PELAYANAN SOSIAL TINJAUAN TEORITIS

23

B. PELAYANAN SOSIAL

1. Pengertian Pelayanan Sosial Pelayanan sosial meliputi kegiatan-kegiatan atau intervensi-intervensi terhadap kasus yang muncul dan dilaksanaKan secara diindividualisasikan, langsung dan terorganisasi serta memiliki tujuan untuk membantu individu, kelompok, dan lingkungan sosial dalam upaya mencapai penyesuaian dan keberfungsian yang baik dalam segala bidang kehidupan di masyarakat, yang terkandung dalam pelayanan dapat dikatakan adanya kegiatan-kegiatan yang memberikan jasa kepada klien dan membantu mewujudkan tujuan-tujuan mereka. Pelayanan sosial itu sendiri merupakan suatu bentuk aktivitas yang bertujuan untuk membantu individu, kelompok, ataupun kesatuan masyarakat agar mereka mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, yang pada akhirnya mereka diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang ada melalui tindakan-tindakan kerjasama ataupun melalui pemanfaatan sumber-sumber yang ada di masyarakat untuk memperbaiki kondisi kehidupannya. Adapun pelayanan sosial yang dimaksud penulis yaitu sebagaimana dikemukakan Alfred J. Khan dalam Soetarso sebagai berikut : “Program-program yang dilaksanakan tanpa mempertimbangkan kriteria pasar untuk menjamin suatu tingkat dasar dalam penyediaan fasilitas pemenuhan kebutuhan kehidupan bermasyarakat serta kemampuan perorangan untuk melaksanakan fungsi-fungsinya dan untuk memperlancar kemampuan menjangkau serta menggunakan pelayanan serta lembaga-lembaga yang telah ada dan membantu warga masyarakat yang mengalami kesulitan dan keterlantaran.” 6 Konsepsi mengenai pelayanan sosial memiliki arti yang luas dan bergantung kepada bagaimana konsep pelayanan sosial tersebut dipandang dari 6 Soetarso, Kesejahteraan Sosial, Pelayanan Sosial,dan Kebijakan Sosial, Bandung: Koperasi Mahasiswa STKS, 1993, hal 26 24 berbagai aspek, bahwa pelayanan sosial bukan hanya sebagai usaha memulihkan, memelihara, dan meningkatkan kemampuan berfungsi sosial individu dan keluarga melainkan juga sebagai usaha untuk menjamin berfungsinya kolektivitas seperti kelompok-kelompok sosial, organisasi-organisasi serta masyarakat. 7 Menurut Alfred J. Khan, Pelayanan Sosial dibedakan dalam dua golongan 8 , yakni : a. Pelayanan–pelayanan sosial yang sangat rumit dan komprehensif sehingga sulit ditentukan identitasnya. Pelayanan ini antara lain pendidikan, bantuan sosial dalam bentuk uang oleh pemerintah, perawatan medis dan perumahan rakyat. b. Pelayanan sosial yang jelas ruang lingkupnya dan pelayanan-pelayanannya walaupun selalu mengalami perubahan. Pelayanan ini dapat berdiri sendiri, misalnya kesejahteraan anak dan kesejahteraan keluarga, tetapi juga dapat merupakan suatu bagian dari lembaga-lembaga lainnya, misalnya pekerjaan sosial di sekolah, pekerjaan sosial medis, pekerjaan sosial dalam perumahan rakyat dan pekerjaan sosial dalam industri. Jadi Pelayanan social yang dilakukan oleh yayasan al- fikr adalah sebuah pelayan social yg memilki cakupan di golongan b sebagaimana yg telah dijelaskan diatas. Motif utama dalam pelayanan sosial adalah masyarakat mempunyai tanggung jawab untuk membantu masyarakat yang lebih lemah dan kurang beruntung serta memberikan perlindungan dengan pelayanan-pelayanan yang tidak mungkin dipenuhi oleh mereka sendiri secara perorangan. Motif inilah yang kemudian mendorong terbentuknya lembaga-lembaga pelayanan sosial seperti 7 Ibid, hal 30 8 Ibid, hal. 32-33 25 Yayasan yang berusaha membantu, menghibur dan memberikan kepada kliennya dengan berbagai aktivitas kegiatannya. Program-program pelayanan sosial dalam bentuk pelayanannya berupa: a Terapi, pertolongan, rehabilitasi, b Pelayan sosialisasi dan pengembangan, c Pelayanan penjangkauanakses, rujukan. Beradasarkan program-program pelayanan social diatas maka yayasan al fikr dapat dikategorikan pada poin B, karena lebih mngedepankan kepada sosialisai dan pengembangan. 2. Ciri-Ciri Pelayanan Sosial Kegiatan-kegiatan pelayanan kesejahteraan sosial mempunyai ciri-ciri tertentu yang berbeda dengan kegiatan lainnya, ciri-ciri itu adalah : a. Organisasi Formal Kegiatan pelayanan kesejahteraan sosial merupakan kegiatan yang terorganisir secara formal. Kegiatan gotong royong yang dilakukan secara spontan tanpa adanya organisasi yang teratur belum dapat dikatakan sebagai konsep pelayanan kesejahteraan sosial. Pertolongan dalam pelayanan sosial merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh lembaga formal yang telah diakui oleh masyarakat, yang memberikan pelayanan secara teratur dan pelayanan tersebut merupakan fungsi utamanya. b. Sumber Dana Sosial Pelayanan kesejahteraan sosial mempunyai tanggung jawab sosial sebagai unsur pokoknya. Mobilisasi sumber-sumber menjadi tanggung jawab masyarakat 26 secara keseluruhan, masyarakat dapat melaksanakan mekanisme sesuai keinginannya dan hal ini merupakan bagian yang penting bagi pelayanan kesejahteraan sosial yang disponsori oleh pekerja sosial dan tujuan utama dari pelayanan kesejahteraan sosial tidak mengejar keuntungan non profit motif. c. Ditujukan Untuk Pemenuhan Kebutuhan Manusia Pelayanan kesejahteraan sosial harus memandang kebutuhan manusia secara menyeluruh, tidak hanya memandang manusia dari satu aspek saja. Hal inilah yang membedakan pelayanan kesejahteraan sosial dengan prinsip-prinsip pelayanan lainnya. 3. Tujuan dan Fungsi Pelayanan Sosial Pekerjaan sosial merupakan suatu bidang keahlian yang mempunyai tanggung jawab untuk memperbaiki atau mengembangkan interaksi-interaksi orang dengan lingkungan sosialnya melalui pelayanan-pelayanan sosial yang diberikan kepada klien sehingga mereka mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan permasalahannya dan akhirnya mereka dapat mengatasi masalah yang dialaminya, bahkan dapat berupaya untuk mencegah agar permasalahan tersebut tidak muncul lagi. Dalam kegiatan utamanya profesi pekerjaan sosial dapat dilaksanakan dalam satu badan atau lembaga sosial untuk memberikan pelayanan sosial kepada klien, sehingga dengan adanya pelayanan sosial dapat memberikan fungsi yang maksimal bagi pengembangan kehidupan sosial individu, kelompok maupun masyarakat untuk menuju ke arah yang lebih baik lagi. Pelayanan sosial membentuk dan menyediakan sumber-sumber yang dibutuhkan bagi terwujudnya pemecahan masalah yang dialami individu, 27 kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah sosial dan membutuhkan pertolongan sehingga mereka dapat melaksanakan fungsi sosialnya dengan baik. Beberapa tujuan dari pelayanan sosial yang dikemukakan oleh Soetarso 9 , yaitu : 1 Melindungi atau memulihkan kehidupan keluarga, 2 Membantu individu untuk mengatasi masalah-masalah yang diakibatkan oleh faktor-faktor yang berasal dari luar dirinya maupun dari dalam dirinya, 3 Meningkatkan proses perkembangan yaitu membantu individu atau kelompok untuk mengembangkan atau memanfaatkan potensi-potensi yang ada di dalam dirinya, 4 Mengembangkan kemampuan orang untuk memahami, menjangkau dan mengusahakan pelayanan yang dibutuhkan. Pelayanan sosial disini selain menjalankan fungsinya, juga melakukan pemulihan suatu keadaan bermasalah menjadi suatu kondisi yang baik. Kegiatan dilakukan dengan cara membantu individu, kelompok dan masyarakat untuk dapat memanfaatkan potensi yang ada dalam dirinya sehingga memiliki kemampuan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. Selain itu, pelayanan sosial mempunyai fungsi mengembangkan kemampuan untuk menjangkau dan mengusahakan pelayanan yang dibutuhkan atau kemampuan untuk memahami pelayanan sosial manakah yang sesuai dengan 9 Ibid, hal. 33 28 permasalahan. Disini terlihat keterlibatan pekerja sosial sebagai pemberi pertolongan untuk meningkatkan kemampuan penyandang masalah sehingga mereka mampu mengatasi masalahnya sendiri.

C. Pengertian Yatim dan Piatu