kekayaan. Syarat utama untuk ini adalah bahwa uang harus bisa menyimpan
daya beli atau nilai. 3. Sebagai satuan hitung unit of account, uang juga mempermudah tukar-
menukar. Dua barang yang secara fisik sangat berbeda, seperti misalnya kereta api dan apel, bisa menjadi seragam dan mudah dipertukarkan apaila nilai
masing-masing dinyatakan dalam uang.
Universitas Sumatera Utara
11 4. Sebagai ukuran untuk pembayaran masa depan standard for deffered
payments, uang terkait dengan transaksi pinjam-meminjam atau transaksi kredit, artinya barang sekarang dibayar nanti atau uang sekarang dibayar dengan
uang nanti. Dalam hubungan ini, uang merupakan salah satu cara menghitung pembayaran masa depan tersebut.
2.2 Defenisi Jumlah Uang Beredar
Dalam perekonomian tidak terlepas membahas mengenai uang, dimana uang dibedakan antara mata uang dalam peredaran dan uang beredar. Mata uang dalam
peredaran adalah seluruh jumlah mata uang yang telah dikeluarkan dan diedarkan oleh bank sentral yang terduri dari mata uang logam dan uang kertas. Sedangkan uang
beredar adalah semua jenis uang yang berada didalam perekonomian, yaitu jumlah dari mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang giral dalam bank-bank umum
Sukirno, 2004:281. Sehingga uang beredar money supply dibedakan menjadi tiga pengertian, yaitu dalam arti sempit, dalam arti luas, dan dalam arti lebih luas.
2.2.1 Uang Beredar dalam Arti Sempit M1
Pengertian M1 bahwa uang beredar adalah daya beli yang langsung bisa digunakan untuk pembayaran bisa diperluas dan mencakup alat-alat pembayaran yang
mendekati uang, misalnya deposito berjangka time deposits dan simpanan tabungan saving deposits pada bank-bank. M1 dapat diartikan juga sebagai uang kartal
ditambah dengan uang giral Boediono, 1985:4-5. � = +
Dimana: C = currency uang kartal
DD = demand deposits uang giral
Universitas Sumatera Utara
12 Seperti halnya dengan defenisi uang beredar dalam arti yang paling sempit C
maka uang giral DD disini hanya mencakup saldo rekening korangiro milik masyarakat umum yang disimpan di bank. Sedangkan saldo rekening koran milik bank
pada bank lain atau pada bank sentral Bank Indonesia ataupun saldo rekening koran miik pemerintah pada bank atau bank sentral tidak dimasukkan dalam definisi DD.
2.2.2 Uang Beredar dalam Arti Luas M2
Pengertian M2 diartikan sebagai M1 plus deposito berjangka dan saldo tabungan milik masyarakat pada bank-bank. Perembangan M2 juga bisa mempengaruhi
perkembangan harga, produksi dan keadaan ekonomi pada umumnya Boediono, 1985:5-6.
� = � + +
Dimana: TD = time deposits deposito berjangka
SD = saving deposits saldo tabungan
Orang menempatkan uangnya dalam TD atau SD karena simpanan ini memberikan bunga. M2 juga disebut uang beredar dalam arti luas atau broad money. Di
Indonesia, M2 biasanya mencakup deposito berjangka dan saldo tabungan rupiah pada bank-bank, tetapi tidak mencakup dalam mata uang asing dollar.
2.2.3 Uang Beredar dalam Arti Lebih Luas M3
Defenisi uang beredar yang lebih luas lagi adalah M3, yang mencakup semua TD dan SD, besar kecil, rupiah atau dollar milik penduduk pada bank atau lembaga
keuangan non-bank. Seluruh TD dan SD ini disebut uang kuasi atau quasi money Boediono, 1985:6.
Universitas Sumatera Utara
13 � = � + �
Dimana: QM = quasy money
Di negara yang menganut sistem devisa bebas seperti di Indonesia, memang sedikit sekali perbedaan antara TD dan SD dalam rupiah dan TD dan SD dalam dollar.
Setiap kali kita butuh rupiah dollar kita bisa langsung menjualnya ke bank, atau sebaliknya. Dalam hal ini perbedaan antara M2 dan M3 menjadi tidak jelas. TD dan SD
dollar milik bukan penduduk tidak termasuk dalam defenisi uang kuasi.
2.3 Teori-teori Uang
2.3.1 Teori Kuantitas Uang
Teori kuantitas uang quantity theory of money, pertama sekali dikemukakan oleh seorang filsuf dan ekonom David Hume 1711-1776 yang memandang kuantitas
uang merupakan sebagai alat utama menjelaskan bahwa uang dapat mempengaruhi ekonomi jangka panjang Mankiw, 2006:82.
Teori kuantitas uang sebenarnya merupakan teori mengenai permintaan dan sekaligus penawaran akan uang, beserta interaksi antara keduanya. Fokus dari teori ini
adalah hubungan antara penawaran uang jumlah uang beredar dengan nilai uang tingkat harga. Hubungan kedua variabel tersebut dijabarkan lewat konsep permintaan
akan uang. Perubahan jumlah uang beredar atau penawaran uang berinteraksi dengan permintaan akan uang dan selanjutnya menentukan nilai uang Boediono, 1985.
2.3.2 Teori Irving Fisher
MV
T
= PT
Universitas Sumatera Utara
14 Di dalam setiap transaksi selalu ada pembeli dan penjual. Jumlah uang yang
dibayarkan oleh pembeli harus sama dengan jumlah uang yang diterima oleh penjual. Hal ini berlaku pula untuk seluruh perekonomian: di dalam suatu periode tertentu nilai
dari barang-barangjasa-jasa yang dibeli harus sama dengan nilai dari barang-barang yang dijual. Nilai dari barang-barang yang dijual MV
T
sama dengan volume transaksi T dikalikan harga rata-rata dari barang tersebut P.
Implikasi dari teori moneter dari Fisher adalah sebagai berikut: 1. Permintaan akan uang di dalam suatu masyarakat merupakan suatu proporsi
tertentu dari volume transaksi, dan volume transaksi merupakan suatu proporsi konstan pula dari tingkat output masyarakat pendapatan nasional. Jadi
permintaan akan uang pada analisa akhir ditentukan oleh tingkat pendapata nasional saja, dan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti tingkat bunga.
2. Dari segi kebijaksanaan ekonomi makro, teori ekonomi moneter ini mempunyai implikasi yang penting, yaitu bahwa tingkat pendapatan nasional equiibrium
atau tingkat harga umum bila tingkat full employment sudah tercapai, tidak bisa dipengaruhi oleh kebijaksanaan fiskal.
2.3.3 Teori Cambridge Marshall – Pigou
Teori Cambridge, seperti halnya dengan teori Fisher dan teori-eori klasik lainnya, berpokok pangkal pada fungsi uang sebagai alat tukar umum means of
exchange. Perbedaan utama antara teori Cambridge dan teori Fisher, terletak pada tekanan dalam teori permintaan akan uang Cambridge pada perilaku individu dalam
mengalokasikan kekayaannya antara berbagai kemungkinan bentuk kekayaan, yang
Universitas Sumatera Utara
15 salah satunya bisa berbentuk uang.perilaku ini dipengaruhi oleh pertimbangan untung-
rugi dari pemegangan kekayaan dalam bentuk uang. Teori cambridge mengatakan bahwa kegunaan dari pemegangan kekayaan dalam bentuk uang adalah karena uang
mempunyai sifat likuid sehingga dengan mudah bisa ditukarkan dengan barang lain Boediono, 1985.
Jadi berbeda dengan teori Fisher yang menekankan bahwa pemintaan akan uang semata-mata merupakan proporsi konstan dari volume transaksi yang dipengaruhi oleh
faktor-faktor kelembagaan yang konstan, teori Cambridge lebih menekankan faktor- faktor perilaku pertimbangan untung-rugi yang menghubungkan antara permintaan
akan uang seseorang dengan volume transaksi yang direncanakannya. Dalam jangka pendek, teoritisi Cambridge menganggap bahwa jumlah kekayaan, volume transaksi dan
pendapatan nasional mempunyai hubungan yang proporsional-konstan satu sama lain. Teori Cambridge menganggap bahwa, ceteris paribus permintaan akan uang adalah
proporsional dengan tingkat pendapatan nasional. M
d
= k P Y̅ Supply akan uang Ms dianggap ditentukan oleh Pemerintah. Dalam posisi
keseimbangan maka : M
s
= M
d
Sehingga : M
s
= k P Y̅
Dimana: M
d
= Permintaan akan uang
Universitas Sumatera Utara
16
M
s
= Penawaran akan uang k
= konstanta P
= Tingkat harga umum Y̅
= Pendapatan nasional riil
2.3.4 Teori Permintaan Uang Keynes
Teori uang dari keynes adalah bagian dari teori ekonomi makronya yang dituangkan dalam bukunya General Theory. Meskipun dikatakan bahwa teori uang
Keynes adalah teori yang bersumber pada teori Cambridge, tetapi Keynes mengemukakan sesuatu yang betul-betul berbeda dengan teori moneter klasik.
Perberdaan ini terletak pada penekanan oleh Keynes pada fungsi uang yang lain, yaitu store of value dan bukan hanya sebagai means of exchange. Teori ini kemudian terkenal
dengan nama teori Liquidity Preference. Dalam teori Keynes mengatakan bahwa fungsi uang bagi masyarakat yaitu:
a. Motif Transaksi Keynes tetap menerima pendapat golongan Cambridge, bahwa orang memegang
uang guna memenuhi dan melancarkan transaksi-transaksi yang dilakukan, dan permintaan uang dari masyarakat untuk tujuan ini dipengaruhi oleh tingkat pendapatan
nasional dan tingkat bunga. b. Motif berjaga-jaga
Keynes juga membedakan permintaan akan uang untuk tujuan melakukan pembayaran-pembayaran yang tidak reguler atau yang diluar rencana transaksi normal,
misalnya untuk pembayaran keadaan-keadaan darurat seperti kecelakaan, sakit, dan pembayaran yang tak terduga lain.
c. Motif Spekulasi
Universitas Sumatera Utara
17 Motif memegang uang untuk spekulasi bertujuan untuk memperoleh keuntungan
yang bisa didapat dari seandainya si pemegang uang tersebut meramal apa yang akan terjadi dengan betul. Uang tunai dianggap tidak memberikan penghasilan, sedangkan
obligasi bond memberikan sebuah penghasilan berupa sejumlah uang tertentu setiap periode selama waktu yang tak terbatas perpetuity.
Bentuk sederhana dari fungsi permintaan total akan uang dari teori Keynes adalah:
M
d
P = [k Y+∅ R,W ]
Dan dalam posisi equilibrium, supply uang Ms, yang dianggap juga oleh Keynes sebagai variabel yang ditentukan oleh Pemerintah, semua dengan Md. Sehingga :
M
s
= [ k Y+ ∅ R ] P
Dimana:
M
d
P
= Permintaan total akan uang dalam arti riil M
s
= penawaran akan uang k Y
= Permintaan akan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga R
= Tingkat bunga W
= Nilai riil dari asset P
= Tingkat harga umum
2.4 Netralitas Uang
Dalam sebuah essay David Hume 1752 berjudul of Money and of Interest, menyimpulkan tentang pengaruh perubahan dalam jumlah uang yang kelihatannya
tergantung pada jalan di mana perubahan itu dipengaruhi. Terdapat dua penyataan Hume yang membentuk suatu doktrin bahwa perubahan dalam jumlah unit dari uang
beredar akan memiliki pengaruh pada perubahan proporsonal terhadap seluruh harga yang dinyatakan dalam satuan uang dan tidak memiliki pengaruh pada variabel riil
Universitas Sumatera Utara
18 seperti beberapa masyarakat yang bekerja dan beberapa barang yang diproduksi atau
dikonsumsi. Prediksi dari teori kuantitas bahwa dalam jangka panjang pertumbuhan jumlah uang beredar bersifat netral terhadap tingkat pertumbuhan produksi dan
berpengaruh terhadap inflasi secara proporsional. Jadi menurut Hume, variabel-variabel ekonomi riil tidak berubah dengan adanya perubahan penawaran uang Arintoko, 2011.
Menurut teori ekonomi klasik, uang bersifat netral apabila jumlah uang beredar tidak mempengaruhi variabel-variabel riil. Karena itu, teori klasik memperbolehkan kita
mempelajari bagaimana variabel-variabel riil tanpa referensi apa pun tentang jumlah uang beredar. Ekulibrium dalam pasar uang kemudian menentukan tingkat harga dan,
akibatnya, seluruh variabel nominal lain. Pemisahan teoritis dari variabel-variabel riil dan nominal ini disebut dikotomi klasik. Inilah ciri khas dari teori makroek onomi
klasik. Dikotomi klasik muncul karena, dalam teori ekonomi klasik, perubahan jumlah uang beredar tidak mempengaruhi variabel-variabel riil. Ketidakrelevanan uang untuk
variabel-variabel ini disebut netralitas moneter monetary neutrality. Untuk banyak tujuan dan biasanya untuk mempelajari isu-isu jangka panjang, netralitas moneter
adalah mendekati benar Mankiw, 2006:105-106.
2.5 Pendapatan Nasional