yang dilakukan perusahaan penanaman modal yang bersumber dari tidak tertatanya keterbukaan dalam laporan keuangan perusahaan.
Bagi masyarakat, hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang kondisi- kondisi faktual dari pengaturan kegiatan penanaman modal, sehingga diharapkan
masyarakat mengetahui dan turut berpartisipasi dalam membantu pemerintah melakukan pengawasan kegiatan perusahaan penanaman modal. Sementara bagi
pengelola perusahaan penanaman modal, manfaat penelitian lebih mengarah pada pentingnya keterbukaan dalam pengelolaan perusahaan penanaman modal.
keterbukaan dalam pengelelaan perusahaan dapat mengurangi risiko kerugian bagi perusahaan.
Selain manfaat tersebut, secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat dapat menambah khasanah ilmu hukum terkait pemahaman keterbukaan khususnya bagi
perusahaan penanaman modal dan jika memungkinkan memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu hukum penanaman modal di Indonesia.
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan oleh peneliti dan tenaga administrasi di Sekretariat Program Studi Ilmu Hukum Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara, diketahui bahwa penelitian tentang Penerapan Prinsip Keterbukaan dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal Menurut
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, belum pernah dilakukan baik dalam pendekatan penelitian dan perumusan masalah yang sama,
R.A. Dyna Ramadhani : Prinsip Keterbukaan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal…, 2008 USU e-Repository © 2009
meskipun terdapat sejumlah penelitian tentang keterbukaan dalam hukum penanaman modal, namun belum ada yang membahas fokus pada keterbukaan laporan keuangan
perusahaan penanaman modal. Dengan demikian penelitian ini adalah “asli” dan dapat dipertanggung
jawabkan, karena sesuai dengan asas-asas keilmuan, yakni : jujur, rasional, objektif dan terbukatransparan. Sehingga penelitian ini dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya secara ilmiah dan terbuka atas masukan dan kritikan, serta saran-saran yang sifatnya membangun.
F. Kerangka Teori dan Konsepsi
Kehadiran penanaman modal, khususnya penanaman modal asing, di negara penerima host country selalu menimbulkan dilema pengaturan. Robert Gilpin dan
Jean Milles Gilpin menguraikan bahwa pemerintah dan masyarakat host country selalu bersikap mendua menyangkut kegiatan perusahaan penanaman modal, terlebih
lagi jika perusahaan tersebut adalah perusahaan multinasional. Di satu sisi, mereka menyadari bahwa penanaman modal akan membawa masuk sejumlah modal dan
teknologi berharga ke dalam negara. Namun di sisi lain, mereka takut akan didominasi dan dieksploitasi oleh perusahaan-perusahaan kuat tersebut.
17
Tidak dipungkiri bahwa kehadiran penanaman modal membawa banyak manfaat bagi suatu
negara. Namun banyak pula bukti yang menunjukkan bahwa kegiatan penanaman
17
Robert Gilpin dan Jean Milles Gilpin, The Challenge of Global Capitalism” Tantangan Kapitalisme Global, Penerjemah Haris Munadar, dkk, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2002, hlm.
173.
R.A. Dyna Ramadhani : Prinsip Keterbukaan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal…, 2008 USU e-Repository © 2009
modal lebih menginginkan akses pada sumber daya alam dan melakukan eksploitasi yang buruk dan tidak berperasaan.
18
Oleh karena itu, menurut Oentong Soeropati, peraturan perundang-undangan penanaman modal di suatu negara selalu merupakan cerminan kompromi antara
kepentingan-kepentingan yang berbeda dari penanam modal dan Negara host country. Peraturan perundang-undangan nasional umumnya memberlakukan sejumlah asas,
syarat kewajiban dan tanggungjawab serta pengawasan terhadap kegiatan penanaman modal.
19
Hal semacam ini juga ditemukan dalam UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
Bukan suatu tindakan yang tanpa alasan UU No. 25 Tahun 2007 mencantumkan asas keterbukaan sebagai salah satu pondasi hukum penanaman
modal di Indonesia. Asasprinsip keterbukaan memberikan jaminan hak kepada masyarakat luas untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak
diskriminatif tentang kegiatan penanaman modal. Asas ini kemudian dilengkapi dengan asas akuntabilitas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir
dari penyelenggaraan penananam modal harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Bagaimana asas-asas tersebut dapat dilaksanakan oleh investor, UUPM menjawabnya melalui Pasal 15 yang
mewajibkan penanam modal melakukan tata kelola perusahaan yang baik GCG.
18
Kenichi Ohmae, Dunia Tanpa Batas Boerderless World, Alih bahasa oleh F.X. Budiyanto, Jakarta : Binarupa Aksara, 1991, hlm. 183
19
Oentoeng Soeropati, Hukum Investasi Asing, Salatiga : FH UKSW, 1999, hlm. 2-4
R.A. Dyna Ramadhani : Prinsip Keterbukaan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal…, 2008 USU e-Repository © 2009
Dengan demikian asas keterbukaan dalam UUPM tidak saja ditujukan terhadap pemerintah dalam menetapkan syarat-syarat dan ketentuan penanaman
modal, tetapi juga kepada perusahaan penanaman modal itu sendiri dengan kewajiban melaksanakan GCG dalam pengelolaan perusahaan.
Bagi Indonesia penerapan asas keterbukaan dalam penanaman modal akan mendorong terciptanya kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dapat menciptakan mekanisme pasar yang efisien.
20
Di samping kedua fungsi tersebut, penerapan asas keterbukaan sangat penting untuk mencegah penipuan fraud. Sebagaimana diuraikan
sebelumnya bahwa munculnya sinyalir manipulasi keuangan oleh perusahaan penanaman modal untuk menghindari pajak berakar dari lemahnya pengaturan
keterbukaan dalam laporan keuangan perusahaan penerima fasilitas penanaman modal. Terkait dengan fungsi pencegahan penipuan fraud ini, sangat baik dijelaskan
oleh Barry A.K. Rider dengan kalimatnya : “ sunlight is the best disinfectant and electric light the best policeman.” Dengan kata lain more disclosure will inevitably
discourage wrong doing and abuse.
21
Lebih banyak informasi yang dibuka kepada public maka akan mempersempit ruang untuk terjadinya penyalahgunaan wewenang
dalam pengelolaan perusahaan. Salah satu aspek penting dalam penerapan asas keterbukaan adalah pada
aspek keuangan, dalam hal ini laporan keuangan perusahaan penanaman modal.
20
Bismar Nasution, Op.cit, hlm. 10-11
21
Ibid., hlm. 11
R.A. Dyna Ramadhani : Prinsip Keterbukaan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal…, 2008 USU e-Repository © 2009
Laporan keuangan perusahaan penanaman modal tidak saja merupakan informasi penting bagi pemegang saham penanam modal untuk mengukur kinerja pengurusan
perusahaan, tetapi juga penting bagi pemerintah dalam melakukan pengawasan kegiatan penanaman modal dan untuk memastikan pemenuhan kewajiban fiscal
perusahaan penanaman modal tersebut. Bagi masyarakat keterbukaan laporan keuangan perusahaan penanaman modal juga sangat penting terutama karena adanya
alokasi beban biaya perusahaan untuk tujuan pertanggungjawaban sosial dan lingkungan.
Penyimpangan keuangan perusahaan selalu menjadi sebuah peristiwa yang tidak saja merugikan Negara, masyarakat dan perusahaan itu sendiri. Tanpa adanya
keterbukaan dalam laporan keuangan, maka manipulasi keuangan oleh pengurus perusahaan akan terbuka. Beberapa contoh dapat disebutkan, misalnya laporan
keuangan perusahaan yang sengaja dibuat rugi untuk menghindari pajak, laporan penggunaan dana tanggung jawab sosial dan perusahaan yang dimanipulasi seolah-
olah dana yang telah dianggarkan tersebut benar-benar telah dipergunakan untuk kepentingan masyarakat dan lingkungan, padahal dipergunakan untuk keperluan lain
yang menyimpang dari tujuan yang ditetapkan undang-undang atau tidak dipergunakan sama sekali. Tanpa keterbukaan dalam laporan keuangan, maka
manipulasi penggunaan keuangan perusahaan lebih jauh bisa merusak sendi-sendi perekonomian dan wibawa hukum suatu negara. Misalnya penggunaan sumber daya
keuangan perusahaan untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hukum,
R.A. Dyna Ramadhani : Prinsip Keterbukaan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal…, 2008 USU e-Repository © 2009
seperti menyuap para pejabat birokrasi atau penegak hukum lainnya, seperti dengan yang dituduhkan oleh Direktorat Jenderal Pajak kepada Asian Agri, yaitu melakukan
penggelembungan biaya, menggelembungkan kerugian transaksi ekspor hedging, dan melakukan transfer pricing dengan cara menjual CPO di bawah harga pasar
untuk mengurangi pendapatan yang menyebabkan kewajiban pajak berkurang.
22
Begitu juga tuduhan terhadap pelanggaran hukum yang dilakukan PT.Soechi, yang mengakibatkan negara dirugikan. Namun dengan ini, penulis tidak dapat
menampilkan besaran kerugian negara, berhubung adanya kendala untuk memperoleh informasi dari pihak perusahaan, karena hal ini terkait beberapa aspek seperti aspek
hukum adanya perjanjian kerjasama dagang antara Republik Indonesia dengan Jepang kasus sedang ditangani pihak Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, aspek politis, ini
berkaitan dengan kelanggengan hubungan bilateral antar kedua negara, sebab hal ini membutuhkan izin Presiden RI untuk melakukan komunikasi wawancara yang
diteruskan kepada Dubes Jepang dan Konsul Jepang di Medan, serta rekomendasi atau izin dari pihak Rektor Universitas Sumatera Utara danatau Direktur Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sementara dalam pembukuan dilaporkan untuk pembiayaan hal-hal yang legal.
Bertolak dari pandangan teoritis tersebut diatas, penelitian ini mencoba menyusun pemikiran tentang bagaimana asas keterbukaan yang diamanahkan dalam
Pasal 3 ayat 1 c UUPM tersebut dapat dimmplementasikan dalam pelaksanaan
22
Harian “Kontan”, Jakarta : Selasa 22 Januari 2008, hlm.1
R.A. Dyna Ramadhani : Prinsip Keterbukaan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal…, 2008 USU e-Repository © 2009
kewajiban perusahaan penanaman modal. Untuk tujuan tersebut teori-teori tentang good corporate governance dalam pengelolaan perusahaan akan sangat mendukung
terjawabnya masalah yang dirumuskan dalam penelitian tesis ini.
Selanjutnya agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran konsep-konsep yang dipergunakan dalam penelitian tesis ini, maka terhadap konsep-konsep tersebut
diberikan definisi operasional sebagai berikut : 1. Prinsip keterbukaan adalah asas dalam perundang-undangan penanaman
modal yang menjamin keterbukaan terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang kegiatan penanaman
modal.
23
2. Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan
usaha di wilayah negara Republik Indonesia.
24
Lingkup penanaman modal dalam hal ini diartikan sebagai penanaman modal langsung dan tidak termasuk
penanaman modal tidak langsung atau portofolio.
25
3. Penanam modal adalah perseorangan atau badan usaha yang melakukan penanaman modal yang dapat berupa penanam modal dalam negeri dan penanam
modal asing.
26
23
Perhatikan Penejelasan Pasal 3 ayat 1 b UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
24
Pasal 1 ayat 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
25
Penejelasan Pasal 2 UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
26
Pasal 1 point 4 UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
R.A. Dyna Ramadhani : Prinsip Keterbukaan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal…, 2008 USU e-Repository © 2009
4. Perusahaan adalah perusahaan penanaman modal yang berbentuk Perseroan Terbatas.
27
5. Laporan Keuangan adalah laporan yang terdiri atas sekurang-kurangnya neraca akhir tahun buku yang baru lampau dalam perbandingan dengan tahun buku
sebelumnya, laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan
tersebut.
28
6. Hukum adalah peraturan perundang-undangan yang terkait dengan kegiatan penananaman modal.
29
7. Asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari penyelenggaraan penananam modal harus dipertanggung
jawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
30
8. Laporan Kegiatan Penanaman Modal adalah laporan perusahaan penanaman modal yang memuat sekurang-kurangnya perkembangan kegiatan penanaman
modal dan kendala-kendala yang dihadapi, yang disampaikan secara berkala
27
Pasal 1 point 2 PP No. 64 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas PP No. 24 Tahun 1998 tentang Informasi Keuangan Tahunan Perusahaan.
28
Pasal 66 ayat 2 a UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
29
Pasal 1 point 3 PP No. 64 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas PP No. 24 Tahun 1998 tentang Informasi Keuangan Tahunan Perusahaan
30
Penjelasan Penejelasan Pasal 3 ayat 1 c UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
R.A. Dyna Ramadhani : Prinsip Keterbukaan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal…, 2008 USU e-Repository © 2009
kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal sesuai ketentuan perundang- undangan.
31
G. Metode Penelitian 1.