Jadwal Penelitian Pembahasan Pemanfaatan koleksi picture book (buku bacaan bergambar) di Taman Kanak-Kanak TK Tunas Mentari Tangerang Selatan.

2. Struktur dan Susunan Organisasi KBTK Tunas Mentari ------------------ PELAKSANA KBTK TUNAS MENTARI Kepala Sekolah POMG Administrasi Keuangan Murid YAYASAN BUDHI ADI PARAMITA Bagian Umum Guru Humas 3. Struktur Kepengurusan POMG KB-TK Tunas Mentari KOORDINATOR BENDAHARA Dinar Kusuma Dewi SEKRETARIS Aminah TK.B Amalia Leoni KETUA Amalia Leoni TK.A Rubiyati Hasan KB Dinar Kusuma 4. Data Pengurus, Guru dan Karyawan KBTK Tunas Mentari Yayasan Budhi Adi Paramita: a. Pembina : H. Suhadi b. Pengawas : H. Munir c. Ketua : Budhi Santoso d. Bendahara : Hj. Siti Khotijah e. Sekretaris : Dr. Beti f. Pengurus Harian : Maya Indira P g. Manager Pelaksana Haria : Henryani Guru dan Karyawan a. Kepala Sekolah : Ratu Chairunniyyah b. Wakil Kepala Sekolah : Nur Budhi Cahyani, S.Sos c. Guru Kelompok Bermain : Nurochmah Diah Asternita Hakim, SS d. Guru TK A : Ratu Chairunniyyah Munawiroh e. Guru TK B : Shirothussi Agustin, S.Pd Nur Budhi Cahyani, S.Sos f. Administrasi Keuangan : Rahyul Dastuti, S.Pd g. Humas : Rahyul Dastuti, S.Pd h. Guru Eskul Menari : Uun i. Guru Eskul Komputer : Guru Kelas j. Bagian Umum : Pak Suyoto Pak Herman 5. Sarana Belajar Untuk menunjang kegiatan belajar yang menyenangkan KBTK Tunas Mentari telah dilengkapi sarana dan fasilitas belajar yang memadai seperti kelas-kelas yang ber-AC dengan perbandingan siswa dan guru 8:1, alat-alat peraga dan permainan edukatif yang merangsang siswa berpikir lebih luas, mandiri dan kreatif. Untuk memenuhi rasa keingintahuan anak- anak yang besar pun tersedia buku-buku bermutu dan VCD ilmu pengetahuan yang melengkapi perpustakaan dan ruang audio visual. 6. Extrakurikuler Untuk menumbuhkan sikap kreatifitas yang memupuk kecintaan anak terhadap dunia seni serta menumbuhkan sikap sportifitas yang dilandasi keimanan, di KBTK Tunas Mentari tersedia berbagai kegiatan extrakrikuler seperti melukis, menari, basket, water game, komputer dan iqro yang didukung fasilitas ruang menari, lapangan basket, ruang komputer dengan tenaga pengajar yang kompeten dibidangnya. 7. Tujuan, Visi dan Misi TK Tunas Mentari Sebagai lembaga pendidikan, KBTK Tunas Mentari mengupayakan untuk mendidik anak menjadi kreatif, cerdas, mandiri, bertanggung jawab serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan: untuk membantu perkembangan dibidang sosial, kemanusiaan dan keagamaan. Visi dan Misi: mendidik anak menjadi kreatif, cerdas, mandiri, bertanggung jawab dan mampu bersosialisasi melalui proses kegiatan bermain sambil belajar dalam suasana yang nyaman dan menyenangkan dengan nuansa Islami.

8. Data Personal Guru Karyawan KBTK Tunas Mentari

Tabel.2 NO NAMA LENGKAP IJAZAH TERAKHIR TAHUN LULUS JABATAN 1. Ratu Chairunniyyah D-2 PGTK 2007 Kepala Sekolah 2. Nur Budhi Cahyani, S.Sos S-1 Komunikasi 2003 Wakasek 3. Shirotussi Agustin, S.Pd S-1 Pendidikan Bahasa Indonesia 2003 Guru 4. Munawiroh SMA 2009 Guru 5. Diah Asternita Hakim, SS S-1 Sastra 1994 Guru 6. Nurochmah D-1 PGTK 1995 Guru 7. Rahyul Dastuti, S.Pd S-1 PAUD 2012 Humas 8. Suyoto SMU Bagian Umum 9. Herman Kebersihan

B. Hasil Penelitian

Pada bab 4 ini akan dijelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai Pemanfaatan Koleksi Picture Book Buku Bergambar di Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari Tangerang Selatan yang diawali dengan observasi pada bagian pemanfaatan picture book yang bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan kegiatan pemanfaatan koleksi picture book. Pada bab ini juga penulis memaparkan tentang hasil wawancara penulis dengan Ibu Ratu Chaironniyyah sebagai Kepala Sekolah TK Tunas Mentari dan Ibu Nur Budhi Cahyani sebagai Wakil Kepala Sekolah. Observasi ini dilakukan kurang lebih 1 bulan sejak tanggal 10 Agustus 2015 yang di akhiri dengan wawancara kepada Ibu Diah Asternita Hakim sebagai Guru dan Staff Harian Pengurus Perpustakaan. Pada pembahasan, penulis mencantumkan ulasan hasil penulis kemudian akan membandingkannya dengan teori yang telah ada di bab 2, kemudian akan dicantumkan pendapat penulis mengenai hasil dan teori yang telah ada. 1. Pemanfaatan Koleksi Picture Book Buku Bergambar di Taman Kanak- Kanak Tunas Mentari Pemanfaatan picture book atau buku cerita bergambar di Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari adalah dengan adanya kegiatan pembukaan opening, storytelling, penutupan closing. Adapun penjelasan dari kegiatan tersebut adalah sebagai berikut: a Kegiatan Pembukaan Opening Kegiatan pembukaan opening di Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari yaitu pengenalan peserta didik sebelum memulai pelajaran di kelas dengan menggunakan buku bergambar. Kegiatan opening ini diadakan pada pagi hari pukul 08.00 sampai 09.00. Kegiatan ini diawali dengan guru menanyakan terlebih dahulu buku apa yang sudah murid-murid baca, lalu guru tersebut mempersilahkan peserta didik untuk memilih buku yang disukainya untuk dibacakan di dalam kelas. Selain itu kegiatan ini juga mengenalkan anak-anak tentang berbagai angka-angka, huruf, lingkungan sekitar, berbagai macam bentuk yang gambar-gambarnya terdapat dalam buku. Berdasarkan wawanacara penulis dengan Ibu Nur Budhi Cahyani mengenai kegiatan opening atau pembukaan serta jenis buku yang digunakan dalam kegiatan pembukaan atau opening adalah sebagai berikut : “kalau setiap pagi kita berikan materi ke anak yang tidak terlalu berat, seperti diajarkan menggambar, mewarnai, tapi tetap anak-anak menggambarnya berdasarkan buku yang mereka baca, bisa menggambar sederhana seperti dibuku-buku konsep, kita disini juga mengajarkan anak belajar membaca juga sebelum masuk kelas” Buku konsep berisi mengenai warna, bentuk dan ukuran suatu benda sedangkan buku abjad atau buku alphabet adalah buku yang isinya mengenai pengenalan huruf. Manfaat dari kegiatan dengan menggunakan buku konsep berdasarkan wawancara penulis dengan Ibu Diah adalah sebagai berikut : “ dengan membaca buku-buku picture book khususnya buku konsep, anak-anak dapat termotivasi untuk berkarya, seperti melipat kertas, mewarnai dan menggambar berdasarkan buku yang mereka baca” Karya dari anak-anak tersebut disimpan di perpustakaan. Sedangkan manfaat dari penggunaan buku abjad atau alphabet adalah untuk membantu anak belajar membaca. Kegiatan ini biasanya dilakukan di perpustakaan karena kegiatan ini adalah kegiatan pemanasan sebelum masuk kelas maka kegiatan ini dilakukan dengan sangat santai. Anak-anak tidak selalu harus didalam kelas, bahkan saat anak-anak sedang bermain, sedang melihat-lihat buku di perpustakaan, guru akan mecoba mengajak berdiskusi mengenai buku dengan bahasa yang ringan, ketika anak terlihat sudah tertarik ke dalam diskusi maka guru akan mengenalkannya pada buku konsep yang didalamnya banyak terdapat gambar. Sebagai contoh, ketika anak sedang di perpustakaan guru menanyakan buku apa yang sedang dicarinya atau menanyakan buku apa yang sudah dibacanya kemarin., “…cari buku apa nak?” atau “…kamu kemarin pinjam buku perpustakaan ya?, ceritain ke ibu dong bukunya tentang apa sih?...” ketika anak sudah tertarik maka guru akan mengalihkannya untuk menyimak buku yang akan disampaikan oleh guru, seperti contoh : “ nak, ibu punya buku ini? Ini ada angka-angkanya, eh ini amgka berapa ya?” ketika anak-anak sudah tertarik dengan buku yang disampaikan maka dengan sendirinya anak-anak akan mulai bercerita. Anak-anak juga akan termotivasi untuk meminjam buku di perpustakaan untuk dibaca dirumah agar bisa bercerita kepada gurunya tentang buku yang sudah ia baca di rumah. b Kegiatan Utama Storytelling TK Tunas Mentari memiliki tiga kegiatan utama yaitu storytelling atau bercerita yang dilakukan oleh guru, menceritakan kembali yang dilakukan oleh peserta didik, dan anak dipersilahkan untuk memilih buku cerita yang mereka sukai. Storytelling atau bercerita merupakan kegiatan utama di Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari, setiap hari guru bercerita kepada peserta didik didalam kelas. Kegiatan ini dilakukan pada pukul 09.00 sampai anak-anak beristirahat untuk makan sekitar jam 10.00. Buku yang biasa digunakan untuk storytelling berdasarkan wawancara penulis dengan Ibu Nur Budhi Cahyani adalah sebagai berikut : “ guru-guru membawakan storytelling menggunakan buku yang lebih banyak gambarnya daripada kata-katanya atau yang disebut dengan wordless book tema bukunya tentang kegiatan sehari-hari seperti memakai sepatu, mengantre , dan memakai baju sendiri, lalu anak-anak ditunjuk untuk menceritakan kembali cerita yang sudah dibawakan oleh gurunya” Buku bergamabar tanpa kata atau wordless book yang digunakan pun harus mengandung tema kegiatan sehari-hari seperti buku seri “Aku Bisa Pakai Baju Sendiri”, “Aku Anak Pemberani”, “Aku Anak Sabar” dan lain-lain. Anak-anak terlihat sangat antusias ketika mendengarkan guru bercerita menggunakan buku bergambar, hal tersebut dikarenakan gambar dalam buku tersebut menarik, kaya akan warna, dan jalan cerita yang ringan sehingga anak-anak dapat dengan mudah memahami jalan cerita yang ada dalam buku tersebut. Selain itu, penyampaian cerita oleh guru kepada anak sangat ekspresif, menarik, dan penekanan suara yang pas serta gerak tubuh yang sesuai dengan cerita. Setelah guru menyampaikan cerita di depan kelas, anak- anak diwajibkan untuk menyampaikan kembali cerita yang telah dibacakan di depan kelas. Murid yang akan menyampaikan kembali cerita tersebut adalah murid yang paling antusias mendengarkan. Sebagai contoh, ketika penulis melakukan observasi dan mengikuti kegiatan storytelling tersebut, seorang murid TK Tunas Mentari bernama Dannis dipilih gurunya untuk menyampaikan kembali cerita dengan judul Aku Bisa Pakai Baju Sendiri, Dannis bersedia untuk menceritakan kembali cerita tersebut di depan teman-temanya, dengan sikap yang malu-malu namun dapat dengan baik menceritakan kembali cerita yang telah disampaikan oleh guru di depan teman-temannya. Tujuan dari kegiatan storytelling ini adalah memberikan motivasi kepada anak-anak agar gemar membaca, melatih anak-anak untuk berani berbicara di depan kelas, dan melatih anak-anak untuk selalu menghargai orang yang sedang berbicara di depan kelas. Setelah kegiatan bercerita dan menceritakan kembali selesai, maka guru akan mempersilahkan peserta didik untuk memilih buku yang mereka sukai diperpustakaan, kemudian anak- anak dapat membaca. Manfaat diadakannya kegiatan storytelling atau bercerita menurut wawancara penulis dengan Ibu Ratu Choirunniyah adalah sebagai berikut : “ menurut saya manfaat picture book itu dari segi perkembangan kognitif dapat menambah kosa kata anak, kemampuan membaca dan berhitungnya juga baik dan dari segi moral pun anak lebih disiplin karena kami ajarkan dengan menggunkan karakter yang ada didalam sebuah buku” c Kegiatan Penutup Closing Kegiatan penutup Closing ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan kegiatan pada kegiatan pembukaan Opening, kegiatan ini tidak selalu di lakukan di dalam kelas, kegiatan ini merupakan kegiatan pengawas kelas, Dimana yang dimaksud dengan kegiatan pengawas kelas adalah dimana guru membiasakan anak-anak membaca buku sebelum mereka dijemput oleh orang tua masing- masing. Kegiatan ini dilakukan agar anak-anak tidak bermain yang membahayakan diri mereka, seperti berlarian, bercanda yang berlebihan, dan lain-lain. Jenis buku yang digunakan berdasarkan hasil wawancara dengan penulis adalah sebagai berikut: “ kalau pulang sekolah anak-anak lebih suka bermain menggunakan buku puzzle, buku pop-up, dan buku-buku mainan atau toys book” Pada awalnya kegiatan ini selalu di bimbing oleh guru namun seiring berjalannya waktu, anak-anak akan terbiasa untuk selalu membaca buku sebelum mereka dijemput oleh orangtua masing- masing, baik membaca atau menyimak bukunya seorang diri, menceritakan isi buku tersebut menggunakan bahasa sendiri di depan guru ataupun kepada teman-temannya. Sebagai contoh, ketika penulis melakukan observasi, penulis mendapati seorang anak perempuan dari kelas Playgroup sedang menyimak buku yang didalamnya terdapat gambar binatang-binatang hutan, dan anak perempuan tersebut menceritakan isi buku tersebut dengan menggunakan bahasanya sendiri, gerak tubuh dan menirukan suara dari binatang-binatang tersebut. Manfaat diadakannya kegiatan ini adalah untuk membiasakan anak-anak mengisi waktu luang dengan hal yang positif misalnya seperti membca buku. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Ibu Diah 1 , mengenai efektifitas pemanfaatan picture book adalah sebagai berikut: “Pemanfaatan picture book dalam kegiatan belajar mengajar sangat efektif karena anak lebih antusias dan sangat tertarik dengan picture book, karena picture book dapat merangsang anak untuk berani bertanya dan menstimulus rasa keingintahuan anak. Dengan adanya picture book anak lebih tertarik pada materi yang diberikan guru di kelas dan berani mengungkapkan bahasa melalui gambar” Pemanfaatan koleksi picture book dalam kegiatan belajar mengajar sangat efektif¸ karena anak lebih antusias dan lebih tertarik dengan picture book. 1 Hasil wawancara dengan Ibu Diah Asternita Hakim pada tanggal 25 Agustus 2015 Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Ibu Cahya 2 , mengenai kegiatan yang dilakukan dalam kaitannya dengan pemanfaatan picture book, adalah sebagai berikut: “ Disetiap pembukaan pelajaran atau opening, anak-anak dibiasakan membaca buku yang dia inginkan¸salah satunya picture book. Selain itu kegiatan utama dalam pemanfaatan picture book adalah sebagai media belajar, seperti storytelling oleh guru dan kegiatan pengaman yang dilakukan, setiap anak- anak yang sudah selesai dalam kaitannya dengan kegiatan dikelas” Kegiatan yang berhubungan dalam pemanfaatan picture book di Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari adalah setiap pembukaan pelajaran dimana anak-anak dibiasakan oleh guru-guru untuk membaca dan kegiatan utama dalam pemanfaatan picture book yaitu storytelling. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Ibu Cahya 3 mengenai cara penyampaian informasi yang terdapat dalam picture book adalah sebagai berikut: “Cara penyampaian informasi yang terdapat di dalam picture book adalah dengan cara dibacakan oleh guru dengan sejelas mungkin, menceritakan apa yang digambarkan, setelah itu anak- anak selalu dibiasakan mengulang cerita yang sudah dibacakan oleh guru. Hal ini sering dilakukan untuk membuat anak mengerti dan menyerap informasi yang terdapat didalam picture book” Cara penyampaian informasi yang terdapat di dalam picture book dilakukan dengan cara bercerita oleh guru, menyampaikan pesan yang terdapat dalam picture book atau anak-anak yang sudah mendengarkan 2 Hasil wawancara dengan Ibu Nur Budhi Cahyani pada tanggal 20 Agustus 2015 3 Hasil wawancara dengan Ibu Nur Budhi Cahyani pada tanggal 25 Agustus 2015 guru bercerita selalu dibiasakan untuk menceritakan apa yang telah guru sampaikan. Hal ini akan membuat anak lebih cepat mengerti. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Ibu Ratu 4 , mengenai dampak terhadap perkembangan kognitif anak dalam penggunaan koleksi picture book dalam kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut: “Anak mampu mengungkapkan sebab akibat dan anak mampu mengungkapkan asal mula terjadinya sesuatu. Penggunaan media picture book juga mampu merangsang anak untuk bercerita dengan kalimat sederhana, dan pengetahuan anak pun akan bertambah karena media visual lebih mudah dicerna oleh anak” Dampak terhadap perkembangan kognitif anak dalam pemanfaatan picture book akan mampu membuat anak mengungkapkan sebab akibat dan anak akan lebih mampu untuk bercerita dengan kalimat yang sederhana. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Ibu Cahya 5 , mengenai dampak terhadap perkembangan psikologi anak dalam penggunaan koleksi picture book dalam kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut: “Anak belajar tentang kebaikan atau tentang nilai-nilai moral yang terkandung di dalam picture book. Anak juga akan mampu berbicara dan berbahasa yang baik, sopan dengan orang yang lebih dewasa dan sabar menunggu giliran” Dampak terhadap perkembangan psikologi anak dalam pemanfaatan picture book akan membuat anak belajar tentang kebaikan, 4 Hasil wawancara dengan Ibu Ratu Chairunniyyah pada tanggal 25 Agustus 2015 5 Hasil wawancara dengan Ibu Nur Budhi Cahyani pada tanggal 29 Agustus 2015 belajar tentang nilai-nilai moral yang terdapat dalam picture book, dan anak akan mampu berbicara yang baik dan sopan.

2. Kendala yang dihadapi dalam pemanfaatan koleksi

picture book di Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Ibu Cahya 6 , mengenai kendala yang dihadapi dalam pemanfaatan picture book adalah sebagai berikut: “masih terbatasnya koleksi picture book khususnya picture book yang berukuran besar dan kertas yang kurang tebal, hal ini mengakibatkan kertas mudah sobek. Sedangkan buku yang ukurannya kurang besar menyebabkan anak-anak sulit melihat ketika guru sedang bercerita menggunakan picture book. Selain itu perpustakaan yang dijadikan sarana untuk belajar belum memiliki ruangan tersendiri atau ruangan khusus, agar para peserta didik lebih nyaman ketika membaca buku” Kendala yang dihadapi dalam pemanfaatan koleksi picture book di TK Tunas Mentari belum adanya koleksi picture book berukuran besar dan kualitas kertas yang baik atau tebal selain itu belum terdapatnya ruangan khusus untuk perpustakaan yang dimana sementara ini perpustakaan di TK Tunas Mentari hanya terletak disudut ruangan dan diberi rak-rak buku.

3. Solusi terhadap kendala yang dihadapi dalam pemanfaatan koleksi

picture book di TK Tunas Mentari Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Ibu Diah 7 , mengenai solusi dari kendala yang dihadapi adalah sebagai berikut: 6 Hasil wawancara dengan Ibu Nur Budhi Cahyani pada tanggal 29 Agustus 2015 “dengan mencari buku picture book yang kualitas kertasnya bagus misalkan dengan membeli buku dari luar Indonesia yang sudah terjamin kualitas luar buku maupun isi buku. Selain itu guru-guru di TK Tunas Mentari juga mengajarkan anak bagaimana merawat dan manjaga buku seperti miliknya sendiri. Dan membuat ruangan khusus untuk perpustakaan agar anak-anak lebih nyaman” Solusi yang diambil dalam menghadapi kendala tersebut dengan mencari buku ukuran besar dan kualitas kertas yang baik.

C. Pembahasan

1. Perpustakaan Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari Di Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari, perpustakaan menjadi salah satu penunjang kegiatan belajar mengajar seluruh peserta didik. Hal ini menunjukkan bahwa perpustakaan dijadikan sebagai pengaman kelas, selain itu koleksi yang terdapat di perpustakaan sangat dimanfaatkan oleh guru mapun oleh peserta didik. Menurut Darmono dalam bukunya “Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja” fungsi dari perpustakaan sekolah adalah sebagai sumber belajar, menjadi wadah untuk menyerap dan menghimpun informasi, menumbuhkan kemampuan menikmati pengalaman imajinatif, dan membantu perkembangan kecakapan bahasa dan daya pikir. Berdasarkan ulasan hasil penelitian, peneliti berpendapat bahwa perpustakaan pada Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari sudah berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya. Karena perpustakaan di Taman 7 Hasil wawancara dengan Ibu Diah Asternita Hakim pada tanggal 29 Agustus 2015 Kanak-Kanak Tunas Mentari sangat menunjang kegiatan belajar mengajar, baik guru maupun peserta didik menggunakan perpustakaan sebagai tempat untuk memperoleh informasi, sebagai sumber belajar, dan sebagai tempat rekreatif bagi anak. Layanan pada perpustakaan Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari menggunakan sistem terbuka, sehingga anak-anak dapat secara bebas memilih, menggunakan, dan meminjam koleksi yang diinginkan. Sebab, perpustakaan pada Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari belum memiliki ruangan khusus untuk perpustakaan , sehingga guru-guru tidak membatasi anak-anak untuk berkunjung ke perpustakaan maupun memanfaatkan koleksi-koleksinya. Bagi anak yang ingin meminjam buku di perpustakaan, guru atau penanggung jawab perpustakaan hanya perlu mencatat nama anak tersebut di buku peminjaman. Namun perpustakaan di Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari hanya melayani guru, dan para peserta didik. Penulis berpendapat bahwa sistem layanan terbuka sangat sesuai diterapkan di perpustakaan Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari karena anak-anak tidak merasa terbatasi untuk mengakses langsung koleksi yang mereka inginkan. Dengan kebebasan tersebut anak-anak di Taman Kanak- Kanak Tunas Mentari terlatih untuk belajar mandiri. Selain itu, layanan dengan sistem terbuka sudah sesuai di terapkan di TK Tunas Mentari. 2. Koleksi Perpustakaan Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari Jenis koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan Taman Kanak- Kanak Tunas Mentari adalah jenis buku cerita anak-anak cerpen, buku cerita berseri, buku dongeng, buku puzzle, buku berhitung, buku agama islami, ensiklopedia bergambar, dongeng bergambar, buku cerita pendamping, buku-buku hibah. Penulis berpendapat bahwa koleksi yang dimiliki perpustakaan Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari yaitu koleksi buku cerita, buku bergambar, namun tidak memiliki buku non fiksi. Namun karena perpustakaan tersebut merupakan perpustakaan Taman Kanak-Kanak maka koleksi non fiksi tidak terlalu dibutuhkan. Buku cerita dan buku bergambar sudah sangat baik digunakan di Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari sebagai media belajar untuk peserta didik. Sebab perpustakaan Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari menyediakan koleksi-koleksi yang menunjang proses belajar mengajar. Buku-buku referensi seperti ensiklopedia anak dapat dijadikan wadah untuk anak dalam menyerap informasi, ensiklopedia tersebut harus disesuaikan untuk anak dengan gambar yang menarik dan informasi yang ringan serta diperlukan guru untuk membimbing agar anak dapat menerima informasi tersebut, berbagai macam buku konsep yang disediakan TK Tunas Mentari sudah sangat baik karena didalamnya anak-anak dapat mengenal angka, huruf, bentuk, dengan bentuk yang sangat sederhana. Dan buku-buku seperti buku bergambar atau picture book yang lebih banyak memuat gambar dari pada tulisan sudah sangat bagus untuk dijadikan sumber belajar yang utama bagi anak-anak selain dapat merangsang anak untuk gemar membaca picture book tersebut dapat menumbuhkan perkembangan imajinatif, perkembangan kemampuan bahasa, dan daya pikir anak. 3. Pemanfaatan Koleksi Picture Book di TK Tunas Mentari Kegiatan yang berhubungan dengan pemanfaatan picture book di TK Tunas Mentari yaitu kegiatan opening atau pembukaan pelajaran, storytelling atau kegiatan utama, serta kegiatan closing atau penutup, baik di luar kelas maupun di dalam kelas. Kegiatan opening yaitu pengenalan peserta didik sebelum memulai pelajaran di kelas dengan menggunakan buku cerita bergambar. Yaitu dengan cara menanyakan terlebih dahulu buku apa yang kemarin mereka baca, lalu guru tersebut mempersilahkan peserta didik untuk memilih buku yang disukainya untuk dibacakan di dalam kelas maupun di luar kelas. Penulis berpendapat bahwa kegiatan opening atau kegiatan sebelum memasuki kelas ini sangat tepat dilakukan di Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari namun sebaiknya kegiatan pembukaan ini difokuskan untuk berdiskusi dengan anak-anak mengenai buku bacaan yang sudah ia baca di rumah, hal ini untuk melatih anak mengungkapkan apa yang dia pikirkan dan dia rasakan saat ia membaca buku. Kegiatan storytelling merupakan kegiatan utama di Taman Kanak- Kanak Tunas Mentari, kegiatan storytelling diadakan setiap hari selasa, rabu, dan kamis dimana guru bercerita kepada peserta didik di dalam kelas. Buku yang biasa digunakan untuk storytelling adalah buku dengan tema kegiatan sehari-hari, seperti Aku Bisa Pakai Baju Sendiri”, “Aku Anak Pemberani”, “Aku Anak Sabar” dan lain-lain. Penulis berpendapat, bahwa storytelling merupakan cara yang efektif dalam mengembangkan minat baca anak. Storytelling dengan menggunkan buku bergambar dengan kualitas gambar yang baik dan jalan cerita yang ringan, serta penyampaian guru yang menarik seperti penekanan suara, nada suara, dan gerak tubuh dalam menyampaikan cerita dapat memotivasi anak untuk gemar membaca. Menurut penulis, TK Tunas Mentari sudah sangat tepat menjadikan storytelling untuk dijadikan kegiatan utama dalam kegiatan belajar mengajar hal tersebut terlihat dari peserta didiknya yang terlihat sangat antusias saat mendengarkan cerita dan mampu menceritakannya kembali didepan kelas. Selain itu manfaat dari adanya storytelling ini dapat terlihat dari peserta didiknya yang selalu mengisi waktu luangnya dengan membaca atau sekedar mengamati isi buku tersebut, membaca buku bersama dengan teman-temannya, atau menceritakan buku yang telah dibacanya di depan guru-guru dan teman- temannya. Kegiatan closing, inti dari kegiatan ini dimana guru membiasakan anak-anak membaca buku sebelum mereka dijemput oleh orang tua masing-masing. Kegiatan ini dilakukan agar anak-anak tidak bermain yang membahayakan diri mereka, seperti berlarian, bercanda yang berlebihan, dan lain-lain. Menurut penulis, kegiatan tersebut sudah baik dilakukan di TK Tunas Mentari karena secara tidak langsung mengajarkan pada anak untuk mengisi waktu luangnya dengan hal-hal yang positif seperti contohnya dengan membaca buku di perpustakaan, dalam kegiatan ini anak-anak juga akan dibiasakan untuk meminjam buku di perpustakaan untuk dibaca di rumah masing-masing. Dampak dari pemanfaatan picture book terhadap perkembangan kognitif anak adalah anak mampu mengungkapkan sebab akibat dan anak mampu mengungkapkan asal mula terjadinya sesuatu. Dan Pengetahuan anak pun akan bertambah karena media visual lebih mudah dicerna oleh anak. Dampak psikologi dari pemanfaatan picture book adalah anak belajar tentang kebaikan atau tentang nilai-nilai moral yang terkandung didalam picture book. Sedangkan dampak perkembangan bahasa adalah anak akan mampu berbicara dan berbahasa yang baik, sopan dengan orang yang lebih dewasa dan sabar menunggu giliran. Menurut Riris K Toha Sarumpaet dalam buku yang berjudul “ Pedoman Penelitian Sastra Anak” 8 dijelaskan bahwa pemanfaatan picture book adalah memanfaatkan koleksi buku anak sebaik mungkin sebagai mestinya sesuai dengan fungsi dari picture book itu adalah mengembangkan perkembangan kognitif psikologi anak atau perkembangan mental, intelektual dan sosial. Sehingga picture book sangat baik jika dimanfaatkan sebagai media belajar untuk anak-anak. Dengan mengacu kepada perkembangan anak secara kognitif, sosial, dan moral. 8 Riris K. Toha-Sarumpaet, “Pedoman Penelitian Sastra Anak” Jakarta: Pusat Bahasa Kementrian Pendidikan Nasional, 2010, hal. 6. Dari hasil penelitian dan teori di atas, penulis berpendapat bahwa kegiatan yang dilaksanakan di Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari yang berkaitan dengan pemanfaatan picture book sudah dimanfaatkan dengan baik karena kegiatan tersebut berdampak pada perkembangan kognitif, psikologi, dan perkembangan bahasa para peserta didik. Menurut penulis, dampak kognitif yang terlihat dari para peseta didik adalah meningkatnya prestasi akademik di sekolah, sedangkan untuk dampak psikologi dan moral menurut penulis, perilaku anak juga dipengaruhi oleh buku yang dibacanya. Buku yang baik secara tidak langsung juga mengajarkan anak untuk berprilaku dan bersikap dengan baik. Misalnya guru membacakan buku dengan judul ‘ Saya Bisa Memakai Sepatu Sendiri’ didalamnya buku tersebut mengajarkan bahwa memakai sepatu sebaiknya didahulukan sebelah kanan, kemudian memakai sepatu sebaikanya duduk dan tidak berdiri, jika berdiri maka akan terjatuh, dan memakai sepatu harus tertib saat pulang tidak boleh berebutan atau saling mendorong dengan teman. Hal tersebut dapat diaplikasikan dengan baik oleh peserta didik dan dalam kegiatan sehari-hari, dan juga dari bimbingan dari guru, misalnya saat ada anak yang memakai sepatu sambil berdiri guru akan menasihati, “…hayoo tadi dibuku bagaimana? Kalau pakai sepatu harus duduk, kalau berdiri nanti kamu jatuh, kalau jatuh nanti kamu sakit… hayoo pakai sepatunya yang tertib…” maka anak akan mematuhi nasihat dari gurunya. Sedangkan dampak postif dari membaca picture book yang lain adalah anak mempu berbahasa dengan baik, hal tersebut dapat terlihat dari anak yang sangat lancar ketika menceritakan kembali cerita dalam buku kepada teman-teman dan gurunya di dalam kelas. 4. Kendala dalam Pemanfaatan Picture Book Kendala yang dihadapi dalam pemanfaatan koleksi picture book di Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari belum adanya koleksi picture book berukuran besar dan kualitas kertas yang baik atau tebal selain itu belum terdapatnya ruangan khusus untuk perpustakaan yang dimana sementara ini perpustakaan di Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari hanya terletak disudut ruangan dan diberi rak-rak buku. Penulis berpendapat bahwa, seharusnya tidak adanya buku yang berukuran besar tidak menjadi kendala yang menghambat kegiatan belajar mengajar, karena masih banyak jenis picture book yang dapat dijadikan sumber belajar mengajar. Penulis juga berpendapat bahwa masih ada kekurangan pada sarana maupun prasarana perpustakaan di Taman Kanak- Kanak Tunas Mentari. Karena di TK Tunas Mentari belum memiliki sistem kurikulum yang mengatur tentang tata ruang, ruangan khusus perpustakaan, pengolahan dan belum mempunyai tenaga pengelola professional. 5. Solusi Terhadap Kendala yang Dihadapi Dengan mencari buku picture book yang kualitas kertasnya bagus misalkan dengan membeli buku dari luar Indonesia yang sudah terjamin kualitas luar buku maupun isi buku. Dan membuat ruangan khusus untuk perpustakaan agar anak-anak lebih nyaman. Menurut Zena Sutherland dalam buku yang berjudul “Children and Books 9 dijelaskan bahwa di perpustakaan anak-anak dapat menemukan buku-buku yang di dalamnya terdapat informasi yang mereka butuhkan, misalnya anak ingin membuat perahu dari kertas, ia dapat mencari buku di perpustakaan. Oleh karena itu, perpustakaan untuk anak usia dini perlu dilengkapi dengan buku-buku pengenalan huruf dan kata yang bergambar, pengenalan angka dan bilangan, pengenalan pekerjaan sederhana seperti makan, minum, memakai baju, memakai tali sepatu dan lain-lain. Berdasarkan ulasan hasil penelitian dan teori di atas penulis berpendapat bahwa bentuk buku sangat berpengaruh dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, buku berukuran besar dianggap dapat menyampaikan informasi yang ada didalam buku dengan baik. Karena anak tidak hanya mendengarkan guru bercerita tetapi anak bisa melihat gambar yang sedang diceritakan oleh guru. 9 Zena Sutherland, “Children and Books” New York: Longman, 1997, hal. 63. BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, serta berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemanfaatan koleksi picture book buku bacaan bergambar di Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari sudah berjalan dengan baik, dan koleksi picture book sudah sangat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber belajar mengajar. Berikut ini adalah penjelasannya: 1. Pemanfaatan Picture Book buku bacaan bergambar di Taman Kanak- Kanak Tunas Mentari dilakukan dengan cara guru selalu membiasakan anak untuk membaca sebelum opening ataupun sesudah belajar closing di kelas, selain itu pembelajaran dengan menggunakan picture book di kelas dilakukan dengan cara mengadakan kegiatan storytelling oleh para guru, dan guru-guru melatih anak-anak untuk mengungkapkan apa yang telah ia baca dan apa yang telah ia dengar dari kegiatan storytelling tersebut. 2. Kendala utama yang dihadapi dalam pemanfaatan koleksi picture book di Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari adalah belum adanya koleksi dengan kualitas kertas yang baik, kualitas gambar yang kurang menarik dan ukuran buku yang kurang besar. 3. Adapun solusi terhadap kendala yang dihadapi adalah dengan membeli buku yang berkualitas dari luar Indonesia yang kualitas kertasnya lebih baik.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis peroleh dari tempat penelitian berikut saran yang dapat penulis berikan: 1. Sebaiknya diberikan ruangan khusus perpustakaan agar pemanfaatan koleksi khususnya koleksi picture book terorganisir dengan baik. 2. Sebaiknya di Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari memiliki staff khusus yang mengelola perpustakaan, hal ini agar perpustakaan dapat memberikan layanan bimbingan pembaca user education kepada anak-anak agar mereka bahwa perpustakaan adalah sumber informasi yang utama. 76 DAFTAR PUSTAKA Ajip Rosidi. “Pembinaan Minat Baca, Apresiasi dan Penelitian Sastra” Jakarta: Panitia Tahun Buku Internasional DKI Jakarta, 1973. Anis Fitria. “Pendidikan Taman Kanak-Kanak TK” artikel diakses pada 7 September 2015 jam 15.38 di http:m.kompasiana.comanis_fitriapendidikan- taman-kanak-kanak-tk . Beni Ahmad Saebani. “Metode Penelitian” Bandung: CV Pustaka Setia, 2008. Burhan Nurgiyantoro. “Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak” Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2005. Darmono, “Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja” Jakarta: Grasindo, 2007. Dep. Pend Nasional. UU RI NO. 20 Thn 2003 tentang SIKDIKNAS. Jakarta : h 11 2007. Dhanumurti Adyogi. “BukuCeritaMengangkatPermainanTradisionalSunda”. Skripsi S1 Program StudiDepartemenDesain. FakultasSenidanDesain. InstitutTekhnologi Bandung, 2009. Dian Wahono. “Penyampaian Informasi Kepada Anak-Anak Melalui Media Buku Bacaan Bergambar: Analisis Isi Buku Seri Kenali Perasaanmu”. Skripsi S1 Program Studi Ilmu Perpustakaan. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. Universitas Indonesia, 2007 Franz, Kurt dan Bernhard Meier “ Membina Minat Baca” Bandung: Remadja Karya, 1986. Heru Kurniawan. “ Sastra Anak” Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009. Huck,S. Charlotte “Children’s literature: In The Elementary school” New York: McGraw Hill Higher. 2004. Ibrahim Bafadal. “Dasar-Dasar Manajemen dan Supervisi Taman Kanak-Kanak” Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004. Ibrahim Bafadal. “Pengelolaan Perpustakaan Sekolah”, Cet. Ke-3 Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001. Ichsan, “ Tujuan dan Prinsip Pendidikan TK” artikel diakses pada 7 September 2015 jam 15:34 di https:tunas63.wordpress.com20090612artikel-tujuan-dan- prinsip-pendidikan-tk-2 . Juliansyah Noor. “Metode Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah” Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011. 77 Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 2001. Karmidi Martoaimodjo. “Perpustakaan dalam mendukung tugas belajar dan mengajar”, Majalah Berita Perpustakaan, No 39-44 Yogyakarta: 1981-1982. Kosam Rimbarawa. “Gedung, Tata Ruang, PerabotdanPeralatanPerpustakaan”Jakarta: Hakaeser,2013 Larasati Milburga. “Membina Perpustakaan Sekolah” Yogyakarta: Kanisius, 1991. Marshall,Margaret R “An Intriduction to The World of Children’s Books” Hants: Gower Publishing, 1982. Miles, Matthew B A. Michael Huberman “Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru” Jakarta: Universitas Indonesia UI Press, 1992. Modid Mudjito. “Pembinaan Minat Baca” Jakarta: Universitas Terbuka, 2001. Moh Nazir. “Metode Penelitian” Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009. Murti Bunanta. “Buku, Mendongeng dan Minat Membaca Jakarta: KPBA, 2008. Riris K Toha-Sarumpaet. “Bacaan Anak-Anak: Suatu Penyelidikkan Pendahuluan ke dalam Hakekat, Sifat, dan Corak Bacaan Anak-Anak Serta Minat Baca Anak pada Bacaannya” Jakarta: Pustaka Jaya, 1976. Riris K Toha-Sarumpaet. “Pedoman Penelitian Sastra Anak” Jakarta: Pusat Bahasa Kementrian Pendidikan Nasional, 2010. Ronny Kountur. “Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis” Jakarta: PPM, 2003. Rothlein, L Meinbach. The Literatur Connection USA: Scott Foresman Company, 1991. Seefeldt, Carol “Pendidikan Anak Usia Dini: Menyiapkan Anak Usia Tiga, Empat, dan Lima Tahun Masuk Sekolah” Jakarta: PT Indeks, 2008. Slamet Suyanto. “Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini” Yogyakarta: Hikayat, 2005. S.C Utami Munandar . “Aspek Psikologi dan Penerapannya dalam Bacaan Anak Usia Prasekolah”, Analisis Pendidikan, No. 1 2, 1981. Sidik Kurniawan. “ Pengertian dan Ciri Sastra Anak” artikel di akses pada 14 September 2015 jam 11.16 di http:m.kompasiana.comsirsulkpengertian-dan- ciri-sastra-anak_ . Soetminah, “Perpustakaan, Kepustakawanan dan Pustakawan” Jakarta: Kanisius, 1992.