Faktor-Faktor yang Mendorong Orang Mengemis

Pengerahan anak di bawah umur, yang biasa digendong atau pengemis anak-anak memang dinilai efektif untuk menarik simpati belas kasih dari dermawan. Hal ini termasuk mengeksploitasi anak. Dengan wajah polos dan lugu, mereka menja di „boneka magnet’ bagi orang tua untuk mendapatkan uang. Menjadi pengemis memang bukan merupakan pilihan hidup untuk mendapatkan nafkah. Namun dengan melakukan hal ini setidaknya mereka mampu hidup berkecukupan. Hal ini diungkapkan diungkapkan Armasih, ibu berumur 39 tahun, yang mengerahkan kedua anaknya Sofyan, 14 tahun dan Rafi, 4 tahun. Keluarganya bisa membawa pulang Rp. 45.000,- setiap harinya. Jika dikalkulasikan dalam sebulan, maka warga Jalan Pulau Nangka, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara ini mampu meraup uang sebesar Rp. 1.350.000,- setiap bulan. 25

F. Faktor-Faktor yang Mendorong Orang Mengemis

Ada banyak faktor yang mendorong orang untuk menjadi pengemis. Faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor internal dan eksternal, ada yang bersifat permanen, dan ada yang bersifat mendadak. Faktor-faktor tersebut adalah: 26 1. Faktor urbanisasi Diketahui bahwa di masyarakat Indonesia banyak terjadi urbanisasi. Perpindahan penduduk mengakibatkan bermacam-macam dampak 25 httppendapatan pengemis, perhari.com diakses pada tanggal 20 April 2010. 26 Syarif, “ Pengemis dalam Perfektifs Al-Hadist Analisis Kritis Hadis-hadist Haq al- sail Dalam Kitab Sunan Abi D aud,” Skripsi S1 Fakultas Ushuludin , Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005, h. 18. bagi masyarakat setempat pribumi dan masyarakat baru pendatang. Tindakan masyarakat berpindah dari desa ke kota didasarkan atas harapan pelaku urbanisasi itu sendiri untuk mengubah perekonomian ke keadaan yang lebih baik. 27 Jiwa atau ide yang mendorong perpindahan ke kota disebut urbanisme. Urbanisme menjadi motivasi manusia untuk berpindah ke kota, dan urbanisme tersebut menimbulkan penambahan jumlah penduduk kota yang terus meningkat. Dalam hal ini urbanisme adalah proses perpindahan ke kota dan urbanisme adalah ide abstrak yang terwujud di dalam kesadaran yang berorientasi ke kota. 28 Dengan adanya urbanisasi maka semakin banyak tenaga kerja untuk mendapatkan pekerjaan. Mereka tergolong dalam golongan pencari kerja dengan berbagai macam latar belakang pendidikan, pengalaman dan keahlian yang berbeda-beda. Peningkatan jumlah para pencari kerja dan urbanisasi di Indonesia berhubungan dengan masalah pengangguran. Masalah pengangguran oleh banyak pihak diungkapkan sebagai akibat keterbatasan lapangan pekerjaan, pendidikan yang rendah dan keterampilan yang kurang dari para pencari kerja. Sutopo Yuwono melihat bahwa masalah ketenegakerjaan di Indonesia bukan hanya terfokus pada keterbatasan lapangan pekerjaan, keterbatasan pendidika n dan keterampilan tetapi seperti yang dikatakannya “bahwa tidak 27 Sns .s. Hutabarat, Masalah Pertambahan Penduduk, Bandung: Lembaga Penelitian Pendidikan Kependudukan Institut Keguruan dan Pendidikan IKIP Bandung, h. 25. 28 Shogo Koyano, Pengkajian tentang Urbanisasi di Asia Tenggara, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1996, h. 5. terpenuhinya lowongan-lowongan pekerjaan difaktorkan tidak tersedianya tenaga-tenaga kerja yang berkualitas. ” 29 Masalah tenaga kerja berkualitas menjadi penting untuk diperhatikan, untuk meningkatkan kinerja tenaga kerja tersebut, karena masalah ini menyangkut kepentingan perusahaan-perusahaan sebagai pengguna tenaga kerja dan penyedia lapangan kerja. Ternyata perusahaan telah banyak membuka banyak kesempatan kerja, tetapi fakta yang dihadapi oleh perusahaan adalah kesulitan untuk mencari tenaga kerja yang sesuai dengan kualifikasi perusahaan. Karena kekurangan tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki para pencari kerja maka sulit baginya untuk mendapatkan pekerjaan. Berangkat dari hal tersebut tidak sedikit masyarakat urban yang mengubah profesinya menjadi pengemis atau pemulung, dengan alasan sebagai batu loncatan untuk menyambung hidup di kota besar. Meski mereka menyadari bahwa profesi yang dikerjakannya adalah kurang mulia. 2. Faktor ketidakberdayaan Ketidakberdayaan orang-orang yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari karena mereka memang tidak punya gaji tetap, santunan-santunan rutin atau sumber-sumber kehidupan yang lain. Sementara mereka sendiri tidak memiliki keterampilan atau keahlian khusus yang dapat mereka manfaatkan untuk menghasilkan uang, seperti orang-orang yang menyandang cacat, orang-orang yang menderita 29 Sutopo Yuwono, Kebijaksanaan Pekerjaan dan Masalah Angkatan Kerja Serta Pengaruhnya bagi Pelaksanaan Pembangunan, Jakarta: PT Lembaga Sarana Informatika, 1985, h. 120-121. sakit, orang-orang yang sudah berusia lanjut sehingga tidak bisa lanjut bekerja. 30 3. Faktor kesulitan ekonomi Orang-orang yang mengalami kesulitan ekonomi dan kerugian harta yang cukup besar membutuhkan bantuan orang lain. Contohnya, para pedagang yang jatuh bangkrut, atau para petani yang gagal panen secara total, dan lain sebagainya. Mereka ini juga memerlukan bantuan karena sedang mengalami kesulitan ekonomi secara mendadak sehingga tidak bisa menghidupi kebutuhan keluarga. Faktor-faktor kesulitan ekonomi yang muncul akibat tidak seimbangnya antara penghasilan sehari-hari yang didapat dengan besarnya nafkah yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari anggota keluarga yang berjumlah banyak. 31 Di antara faktor-faktor tersebut yang berpengaruh untuk meminta-minta atau menjadi pengemis adalah kemiskinan. 30 Koyano, Pengkajian tentang Urbanisasi di Asia Tenggara, h. 15. 31 Koyano, Pengkajian tentang Urbanisasi di Asia Tenggara, h, 19. 35

BAB III PROFIL KELURAHAN CIKOKOL KOTA TANGERANG

Dokumen yang terkait

Ta`lim Al-Mufradat Bi Al-Al`ab (Al-Bithaqah) Lada Talamidz Madrasah Nur Ash-Shalihat Al-Ibtidaiyyah Al-Islamiyyah Serpong Tangerang

0 4 124

Isti'mal La'b Tarkib Al-kalimat stirred words fii ta'lim qawaid al-lughah al-arabiyyah lada talamidz ash-shof ats-tsani Mts. Pembangunan

0 11 74

Aisar kholfiyat attalamidz at tarbawiyah fu ddawaafiihim fit taa'aalum al lughoh al arobiyah fii madrasati daarul maarif al mutawasithoh al islamiyah jakarta

0 10 54

faa'liyah istikhdam thoriqoh al-istijabah al-jasadiyah al-kaamilah fii ta"lim al-qiro"ah lada talamidz as-shaf as-saadis "A" min madrosah soebono mantofani tangerang

1 29 119

Ta'lim al-istima' bi ath-thoriqoh as-sam'iyah asy-syafawiyah lada talamidz as-shofi ats-tsamin bi madrosah attaqwa al-mutawasithoh al-islamiyah 12 bekasi

0 13 78

Atsar istikhdam thariqah al-Qiraah al-mutakarrirah fȋ mahȃrah al-Kitȃbah Ladȃ Talȃmidz aș-Șaff as-Sȃdis bi Madrasah al-Husna al-Ibtidȃiyah al-Islȃmiyyah Lebak Bulus Jȃkarta al-Janȗbiyyah

0 6 67

ISTIKHDAM AL-ALA'B AL-LUGHAWIYAH FI TA'LIM AL-MUFRADAT LADA TALAMIDZ MADRASAH "HARAPAN IBU" AL-MUTAWASITHAH JAKARTA

0 3 100

Faaliyah istikhdaam wasiilah mondly fii ta`liimil lughoh al-arabiyah li tarqiyyati mahaaratil istima` lada thullabis shof as-samin fii Madrosti Muhammadiyati Al-khomisati Al-mutawassitoti Surabaya.

1 4 87

Faaliyah istikhdaam wasaail al ta'liim Learnbox fitarqiyah kafaati mufradaat li thullab al fashl as sabi` bi Madrasah al Mutawasithoh Taswirul Afkar Surabaya.

0 1 84

FA'ALIYAH ISTIKHDAM LU'BAH JEOPARDY LI TARQIYAH MAHARAH KALAM LADA AT TULAB FII AL FASHLI AS TSAMIN BI MADRASAH KESAMBEN AL MUTHAWASITHAH AL KHUKUMIYAH JOMBANG.

0 0 85