Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

27 diterjemahkan menjadi keadaan dimana permintaan masyarakat akan barang-barang selalu melebihi jumlah barang-barang yang tersedia timbulnya apa yang disebut dengan inflationary gap. Inflationary gap timbul karena golongan-golongan masyarakat tersebut berhasil menterjemahkan aspirasi mereka menjadi permintaan yang efektif akan barang-barang. Dengan kata lain, mereka berhasil memperoleh dana untuk mengubah aspirasinya menjadi rencana pembelian barang-barang yang didukung dengan dana. Golongan masyarakat seperti ini mungkin adalah pemerintah sendiri, yang berusaha memperoleh bagian yang lebih besar dari output masyarakat dengan jalan menjalankan defisit dalam anggaran belanjanya yang dibiayai dengan mencetak uang baru. Golongan tersebut bisa juga berupa pengusaha-pengusaha swasta yang menginginkan untuk melakukan investasi-investasi baru dan memperoleh dana pembiayaannya dari kredit bank. Golongan tersebut bisa pula berupa serikat buruh yang berusaha memperoleh kenaikan gaji bagi anggota-anggotanya melebihi kenaikan produktivitas buruh.

2.7 Penelitian Terdahulu

1. Arintoko 2011 dengan judul Pengujian Netralitas Uang dan Inflasi Jangka Panjang di Indonesia. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Fisher-Seater beserta uji-uji prasyaratnya, yang meliputi integrasi, eksogenitas, dan kointegrasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik proposisi netralitas uang dan inflasi jangka panjang untuk uang baik yang didefenisikan sebagai M1 maupun M2 masing-masing terhadap output riil dan harga di Indonesia. Hasil estimasi dengan metodologi FS menyimpulkan bahwa netralitas Universitas Sumatera Utara 28 uang jangka panjang tidak berlaku untuk kasus di Indonesia dengan data tahunan. Sementara itu keberadaan hubungan positif antara uang dan harga dapat dibuktikan oleh hasil penelitian ini, yang menunjukan adanya inflasi jangka panjang karena perubahan jumlah uang beredar. Bukti dari hasil uji netralitas uang jangka panjang ini tidak konsisten dengan proposisi netralitas uang yang menunjukan bahwa uang adalah netral dalam perekonomian yang tidak berpengaruh pada variabel riil, karena uang hanya berdampak pada tingkat harga. 2. Chichi Shintia Laksani 2004 dengan judul Netralitas Uang di Indonesia Melalui Analisis Efektifitas Uang Beredar dalam Mencapai Tujuan Makroekonomi. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Vector Autoreggresive VAR, Variance Decomposition VD dan Impulse Response Function IRF. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bentuk hubungan kausalitas antara jumlah uang beredar dengan output dan mengetahui bentuk hubungan kausalitas antara uang beredar dengan tingkat harga. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam taraf 5 persen uang beredar tidak mempunyai hubungan kausalitas dengan tingkat output. Hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan moneter melalui uang beredar tidak dapat mempengaruhi output, artinya uang beredar tidak efektif dalam mencapai tujuan mekroekonomi tingkat output. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa dalam taraf 5 persen uang beredar mempunyai hubungan kausalitas dengan tingkat harga. Hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan moneter melalui jumlah uang beredar dapat Universitas Sumatera Utara 29 mempengaruhi tingkat harga, sehingga uang beredar efektif dalam mencapai tujuan makroekonomi yaitu tingkat harga. 3. Erdinc Telatar dan Tarkan Cavusoglu 2005 dengan judul Long-Run Monetary Neutrality: Evidence from High Inflation Countries. Alat yang digunakan dadalah metode Fisher dan Seater. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali netralitas uang jangka panjang dan supernetralitas uang jangka panjang di negara berkembang seperti Argentina, Brazil, Ekuador, Meksiko, Turki, dan Uruguay dengan tingkat stabilitas inflasi, jumlah uang beredar, dan pertumbuhan output yang tinggi. Hasil penelitian menunjukan bahwa melalui data yang mendukung didapati netralitas uang jangka panjang untuk negara Ekuador. Supernetralitas uang jangka panjang tidak didapati untuk negara Argentina dan Uruguay. Dan data dari Brazil, Meksiko, dan Turki menunjukan adanya supernetralitas uang jangka panjang. Dalam kasus Argentina dan Uruguay didapati bahwa kenaikan tingkat jumlah uang beredar memiliki efek negatif terhadap output. Serta temuan untuk Brazil, Meksiko, dan Turki konsisten dengan definisi McCallum 1990 yang menyatakan bahwa perubahan permanen dalam tingkat jumlah uang beredar tidak berpengaruh pada variabel riil dalam jangka panjang. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti dan Tahun Peneliti Judul Penelitian Tujuan Penelitian Metode Penelitian Kesimpulan Arintoko 2011 Pengujian Netralitas Uang dan Inflasi Menguji secara empirik proposisi Fisher-Seater beserta uji-uji prasyaratnya, yang meliputi Netralitas uang jangka panjang tidak berlaku untuk kasus di Indonesia dengan data tahunan. Sementara itu Universitas Sumatera Utara 30 Jangka Panjang di Indonesia netralitas uang dan inflasi jangka panjang untuk uang baik yang didefenisi kan sebagai M1 maupun M2 masing- masing terhadap output riil dan harga di Indonesia integrasi, eksogenitas, dan kointegrasi keberadaan hubungan positif antara uang dan harga dapat dibuktikan oleh hasil penelitian ini, yang menunjukan adanya inflasi jangka panjang karena perubahan jumlah uang beredar. Bukti dari hasil uji netralitas uang jangka panjang ini tidak konsisten dengan proposisi netralitas uang yang menunjukan bahwa uang adalah netral dalam perekonomian yang tidak berpengaruh pada variabel riil, karena uang hanya berdampak pada tingkat harga. Chichi Shintia Laksani 2004 Netralitas Uang di Indonesia Melalui Analisis Efektifitas Uang Beredar dalam Mencapai Tujuan Makroeko nomi Melihat bentuk hubungan kausalitas antara jumlah uang beredar dengan output dan mengetahu i bentuk hubungan kausalitas antara uang beredar dengan tingkat harga Vector Autoreggresive VAR, Variance Decomposition VD dan Impulse Response Function IRF Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam taraf 5 persen uang beredar tidak mempunyai hubungan kausalitas dengan tingkat output. Hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan moneter melalui uang beredar tidak dapat mempengaruhi output, artinya uang beredar tidak efektif dalam mencapai tujuan mekroekonomi tingkat output. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa dalam taraf 5 persen uang beredar mempunyai hubungan kausalitas dengan tingkat harga. Hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan moneter melalui jumlah uang beredar dapat mempengaruhi tingkat harga, Universitas Sumatera Utara 31 sehingga uang beredar efektif dalam mencapai tujuan makroekonomi yaitu tingkat harga. Erdinc Telatar dan Tarkan Cavusoglu 2005 Long-Run Monetary Neutrality: Evidence from High Inflation Countries Menguji kembali netralitas uang jangka panjang dan super netralitas uang jangka panjang di negara berkemba ng seperti Argentina, Brazil, Ekuador, Meksiko, Turki, dan Uruguay dengan tingkat stabilitas inflasi, jumlah uang beredar, dan pertumbuh an output yang tinggi Fisher dan Seater Melalui data yang mendukung didapati netralitas uang jangka panjang untuk negara Ekuador. Supernetralitas uang jangka panjang tidak didapati untuk negara Argentina dan Uruguay. Dan data dari Brazil, Meksiko, dan Turki menunjukan adanya supernetralitas uang jangka panjang. Dalam kasus Argentina dan Uruguay didapati bahwa kenaikan tingkat jumlah uang beredar memiliki efek negatif terhadap output. Serta temuan untuk Brazil, Meksiko, dan Turki konsisten dengan definisi McCallum 1990 yang menyatakan bahwa perubahan permanen dalam tingkat jumlah uang beredar tidak berpengaruh pada variabel riil dalam jangka panjang. Universitas Sumatera Utara 32

2.8 Kerangka Konseptual