3. Sumber Belajar di Taman Kanak-Kanak
Masa masa awal sekolah adalah fase yang tepat untuk menanamkan kepada mereka tentang kenikmatan membaca dan
membimbing anak menyadari bahwa buku dan membaca adalah sumber kesenangan
26
. Sumber belajar merupakan tempat anak dapat memperoleh
informasi, sikap, dan keterampilan yang ia pelajari. Sumber belajar yang penting di Taman Kanak-Kanak antara lain perpustakaan, dan lingkungan
sekitar. Perpustakaan merupakan sumber belajar yang penting. Di perpustakaan anak-anak dapat menemukan buku-buku yang di dalamnya
terdapat informasi yang mereka butuhkan, misalnya anak ingin membuat perahu dari kertas, ia dapat mencari buku di perpustakaan. Oleh karena itu,
perpustakaan untuk anak usia dini perlu dilengkapi dengan buku-buku sebagai berikut:
a. Pengenalan huruf dan kata yang bergambar.
b. Pengenalan angka dan bilangan.
c. Pengenalan pekerjaan sederhana seperti makan, minum,
memakai baju, memakai tali sepatu dan lain-lain. d.
Pengenalan benda-benda di sekeliling anak seperti, rumah, sekolah, tumbuhan, hewan dan lain-lain.
e. Pengenalan bentuk-bentuk ruang dan tempat.
f. Pengenalan waktu, jam, hari dan tanggal.
g. Pengenalan keluarga, teman dan guru.
26
Zena Sutherland, “Children and Books” New York: Longman, 1997, hal. 63.
h. Buku-buku cerita bergambar, dongeng, fiksi, dan non fiksi.
Literatur merupakan alat yang paling kuat atau efektif dalam membantu anak anak memahami rumahnya, lingkungan, serta dunia
tempat dia tinggal bahkan sebelum mereka dapat membaca, dengan membacakan mereka cerita mengenai kehidupan orang-orang lain yang
mungkin berbeda maupun sama kebudayaannya, dapat memberikan ingatan seumur hidup mereka mengenai pesan serta kesan yang mereka
dapatkan ketika buku itu dibacakan. Buku dapat memberikan stimulasi kepada anak-anak untuk menggunakan imajinasi mereka, meningkatkan
kosakata, serta pemahaman mereka tentang diri sendiri dan orang lain
27
.
4. Tujuan Taman Kanak-Kanak
Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu pendidikan usia dini yang berumur 4-6 tahun, dimana pendidikan Taman Kanak-
Kanak memiliki peran yang sangat penting untuk pengembangan kepribadian anak, serta untuk mempersiapkan mereka untuk memasuki
jenjang pendidikan selanjutnya. Tujuan pendidikan Taman Kanak-Kanak itu sendiri adalah
membantu pertumbuhan dan pengembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut
28
.
27
Dian Wahono, “Penyampaian Informasi Kepada Anak-Anak Melalui Media Buku
Bacaan Bergambar: Analisis Isi Buku Seri Kenali Perasaanmu”. Skripsi S1 Program Studi Ilmu Perpustakaan. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. Universitas Indonesia, 2007.
28
Anis Fitria, “Pendidikan Taman Kanak-Kanak TK” artikel diakses pada 7 September
2015 jam 15.38 di http:m.kompasiana.comanis_fitriapendidikan-taman-kanak-kanak-tk.
Pendapat lain menyebutkan bahwa tujuan dari taman kanak-kanak yaitu mengembangkan kepribadian dan potensi diri sesuai dengan tahap
perkembangan peserta didik
29
.
C. Sastra Anak
1. Definisi dan Sejarah Sastra Anak
Sejarah perkembangan kesusastraan memang belum menuai kepastian tentang awal kemunculannya, karena sastra pada zaman dahulu
merupakan cerita yang berkembang secara lisan dan diturunkan secara turun temurun secara lisan pula. Sastra merupakan gambaran hidup dan
kehidupan yang dituangkan dalam bentuk cerita yang dipoles sehingga menarik perhatian. Kata sastra sendiri merupakan kata yang berasal dari
bahasa Sanskerta yaitu, Sas yang berarti mengarahkan atau memberi
petunjuk dan Tra yang berarti menunjukkan alat atau sarana. Jadi sastra
berarti alat atau sarana yang digunakan untuk mengajar
30
. Menurut Heru Kurniawan dalam bukunya yang berjudul
Sastra Anak, sastra adalah karya imajinatif manusia yang bermediakan bahasa
dan mempunyai nilai estetika dominan
31
. Sebagai karya ciptaan manusia, hakikatnya karya sastra itu berfungsi sebagai media komunikasi antara
penulis writer dengan pembaca reader.
Dengan mendasarkan bahwa sastra adalah sebuah cerita tentang kehidupan, Lukens mendefinisikan sastra anak adalah sebuah karya yang
29
Ichsan, “ Tujuan dan Prinsip Pendidikan TK” artikel diakses pada 7 September 2015
jam 15:34 di https:tunas63.wordpress.com20090612artikel-tujuan-dan-prinsip-pendidikan-tk- 2.
30
Heru Kurniawan, “ Sastra Anak” Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009, hal. 20.
31
Ibid hal. 4.
menawarkan dua hal utama yaitu, kesenangan dan pemahaman
32
. Sedangkan pendapat lain mengatakan yang dimaksud Sastra Anak adalah
sesuatu yang tentunya mengacu kepada kehidupan cerita yang berkorelasi dengan dunia anak-anak dunia yang dipahami anak-anak dan bahasa
yang digunakan sesuai dengan perkembangan intelektual dan emosional anak.
Pendapat lain mengatakan, menurut Burhan Nurgiyantoro
33
sastra anak adalah sastra yang secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan
dipahami oleh anak yang berangkat dari fakta konkret yang dapat diimajinasikan. Sedangkan menurut Davis, sastra anak adalah sastra yang
dibaca anak-anak dengan pengarahan anggota dewasa suatu masyarakat, sedangkan penulisnya juga dilakukan oleh orang dewasa.
Jadi dari beberapa pemahaman diatas, dapat disimpulkan bahwa sastra anak dapat difokuskan untuk anak-anak dengan rentang usia dari 0-
1112 tahun, yang pada masa ini anak-anak hanya dapat memahami sesuatu yang bersifat konkret, adapun imajinasi yang bersifat fantasi atau
berlebihan itu semua masih dapat diterima oleh anak-anak.
2. Fungsi Sastra Anak
Karya sastra merupakan bagian penting yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan anak. Lewat sastra anak bisa mendapatkan dunia yang
lucu, indah, sederhana, dan nilai pendidikan yang menyenangkan,
32
Heru Kurniawan, “ Sastra Anak” Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009, hal. 22.
33
Burhan Nurgiyantoro, “Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak”
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2005, hal. 6.
sehingga tanpa dirasakan, cerita menjadi sangat efektif dalam menanamkan nilai moral dan edukasi pada anak.
Penyediaan buku bacaan sastra kepada anak-anak yang tepat sejak dini diyakini akan membantu literasi dan kemauan membaca anak pada
perkembangan usia selanjutnya. Yang lebih pentingnya lagi, dengan cerita, anak bisa mendapatkan nilai-nilai pekerti yang menunjang perkembangan
budi pekertinya
34
.
3. Jenis Sastra Anak
Di lihat dari tema, sangat banyak ragam bacaan anak sebanyak ragam masalah kehidupan itu sendiri. Belum lagi kalau di lihat dari tujuan
penulisannya dengan label yang bermacam seperti pendidikan, pengajaran, budi pekerti, lingkungan, kebudayaan, anak mandiri, dan lainnya.
Dalam penelitian ini jenis sastra anak diperuntukkan bagi anak usia dini. Bacaan serupa ini ditulis dengan mempertimbangkan kebutuhan anak
baik itu secara fisik, kognitif, dan emosional. Dikutip dari buku Pedoman
Penelitian Sastra Anak
35
jenis-jenis sastra anak yang diperuntukkan bagi anak-anak usia dini adalah sebagai berikut:
a. Buku Huruf ABC
Bacaan ini memperkenalkan abjad atau yang lebih dikenal sebagai buku tentang ABC. Melalui buku ini, anak juga di ajari
tentang konsep. Buku diberi ilustrasi gambar dengan konsep
34
Heru Kurniawan, “Sastra Anak” Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009, hal. 2.
35
Riris K. Toha-Sarumpaet, “Pedoman Penelitian Sastra Anak” Jakarta: Pusat Bahasa
Kementrian Pendidikan Nasional, 2010, hal. 14.
permainan kata yang sederhana, dengan maksud untuk membiasakan anak pada huruf yang baru dikenalnya.
b. Buku Berhitung
Buku ini berkaitan dengan hitungan, sama seperti buku ABC buku ini juga mengenalkan anak pada konsep berhitung
dan hitungan dengan cara yang menyenangkan. Buku ini digambari dengan berbagai macam gambar dan berbagai
macam warna dasar. c.
Buku Tentang Konsep Seperti namanya, buku ini menekankan perhatiannya pada
konsep, buku ini yang menyangkut konsep memercayai pentingnya dan sulitnya pemahaman konsep tertentu yang amat
abstrak bagi anak usia dini. Buku ini juga dapat membantu orang tua dirumah untuk secara santai menjelaskan konsep
mendasar tersebut dan memperkenalkannya dengan cara sekonkret mungkin.
d. Buku Tanpa Kata
Buku serupa ini tampil hanya dengan gambar dan tidak ada kata atau ungkapan apapun didalamnya. Buku ini
mengandalkan gambar yang baik untuk menyatakan pikiran dan cerita pada anak. Hal ini sangat diperlukan anak,
khususnya karena dia belum mampu membaca. Anak dibiasakan dan diperkenalkan pada pola cerita, berbagai jenis
lingkungan, dan peri kehidupan, misalnya tentang bagaimana