14 Di dalam setiap transaksi selalu ada pembeli dan penjual. Jumlah uang yang
dibayarkan oleh pembeli harus sama dengan jumlah uang yang diterima oleh penjual. Hal ini berlaku pula untuk seluruh perekonomian: di dalam suatu periode tertentu nilai
dari barang-barangjasa-jasa yang dibeli harus sama dengan nilai dari barang-barang yang dijual. Nilai dari barang-barang yang dijual MV
T
sama dengan volume transaksi T dikalikan harga rata-rata dari barang tersebut P.
Implikasi dari teori moneter dari Fisher adalah sebagai berikut: 1. Permintaan akan uang di dalam suatu masyarakat merupakan suatu proporsi
tertentu dari volume transaksi, dan volume transaksi merupakan suatu proporsi konstan pula dari tingkat output masyarakat pendapatan nasional. Jadi
permintaan akan uang pada analisa akhir ditentukan oleh tingkat pendapata nasional saja, dan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti tingkat bunga.
2. Dari segi kebijaksanaan ekonomi makro, teori ekonomi moneter ini mempunyai implikasi yang penting, yaitu bahwa tingkat pendapatan nasional equiibrium
atau tingkat harga umum bila tingkat full employment sudah tercapai, tidak bisa dipengaruhi oleh kebijaksanaan fiskal.
2.3.3 Teori Cambridge Marshall – Pigou
Teori Cambridge, seperti halnya dengan teori Fisher dan teori-eori klasik lainnya, berpokok pangkal pada fungsi uang sebagai alat tukar umum means of
exchange. Perbedaan utama antara teori Cambridge dan teori Fisher, terletak pada tekanan dalam teori permintaan akan uang Cambridge pada perilaku individu dalam
mengalokasikan kekayaannya antara berbagai kemungkinan bentuk kekayaan, yang
Universitas Sumatera Utara
15 salah satunya bisa berbentuk uang.perilaku ini dipengaruhi oleh pertimbangan untung-
rugi dari pemegangan kekayaan dalam bentuk uang. Teori cambridge mengatakan bahwa kegunaan dari pemegangan kekayaan dalam bentuk uang adalah karena uang
mempunyai sifat likuid sehingga dengan mudah bisa ditukarkan dengan barang lain Boediono, 1985.
Jadi berbeda dengan teori Fisher yang menekankan bahwa pemintaan akan uang semata-mata merupakan proporsi konstan dari volume transaksi yang dipengaruhi oleh
faktor-faktor kelembagaan yang konstan, teori Cambridge lebih menekankan faktor- faktor perilaku pertimbangan untung-rugi yang menghubungkan antara permintaan
akan uang seseorang dengan volume transaksi yang direncanakannya. Dalam jangka pendek, teoritisi Cambridge menganggap bahwa jumlah kekayaan, volume transaksi dan
pendapatan nasional mempunyai hubungan yang proporsional-konstan satu sama lain. Teori Cambridge menganggap bahwa, ceteris paribus permintaan akan uang adalah
proporsional dengan tingkat pendapatan nasional. M
d
= k P Y̅ Supply akan uang Ms dianggap ditentukan oleh Pemerintah. Dalam posisi
keseimbangan maka : M
s
= M
d
Sehingga : M
s
= k P Y̅
Dimana: M
d
= Permintaan akan uang
Universitas Sumatera Utara
16
M
s
= Penawaran akan uang k
= konstanta P
= Tingkat harga umum Y̅
= Pendapatan nasional riil
2.3.4 Teori Permintaan Uang Keynes
Teori uang dari keynes adalah bagian dari teori ekonomi makronya yang dituangkan dalam bukunya General Theory. Meskipun dikatakan bahwa teori uang
Keynes adalah teori yang bersumber pada teori Cambridge, tetapi Keynes mengemukakan sesuatu yang betul-betul berbeda dengan teori moneter klasik.
Perberdaan ini terletak pada penekanan oleh Keynes pada fungsi uang yang lain, yaitu store of value dan bukan hanya sebagai means of exchange. Teori ini kemudian terkenal
dengan nama teori Liquidity Preference. Dalam teori Keynes mengatakan bahwa fungsi uang bagi masyarakat yaitu:
a. Motif Transaksi Keynes tetap menerima pendapat golongan Cambridge, bahwa orang memegang
uang guna memenuhi dan melancarkan transaksi-transaksi yang dilakukan, dan permintaan uang dari masyarakat untuk tujuan ini dipengaruhi oleh tingkat pendapatan
nasional dan tingkat bunga. b. Motif berjaga-jaga
Keynes juga membedakan permintaan akan uang untuk tujuan melakukan pembayaran-pembayaran yang tidak reguler atau yang diluar rencana transaksi normal,
misalnya untuk pembayaran keadaan-keadaan darurat seperti kecelakaan, sakit, dan pembayaran yang tak terduga lain.
c. Motif Spekulasi
Universitas Sumatera Utara
17 Motif memegang uang untuk spekulasi bertujuan untuk memperoleh keuntungan
yang bisa didapat dari seandainya si pemegang uang tersebut meramal apa yang akan terjadi dengan betul. Uang tunai dianggap tidak memberikan penghasilan, sedangkan
obligasi bond memberikan sebuah penghasilan berupa sejumlah uang tertentu setiap periode selama waktu yang tak terbatas perpetuity.
Bentuk sederhana dari fungsi permintaan total akan uang dari teori Keynes adalah:
M
d
P = [k Y+∅ R,W ]
Dan dalam posisi equilibrium, supply uang Ms, yang dianggap juga oleh Keynes sebagai variabel yang ditentukan oleh Pemerintah, semua dengan Md. Sehingga :
M
s
= [ k Y+ ∅ R ] P
Dimana:
M
d
P
= Permintaan total akan uang dalam arti riil M
s
= penawaran akan uang k Y
= Permintaan akan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga R
= Tingkat bunga W
= Nilai riil dari asset P
= Tingkat harga umum
2.4 Netralitas Uang