Pengertian Yatim dan Piatu

28 permasalahan. Disini terlihat keterlibatan pekerja sosial sebagai pemberi pertolongan untuk meningkatkan kemampuan penyandang masalah sehingga mereka mampu mengatasi masalahnya sendiri.

C. Pengertian Yatim dan Piatu

Dalam kamus bahasa Indonesia, kata yatim mempunyai pengertian yaitu anak yang tidak beribu dan berayah 10 . Sedangkan menurut pengertian secara umum kata yatim dapat dipisahkan dengan kata yatim piatu yang keduanya mempunyai pengertian yang berbeda-beda. Kata yatim mempunyai pengertian tidak berayah, sedangkan piatu mempunyai pengertian tidak beribu. Yatim piatu bisa dianalogikan anak yang tidak memiliki ayah dan atau ibu sebagai kedua orang tuanya. Dalam penelitian ini, penulis mengambil sampleinforman siswa yatim tidak berayah, siswa piatu tidak beribu, dan siswa yatim piatu tidak berayah dan beribu. Dari pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa anak yatim piatu yang mendapatkan perhatian dan perlindungan adalah mereka yang dapat dikatakan masih berstatus anak-anak yang belum dan mendapatkan pendidikan dan pekerjaan dengan baik. Dalam hal ini para pendidik dan orang tua asuh tidak meninggalkan dan melepaskan bimbingan dan perhatian sejauh mana tentang keberhasilan yang diraih oleh anak yatim dan piatu atau yatim piatu. Apabila mereka belum berhasil maka perlu adanya perluasan wawasan pengetahuan dan pelajaran lagi. Hal ini sangat dianjurkan oleh Allah SWT dalam firmannya Q.S. An-Nisa ayat 6. 10 Toto iryanto,kamus bahasa indonaesia,Surabaya:cv induk,1985,h.234 29 Artinya: Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas pandai memelihara harta, Maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. dan janganlah kamu Makan harta anak yatim lebih dari batas kepatutan dan janganlah kamu tergesa-gesa membelanjakannya sebelum mereka dewasa. barang siapa di antara pemelihara itu mampu, Maka hendaklah ia menahan diri dari memakan harta anak yatim itu dan Barangsiapa yang miskin, Maka bolehlah ia Makan harta itu menurut yang patut. kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka, Maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi tentang penyerahan itu bagi mereka. dan cukuplah Allah sebagai Pengawas atas persaksian itu. 30 Dalam ayat tersebut jelas sekali Allah mengajarkan kepada kita agar memperhatikan anak-anak yatim dan piatu dari segi perhatian, bimbingan serta perhatian yang cukup untuk masa depan mereka. Selama ini banyak anggota masyarakat, yayasan atau lembaga sosial, yang salah satunya adalah yayasan Al-Fikr yang telah melaksanakan layanan social kepada anak-anak yatim piatu serta orang-orang yang miskin yang berhak untuk diberikan uluran tangan seperti dhuafa. Yayasan Al-Fikr merupakan yayasan yang bersifat independent, berbasis masyarakat dan transparan dalam memberikan santunan. Yayasan Al-Fikr dikatakan independen karena merupakan lembaga pendidikan yang mandiri dan kegiatannya dipertanggungjawabkan kepada pemerintah atau masyarakat. Sedangkan transparansi atau keterbukaan tercermin kepada pengelola keuangan, dimana setiap periode berkala, khususnya pada setiap catatan keuangannya diumumkan dan disaksikan kepada anggota pengurus dan masyarakat yaitu melalui cara musyawarah. Dengan adanya cara inilah yayasan Al-fikr bersama-sama masyarakat mempercepat dan memperlancar segala kegiatan berupa apapun, pemberian santunan dan peningkatan pendidikan bagi anak yatim piatu serta kaum yang lemah dhu’afa yang melahirkan output efisien dan optimal. Adapun permasalahan yang dihadapi anak yatim piatu bisa dilihat dalam dua perspektif, yaitu: pertama, masalah umum, yaitu setiap anak pada umumnya mempunyai hak-hak yang sangat besar yaitu hak memiliki pendidikan 11 . Bagi anak-anak yang masih mempunyai kedua orang tuanya sudah pasti sedikit 11 M.Ash Sholihin Al Utsaimin, Hak-hak dalam Islam,Tribuana Karya,h.31 31 banyaknya akan memperoleh pengalaman dan pendidikan dari gurunya atau pendidikan di lingkungan keluarganya. Lain halnya kepada anak yang tidak mempunyai orang tua mereka terasa terkucilkan dan akan menimbulkan kehilangan semangat dan gairah untuk menentukan masa depanya melalui jalur pendidikan, karena mereka merasa tidak adanya dukungan atau sokongan untuk menghadapi hidup yang lebih sempurna. Asumsi ini sering kali dialami oleh anak yatim piatu yang masih belum mendapatkan perhatian dari segenap orang yang mampu untuk mendukung mereka agar setaraf dengan anak-anak yang mempunyai orang tua. Di samping pendidikan yang mempunyai factor paling dominan, juga pada masalah pembinaan merupakan dua hal yang sangat penting. Karena tanpa adanya pendidikan pada pembinaan hidup manusia tidak akan terarah dan menjadi manusia yang terbelakang. Kedua, yang berkenaan dengan masalah anak yatim piatu adalah masalah yang berhubungan dengan kasih sayang dan masalah ekonomi. Pada masalah kasih sayang itu sangat penting bagi mereka, karena masalah kasih sayang dapat mendorong anak untuk mempunyai semangat hidup. Hal ini jarang sekali orang memperhatikan kasih sayang kepada anak yatim piatu secara tulus. Namun tidak sedikit orang yang memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan perhatian, dan kasih sayang kepada anak yatim piatu, hal ini hanya diberikan oleh orang-orang dalam lingkup terkecil saja dan mempunyai batasan-batasan kasih sayang, tidak sama persis kasih sayang yang diberikan oleh orang tua kandungnya. Yayasan Al-fikr merupakan salah satu lembaga yang menaungi anak-anak yatim piatu di dalamnya. Salah satu lembaga pendidikan yayasan Al-Fikr yang 32 menjadi lokasi penelitian adalah Madarasah Tsanawiyyah MTs Al-Fikr. Sekolah ini menerima siswa yang berlatar belakang yatim piatu. Madarasah Tsanawiyyah MTs Al-Fikr menjadi jembatan dalam upaya pemberian santunan dari para dermawan, perusahaan dan sebagainya yang disalurkan kepada siswa yatim piatu. Dengan demikian, penulis ingin melihat peranan yayasan Al-Fikr dalam hal ini adalah Madarasah Tsanawiyyah MTs Al-Fikr yang melakukan pelayanan sosial terhadap para siswanya yang yatim piatu. 33

BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN AL-FIKR

A. Profil Yayasan Al-Fikr

1. Sejarah Berdirinya

Semakin majunya suatu masyarakat, semakin dirasakan pentingnya pendidikan secara teratur bagi pertumbuhan anak serta generasi muda pada umumnya. Sebelum mendirikan sebuah yayasan yang resmi, pihak yayasan selaku bagian dari masyarakat telah melakukan kegiatan pengajian anak-anak non formal di teras rumah. Sepanjang perjalanannya, banyak sekali para orang tua yang menitipkan anaknya untuk dibekali ilmu agama seperti mengaji, menulis kaligrafi, belajar ilmu Fiqih, tauhid dan lain-lain. Dari sini kemudian, ada gagasan untuk meresmikan adanya sebuah lembaga pendidikan yang memang diakui oleh negara. Untuk itu, Yayasan Al-Fikr resmi didirikan pada tanggal 03 Maret 2006 berdasarkan akta notaris No.02 tahun 2007 oleh Agus Rahmat, SH. Lembaga sekolah pertama kali didirikan adalah Taman Pendidikan Al- Qur’an TPA Al-Fikr dan Raudhatul Jannah RA Al-Fikr. Kemudian pada tahun 2007 yayasan Al-Fikr meresmikan kembali Madrasah Tsanawiyyah MTs Al- Fikr. Kata Al-Fikr sendiri dalam bahasa arab memiliki arti ”berpikir”. Bahwa sebagai manusia yang memiliki derajat paling tinggi sebagai makhluk yang mulia, manusia diberi akal dan pikiran oleh Allah SWT. Untuk melakukan tindakan 33