42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1 Perkembangan Jumlah Uang Beredar M1 dan M2 Tahun 2000-2014
Pengertian M1 bahwa uang beredar adalah daya beli yang langsung bisa digunakan untuk pembayaran bisa diperluas dan mencakup alat-alat pembayaran yang
mendekati uang, misalnya deposito berjangka time deposits dan simpanan tabungan saving deposits pada bank-bank. M1 dapat diartikan juga sebagai uang kartal
ditambah dengan uang giral. Sedangkan pengertian M2 diartikan sebagai M1 plus deposito berjangka dan saldo tabungan milik masyarakat pada bank -bank.
Perkembangan M2 juga bisa mempengaruhi perkembangan harga, produksi dan keadaan ekonomi pada umumnya. Perkembangan M1 dan M2 pada tahun 2000-2014
dapat dilihat pada gambar 4.1 dan gambar 4.2.
Universitas Sumatera Utara
43
Sumber: International Financial Statistics IFS
Gambar 4.1 Grafik perkembangan Jumlah Uang Beredar M1 Tahun 2000-2014
Sumber: International Financial Statistics IFS Gambar 4.2 Grafik perkembangan Jumlah Uang Beredar M2 Tahun 2000-2014
Berdasarkan gambar 4.1 dan 4.2, dapat dilihat bahwa perkembangan jumah uang beredar terus mengalami kenaikan dimulai pada periode tahun 2000 kuartal 1 sampai
100,000 200,000
300,000 400,000
500,000 600,000
700,000 800,000
900,000 1,000,000
2 Q
1 2
Q 4
2 1
Q 3
2 2
Q 2
2 3
Q 1
2 3
Q 4
2 4
Q 3
2 5
Q 2
2 6
Q 1
2 6
Q 4
2 7
Q 3
2 8
Q 2
2 9
Q 1
2 9
Q 4
2 1
Q 3
2 1
1 Q
2 2
1 2
Q 1
2 1
2 Q
4 2
1 3
Q 3
2 1
4 Q
2
M il
y a
r R
upi a
h
Tahun
M1
M1
500,000 1,000,000
1,500,000 2,000,000
2,500,000 3,000,000
3,500,000 4,000,000
4,500,000
2 Q
1 2
Q 4
2 1
Q 3
2 2
Q 2
2 3
Q 1
2 3
Q 4
2 4
Q 3
2 5
Q 2
2 6
Q 1
2 6
Q 4
2 7
Q 3
2 8
Q 2
2 9
Q 1
2 9
Q 4
2 1
Q 3
2 1
1 Q
2 2
1 2
Q 1
2 1
2 Q
4 2
1 3
Q 3
2 1
4 Q
2
M il
y a
r R
upia h
Tahun
M2
M2
Universitas Sumatera Utara
44 tahun 2014 kuartal 4. Perkembangan M1 dan M2 melonjak tinggi mencapai Rp.
949.168 miliar di tahun 2014 kuartal 3 dan Rp. 173.326 miliar pada tahun 2014 kuartal 4. Peningkatan peredaran uang ini terjadi seiring dengan peningkatan pertumbuhan
ekonomi dan meningkatnya pendapatan nasional. Setelah krisis ekonomi pada tahun 19971998 perkembangan jumlah uang
beredar di Indonesia terus meningkat, hal ini dikarenakan nilai transaksi dan spekulasi masyarakat meningkat dengan pesat. Banyak masyarakat beramai-ramai mencairkan
simpanannya di bank akibat dari krisis kepercayaan dan semakin meningkatnya aktivitas perekonomian sehingga memicu peningkatan jumlah uang beredar. Hingga
pada tahun 2000 kuartal 1 M1 berada pada posisi Rp. 124.663 miliar dan M2 Rp. 656.451 miliar.
Pada tahun 2001 peningkatan jumlah uang beredar masih berlanjut dan lebih bersifat musiman mengingat kebutuhan masyarakat akan uang kartal meningkat saat
lebaran dan natal. Pada tahun 2003 perbankan mengalami tantangan ekses likuiditas yang diakibatkan derasnya aliran masuk modal asing. Suplai likuiditas justru meningkat
secara tajam yang bersumber dari ekspansi rekening pemerintah di Bank Indonesia akibat meningkatnya pembiayaan APBN yang berasal dari penerimaan valuta asing dan
pembayaran bunga operasi pasar terbuka OPT. Hal ini yang mengakibatkan semakin bertambahnya jumlah uang beredar di tahun 2003.
Pada tahun 2004 kuartal 1 uang beredar mengalami penrunan dari kuartal sebelumnya, M1 di kuartal 1 sebesar Rp.219.087 miliar dan M2 sebesar Rp.935.248
Universitas Sumatera Utara
45 miliar. Dan di kuartal selanjutnya uang beredar mengalami peningkatan. Peredaran uang
meningkat dikarenakan biaya-biaya kampanye para calon presiden dan juga biaya pemilihan umum pada tahun tersebut. Selama kurun waktu tersebut pemerintah juga
mengeluarkan biaya tambahan belanja sosial untuk bencana-bencana yang terjadi di Indonesia. Penyebab lainnya diakibatkan efek dari sentimen global, di mana masyarakat
lebih cenderung untuk memegang uangnya sendiri daripada menyimpannya di bank. Peningkatan jumlah uang beredar di tahun 2006 berasal dari meningkatnya uang
kuasi tabungan dan deposito dan juga disumbang oleh kenaikan kredit baik itu di dunia usaha dan rumah tangga. Tahun 2007 peningkatan M1 dan M2 dikuartal 4
menjadi Rp. 450.055 miliar dan Rp. 1.649.661 miliar yang dipengaruhi kenaikan kredit pada sektor bisnis dan kenaikan cadangan devisa diakibatkan tingginya harga minyak
dunia. Krisis global terjadi di tahun 2008 yang melanda perekonomian dunia sehingga
berdampak bagi perekonomian Indonesia. Jumlah uang beredar M1 dan M2 di kuartal 4 meningkat menjadi Rp. 456.787 miliar dan Rp. 1.895.838 miliar. Dan pada saat itu
tingkat inflasi di Indonesia hampir mencapai 11. Pemerintah dan otoritas moneter menaikkan BI rate menjadi 9,5 untuk mengantisipasi depresiasi terhadap nilai rupiah
serta melakukan peningkatan jumlah simpanan di bank dari Rp. 100 juta menjadi Rp. 2 miliar untuk mengantisipasi rush akibat kekhawatiran masyarakat terhadap
simpanannya di bank. Indonesia telah belajar dari kesalahan pada tahun 1997-1998 sehingga pada tahun ini Indonesia tidak terkena dampak terlalu parah dari krisis
perekonomian internasional.
Universitas Sumatera Utara
46 Di tahun 2009 dan 2010 pertumbuhan uang beredar cenderung mengalami
peningkatan, meskipun uang beredar M1 mengalami fluktuasi. Peningkatan uang beredar di tahun ini diikuti dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
pada saat itu mencapai sekitar 6,1. Dan pada tahun 2014 pertumbuhan uang beredar M1 mengalami perlambatan, yang dikarenakan turunnya pertumbuhan uang kartal di
luar bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat DPR sehingga mempengaruhi juga perlambatan uang kuasi M2 karena turunnya pertumbuhan simpanan berjangka valas.
Posisi uang beredar di kuartal 4 tahun 2014 yaitu M1 sebesar Rp. 942.221 miliar dan M2 sebesar Rp. 4.173.362 miliar.
4.1.2 Perkembangan Output Riil PDB Riil Tahun 2000-2014