Laporan Keuangan Perusahaan PRINSIP KETERBUKAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN

BAB III PRINSIP KETERBUKAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN

PERUSAHAAN PENANAMAN MODAL BERDASARKAN KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN PENANAMAN MODAL DI INDONESIA

E. Laporan Keuangan Perusahaan

Dalam upaya mendukung kesinambungan dan peningkatan pelaksanaan pembangunan diperlukan langkah-langkah yang dapat mendorong peningkatan efisiensi perekonomian nasional dan peningkatan daya saing dunia usaha. Untuk itu salah satu sarana guna meningkatkan efisiensi adalah tersedianya informasi keuangan perusahaan. Dengan adanya kesempatan bagi masyarakat dan dunia usaha untuk memperoleh informasi keuangan, diharapkan bahwa proses pengambilan keputusan dalam dunia usaha dapat dilakukan lebih cermat, yang pada gilirannya akan memungkinkan peningkatan efisiensi usaha. 66 Memahami hal-hal seperti laporan keuangan tidak dapat diserahkan pada akuntan saja, CEO harus melangkah maju dan membaca, meninjau serta menganalisis laporan keuangan, dan CEO yang baik tahu bahwa memahami laporan keuangan secara mendalam adalah bantuan terbesar dalam berkomunikasi secara transparan dengan pemegang saham. Transparansi membangun kepercayaan dan keyakinan investor, sehingga penting untuk terus menerus menegaskan betapa jelas dan terbukanya perusahaan dalam segala hal yang dapat dilakukan. Memahami laporan keuangan dengan mudah adalah satu alat untuk menyampaikan keterbukaan itu. 67 66 Lebih lanjut, Penjelasan Umum PP No.24 Tahun 1998 67 Herb Baum dan Tammy Kling, Op.cit, hlm. 192 R.A. Dyna Ramadhani : Prinsip Keterbukaan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal…, 2008 USU e-Repository © 2009 Dalam lingkungan perusahaan zaman sekarang, kepemilikan saham dikuasai oleh investor institusional yang memiliki departemen riset yang melakukan due- diligence bagi perusahaan yang bersangkutan. Namun, bahkan individu tahu banyak tentang keadaan keuangan perusahaan, dan jika and adalah pemimpin dari sebuah perusahaan publik atau ingin menjadi pemimpin perusahaan semacam itu, memahami seluk beluk detail keuangan – angka-angka dan bagaimana segala sesuatunya bertambah atau berkurang – sama pentingnya dengan mengetahui visi anda bagi perusahaan. Ketika kegagalan Enron terbukti, memahami hal-hal seperti seluk beluk laporan rugi laba, neraca, transaksi off balance sheet transaksi yang tidak tercantum dalam neraca dan laporan arus kas adalah tanggung jawab setiap orang dalam manajemen. Transparansi keterbukaan dapat disampaikan dalam beberapa cara- melalui kata, tindakan dan angka. Laporan rugi laba adalah alat bantu yang dapat digunakan perusahaan untuk menyampaikan sesuatu pada pemilik saham secara transparan. Dalam rangka lebih meningkatkan efisiensi dan daya saing perekonomian nasional, maka perlu disediakan kemudahan untuk memperoleh informasi keuangan tahunan perusahaan, untuk itu semua perusahaan wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan kepada Menteri dengan kewajiban telah mempunyai Tanda Daftar Perusahaan TDP dan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP, dimana kewajiban ini sifatnya berlaku umum dan tidak mengurangi kewajiban pelaporan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku bagi bidang usaha atau jasa R.A. Dyna Ramadhani : Prinsip Keterbukaan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal…, 2008 USU e-Repository © 2009 perusahaan yang bersangkutan, seperti peraturan perundang-undangan di bidang perbankan, maka perasuransian dan pasar modal. 68 Akuntansi dasar mengatakan bahwa salah satu angka penting dalam laporan rugi laba adalah jumlah laba atau rugi operasional dan rasionya terhadap jumlah pendapatan penjualan bersih. Ini adalah laporan penting bagi investor karean, idealnya, anda ingin melihat pendapatan operasional meningkat, baik sebagai angka untuk mutlak maupun sebagai persentase laba terhadap penjualan. Biasanya hal itu berarti pendapatan operasional perusahaan meningkat dan menjadi lebih efisien dari waktu ke waktu dengan mengatur harga pokok penjualan dan biaya operasional. Tidak ada persentase ideal untuk pendapatan operasional karena persentase itu bervariasi sesuai dengan jenis industri. Jika anda memimpin sebuah organisasi dan tidak sepenuhnya memahami setiap angka dalam laporan rugi-laba, neraca, dan laporan arus kas, maka anda tidak sungguh-sungguh bersikap transparan. 69 Ketika anda mengeluarkan informasi keuangan pada media, analis keuangan dan seluruh dunia, hal itu harus selalu dilakukan dengan teliti dan konsisten. Pesan dasar harus mudah dimengerti dan transparan bagi semua orang. Dan anda harus menjelaskan sesuatu secara terperinci. Sebagai contoh, investor yang cerdas tahu bagaimana memeriksa catatan yang menjelaskan angka-angka laporan keuangan dan peristiwa penting yang memengaruhi angka-angka itu. Mereka tahu bahwa informasi keuangan berguna, tetapi mereka juga tahu bahwa tidak semua kekayaan dan 68 Lihat Pasal 2 PP No.24 Tahun 1998 tentang Informasi Keuangan Tahunan Perusahaan 69 Herb Baum dan Tammy Kling, Op.cit, hlm. 194 R.A. Dyna Ramadhani : Prinsip Keterbukaan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal…, 2008 USU e-Repository © 2009 kewajiban dapat diukur dalam istilah akuntansi. Beberapa perusahaan tidak mencantumkan kekayaan yang sulit diukur atau yang tidak berasal dari peristiwa khusus di masa lampau dalam neraca mereka dan itu adalah hal-hal lain yang harus dijelaskan. Sebagai contoh, Coca-Cola tidak melaporkan merek dagang perusahaan – ditaksir bernilai lebih dari 50 miliar – dalam neraca. Neraca Boeing tidak mencantumkan nilai dari tenaga kerja teknisi dan ahli aeronotika mereka yang jumlahnya sangat banyak. Harta tidak berwujud ini dapat membantu membuat nilai pasar saham perusahaan jauh lebih tinggi daripada yang tercantum dalam laporan keuangan. Itulah pentingnya menyampaikan informasi ini pada pemegang saham. 70 Sudah disebutkan dimuka, bahwa laporan keuangan suatu perusahaan itu adalah merupakan proses akhir dari suatu perjalanan pencatatan atau proses akuntansi. Angka-angka atau jumlah-jumlah yang dicantumkan atau dilaporkan dalam pas-pas neraca dan perhitungan rugi laba itu adalah merupakan kumpulan dan singkatan historis, yaitu berasal dari catatan dari peristiwa-peristiwa yang benar-benar telah terjadi pada masa yang lalu. Peristiwa yang belum terjadi tidak akan dicatat dan tentu saja tidak akan terlihat dalam jumlah-jumlah dalam pas-pas neraca dan rugi laba. Pada dasarnya, laporan keuangan itu mempunyai dua sifat yaitu historis dan menyeluruh. Bersifat historis, karena laporan keuangan merupakan akumulasi dari transaksi-transaksi yang telah terjadi dalam suatu perusahaan pada masa yang bersangkutan. Menyeluruh, karena merupakan akumulasi dan seluruh kegiatan usaha 70 Herb Baum dan Tammy Kling, Op.cit, hlm. 196 R.A. Dyna Ramadhani : Prinsip Keterbukaan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal…, 2008 USU e-Repository © 2009 yang dapat diukur atau dinyatakan dengan satuan uang. Meskipun demikian laporan keuangan itupun ada dalam “keterbatasan” karena, ia dibuat antara waktu tertentu, a Adanya beberapa standar nilai terjangkau b Adanya faktor-faktor yang tidak dapat dinyatakan dengan uang. 71 Pada dasarnya penyajian laporan keuangan oleh suatu perusahaan dimaksud untuk memberikan informasi kuantitatif mengenai keuangan perusahaan yang bersangkutan pada suatu saat atau suatu periode tertentu. Laporan ini sangat penting artinya bagi pihak-pihak yang berkepentingan mulai manajemen, pemegang saham, negara dan masy luas. Dari berbagai pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut, sebenarnya berangkat dengan titik tolak kepentingan yang tidak sama satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu laporan keuangan itu akan dinilai dengan tekanan yang berbeda guna dapat memenuhi semua kepentingan dengan berbeda tadi, maka laporan keuangan itu disusun mulai setiap kebutuhan dari semua pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa laporan keuangan yang demikian itu disebut sebagai laporan keuangan untuk tujuan umum. Menurut Garid Djahidin, tujuan umum dari suatu laporan keuangan adalah : 1. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang kekayaan dan kewajiban. 2. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang perubahan netto dari kekayaan sebagai hasil aktivitas usaha. 71 Ibid, hlm.193 R.A. Dyna Ramadhani : Prinsip Keterbukaan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal…, 2008 USU e-Repository © 2009 3. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang perubahan kekayaan netto perusahaan yang berasal dari aktivitas usaha misalnya penambahan modal oleh pemilik. 4. Menyediakan informasi yang dapat membantu membuat setimasi tentang kemampuan memperoleh laba dari perusahaan. 5. Informasi-informasi lain yang relevan dengan kepentingan para pemakainya. 72 Penyajian laporan keuangan pada umumnya disajikan dalam 2 dua macam cara yaitu : 1. Laporan keuangan dengan posisi keuangan suatu saat 2. Laporan keuangan dengan perubahan posisi keuangan untuk suatu periode. Laporan keuangan pada posisi suatu saat, disebut neraca, terdiri dari tiga bagian ialah : 2. Aktivakekayaan 3. Hutang-hutang 4. Modal sendiri Sedang laporan keuangan pada perusahaan posisi keuangan terdiri dari dua yaitu : 1. Laporan perhitungan rugilaba, yang satu periode tertentu menunjukkan : a. Pendapatan b. Biaya-biaya c. Rugilaba dari luar operasiinsidentil d. Rugilaba operasi suatu periode 72 Ibid, hlm. 17. R.A. Dyna Ramadhani : Prinsip Keterbukaan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal…, 2008 USU e-Repository © 2009 2. Laporan perubahan modal sendiri, dalam laporan ini menggambarkan perubahan total modal sendiri selama satu periode tertentu, disamping rugilaba. Disamping itu juga dilaporkan pula sumber-sumber modal diluar usaha-usaha operasi perusahaan. Laporan ini terdiri dari tiga macam laporan, yaitu : a. Laporan rugilaba b. Laporan laba yang ditahan, atas : 1. Laba bersih 2. Dividen 3. Koreksi atas laba bersih tahun yang lalu c. Laporan perubahan-perubahan lain dalam modal sendiri, dalam laporan ini diamati antara lain investasi-investasi tambahan oleh pemilik, pengurangan modal saham dan sebagainya. 73 Agar laporan-laporan keuangan termaksud di atas dapat mencapai tujuannya serta berfungsi sebagai alat bukti bagi pihak-pihak yang berkepentingan, tentu saja harus dilakukan sesuai dengan tata cara yang lazim dan sudah disepakati serta berdasarkan suatu norma dan metode tertentu. Untuk Indonesia sudah ada apa yang dikenal sebagai Norma Pemeriksaan Akuntan yaitu Prinsip-prinsip Akuntan Indonesia PPAI. 73 Ibid, hlm. 18 R.A. Dyna Ramadhani : Prinsip Keterbukaan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal…, 2008 USU e-Repository © 2009 Laporan keuangan finansial staatment merupakan suatu gambaran dari suatu perusahaan pada waktu tertentu biasanya periode akuntansi dan memberikan gambaran tentang kondisi keuangan yang dicapai perusahaan dalam waktu tertentu tersebut. Sebenarnya laporan keuangan itu merupakan produk akhir dari satu proses atau kegiatan-kegiatan akuntansi dalam waktu kesatuan akuntansi usaha. Sedangkan proses akuntansi itu meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1. Mengumpulkan bukti-bukti transaksi asli 2. Menganalisa bukti-bukti tersebut 3. Mengklasifikasi pengaruh transaksi tersebut pada rekening-rekening yang bersangkutan. 4. Mencatat jurnal 5. Meringkas ke dalam buku kesan 6. Menyusun laporan keuangan 74 Proses akuntansi tersebut, harus dilaksanakan menurut tata cara tertentu yang lazim berlaku dan telah diterima oleh umum yaitu harus sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi generally accepted accounting prinsipal. Untuk Indonesia harus sesuai dengan PPAT Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia. Selanjutnya seperti sudah disebutkan di muka, laporan keuangan suatu perusahaan dapat dijadikan bahan penguji dari pekerjaan bagian pembukuan dan sebagai alat menentukan atau menilai posisi keuangan suatu perusahaan pada waktu tertentu, yang hasilnya dapat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Bagi setiap pihak yang melakukan kegiatan menjalankan perusahaan oleh undang-undang diwajibkan membuat catatan-catatan mengenai semua transaksi yang dilakukannya. Transaksi suatu perusahaan pada dasarnya meliputi berbagai hal yang 74 Husni Syawali Neni Sri Imaniyati, Op.cit, hlm. 19 R.A. Dyna Ramadhani : Prinsip Keterbukaan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal…, 2008 USU e-Repository © 2009 sangat bervariasi. Oleh karena itu tidak mungkin seluruh kegiatan itu pencatatannya dilakukan pada satu buku secara bersama-sama. Untuk memudahkan dan agar lebih teratur biasanya setiap jenis transaksi dilakukan pencatatan yang berbeda-beda. Dari berbagai buku tadi kemudian dihimpun dalam satu atau lebih pencatatan yang lebih terarah. Proses pencatatan dalam berbagai buku yang disusun secara kronologis dengan tekanan yang berbeda- beda itu disebut pembukuan. 75 Peraturan yang secara umum mengatur kewajiban bagi perusahaan yang berkaitan dengan pencatatan termaksud di atas ialah Pasal 6 KUH Dagang : Pada ayat 1 yang menyatakan : Setiap orang yang menyelenggarakan suatu perusahaan, iapun tentang keadaan kekayaannya dan tentang segala sesuatu berkenaan dengan perusahaan itu diwajibkan, sesuai dengan kebutuhan perusahaan, membuat catatan-catatan dengan cara demikian, sehingga sewaktu-waktu dari catatan- catatan itu dapat diketahui segala hak dan kewajibannya. Ketentuan di atas menekankan adanya catatan-catatan sedemikian rupa sehingga setiap saat dengan segera dapat diketahui mana yang merupakan hak dan mana yang merupakan kewajiban dari perusahaan yang bersangkutan dengan pihak lain pada suatu dan dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan ayat 2, pada pasal yang sama mengatur tentang kewajiban yang berikut dari mereka yang menjalankan perusahaan, setelah mengadakan pencatatan. 75 Ibid, hlm. 23. R.A. Dyna Ramadhani : Prinsip Keterbukaan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal…, 2008 USU e-Repository © 2009 Dari catatan itu dengan segera juga dapat diketahui mengenai kemajuan serta posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Selanjutnya catatan yang diperintahkan oleh Pasal 6 ayat 1 KUH Dagang kemudian dihimpun sedemikian rupa dalam suatu sistem himpunan yang lazim disebut neraca. Undang-undang tidak mengatur lebih lanjut tentang bentuk penyusunan neraca itu, apakah dengan metode stavel atau skontro. Yang jelas tujuan dari pembuat undang-undang ialah agar himpunan catatan-catatan itu tersusun secara sistematik dengan maksud agar dengan mudah dapat dipelajari apa yang dimuat pada suatu neraca, sebagaimana sudah disebutkan dimuka neraca itu terdiri dari tiga bagian, yaitu: 1. Aktivakekayaan 2. Hutang-hutang 3. Modal sendiri Apabila neraca memang dimaksudkan sebagai salah satu dari laporan keuangan, yang bertujuan memberikan gambaran mengenai posisi keuangan perusahaan pada suatusaatatau untuk satu periode, maka neraca itu harus disusun dengan metode tertentu yang dengan demikian orang segera dapat menentukan suatu pendapat atau sikap. Oleh karena itu sangat tepat apabila dalam Kitab Undang- undang Hukum Dagang Nasional yang akan datang, ditetapkan dengan tegas, bahwa neraca harus disusun dengan sistem skontro. 76 76 Ibid R.A. Dyna Ramadhani : Prinsip Keterbukaan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal…, 2008 USU e-Repository © 2009 Selanjutnya ayat 3 Pasal 6 KUH Dagang yang berbunyi sebagai berikut : Iapun diharuskan menyimpan selama tiga puluh tahun, akan segala buku-buku dan surat-surat yang bersangkutan, dalam mana menurut ayat kesatu catatan- catatan tadi dibuatnya beserta neracanya, dan selama sepuluh tahun akan surat-surat dan surat-surat kawat yang diterimanya beserta segala tembusan dari surat-surat dan surat-surat kawat yang dikirimkannya. Ayat ini dengan tegas mengatur tentang lamanya bagi pihak-pihak yang menjalankan perusahaan harus menyimpan semua neraca dan buku-buku yang berhubungan dengan penyusunan neraca itu selama tiga puluh tahun sama dengan daluwarsa biasa. Maksudnya tentu saja dari semua tuntutan, harus tetap dilayani sampai waktu daluwarsa berakhir. Sedangkan bagi surat-surat biasa wajib simpannya adalah sepuluh tahun. Meskipun demikian peraturan termaksud di atas adalah guna pembuktian yang tentu saja sangat berguna di belakang hari, tetapi apakah hal itu masih dapat dilakukan dengan baik pada waktu sekarang ini ? Hal ini perlu dikemukakan berhubung adanya suatu kenyataan bahwa dunia perekonomian sudah demikian maju dan berkembang, tetapi tempat yang tersedia tidak seimbang. Sehingga pada umumnya ketentuan Pasal 6 ayat tiga KUH Dagang itu menimbulkan kesulitan tersendiri bagi perusahaan-perusahaan besar. Untuk itu perlu dipikirkan tentang pengaturan wajib simpan tersebut, tidak lagi tiga puluh dan sepuluh tahun tetapi menjadi sepuluh dan tiga puluh tahun saja, berhubung dengan makin terbatasnya tempat penyimpanan untuk semua buku dan catatan yang sudah lampau. R.A. Dyna Ramadhani : Prinsip Keterbukaan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal…, 2008 USU e-Repository © 2009 Laporan keuangan tahunan dari suatu perusahaan pada dasarnya meliputi 5 lima bagian, yaitu : 1. Neraca perusahaan 2. Laporan labarugi perusahaan 3. Laporan arus kas 4. Utang piutang termasuk kredit bank 5. Daftar penyertaan modal. 77 Penyampaian laporan keuangan tahunan ini dimaksudkan untuk penyediaan informasi keuangan perusahaan, oleh karena itu telah cukup memadai sebagai informasi yang tersedia bagi masyarakat. Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap suatu perusahaan, tentu saja akan melihat laporan keuangan itu sesuai dengan sudut kepentingannya masing- masing. Untuk itu tentu saja laporan keuangan suatu perusahaan harus dibuat sedemikian rupa sehingga sesuai dengan tujuannya serta dapat tetap mempunyai kedudukan sebagai alat bukti yang dapat dipercaya, sebab dengan tersedianya informasi keuangan yang lebih handal juga merupakan faktor penting untuk mendukung peningkatan efisiensi dan kinerja kegiatan usaha serta untuk mendukung pelaksanaan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan dan pemanfaatan dana masyarakat. Dalam praktek sering dijumpai adanya berbagai penyimpanan terhadap pelaksanaan pembuatan neraca, termasuk pembukuan pada umumnya. Sering 77 Lihat juga, Pasal 3 ayat 1 PP No.24 Tahun 1998 R.A. Dyna Ramadhani : Prinsip Keterbukaan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal…, 2008 USU e-Repository © 2009 pembuatan neraca yang termasuk di dalam bagian laporan keuangan itu dibuat dalam berbagai variasi, sesuai dengan tujuan masing-masing antara lain : ada kalanya dibuat khusus untuk bank tertentu guna minta kredit, ada pula yang dibuat diperuntukkan bagi jawatan pajak dan lain sebagainya. Oleh karena itu tidak mustahil terjadi berbagai manipulasi dengan cara pemalsuan laporan keuangan yang dilakukan oleh berbagai perusahaan, seperti halnya manipulasi bidang perpajakan dan kemudahan mendapatkan kredit dari bank. Agar dapat mempunyai kedudukan sebagaimana dimaksud di atas yaitu sebagai alat bukti yang terpercaya, maka laporan keuangan itu harus dibuat secara objektif dengan pemeriksaan oleh seorang ahli yang profesional ialah seorang akuntan publik. Akuntan publik ialah akuntan yang tidak bekerja pada sebuah lembaga, tetapi berdiri sendiri, dan terdaftar sebagai akuntan publik. Suatu laporan keuangan perusahaan yang sudah diperiksa serta memperoleh “keterangan-keterangan” bahwa laporan ini sudah diperiksa dengan wajar, dan akuntan publik yang karena profesinya sudah memberikan pendapatnya, maka laporan keuangan yang demikian itu mempunyai kedudukan dan arti yang sebenarnya yaitu sebagai laporan perusahaan dari jalannya kegiatan menjalankan perusahaan pada perusahaan tertentu dan pada suatu periode tertentu pula. Dengan demikian “laporan” itu akan dianggap benar, sampai dapat dibuktikan sebaliknya. Oleh karena itu penulis berpendapat bahwa kedudukan laporan keuangan suatu perusahaan bagi pihak-pihak yang berkepentingan sangat penting artinya tetapi dengan sifat, fungsi dan nilai kegunaannya. R.A. Dyna Ramadhani : Prinsip Keterbukaan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal…, 2008 USU e-Repository © 2009 Laporan keuangan yang mempunyai kedudukan sedemikian penting tentu saja, perlu diatur dengan seksama, agar fungsinya sesuai dengan posisinya di mata hukum. Mengingat arti pentingnya kedudukan laporan keuangan tersebut tentu saja laporan termaksud harus diselenggarakan dengan jujur dan obyektif. Disamping itu pemeriksaan laporan oleh seorang akuntan juga harus dilakukan dengan jujur dan obyektif pula serta atas dasar norma-norma pemeriksaan akuntan yang sudah disepakati.

F. Standar Akuntansi Keuangan Perusahaan