BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab terdahulu, selanjutnya dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Prinsip keterbukaan dalam perundang-undangan penanaman modal di Indonesia tidak saja mewajibkan adanya keterbukaan oleh Pemerintah dalam menerapkan
syarat-syarat dan ketentuan penanaman modal, tetapi juga keterbukaan terhadap perusahaan penanaman modal dalam menjalankan kegiatan usahanya, termasuk
keterbukaan dalam laporan keuangan perusahaan penanaman modal. Perlunya prinsip keterbukaan terhadap pemerintah dalam penanaman modal
terutama dikarenakan adanya kewajiban internasional berdasarkan kesepakatan- kesepakatan internasional terkait penanaman modal yang menuntut penerapan
prinsip keterbukaan dalam pengaturan dan penetapan syarat dan ketentuan penanaman modal. Di samping itu, keterbukaan bagi pemerintah sangat penting
untuk meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Perlunya penerapan prinsip keterbukaan bagi perusahaan penanaman modal didasarkan pada pertimbangan mendasar sebagai berikut : pertama, perusahaan
penanaman modal diberikan sejumlah fasilitas dan kemudahan dalam penanaman
R.A. Dyna Ramadhani : Prinsip Keterbukaan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal…, 2008 USU e-Repository © 2009
modal sehingga sangat wajar jika perusahaan-perusahaan tersebut mengimbanginya dengan kewajiban keterbukaan. Kedua, penerapan prinsip
keterbukaan bagi perusahaan penanaman modal adalah langkah antisipastif terhadap kemungkinan dampak negative dari kegiatan penanam modal, karena
bagaimanapun juga prinsip keterbukaan dapat mengeleminir terjadinya penyimpangan-penyimpangan atau penipuan oleh perusahaan penanaman modal,
termasuk misalnya penyimpangan laporan keuangan untuk menghindari pajak. Ketiga, penerapan prinsip keterbukaan menguntungkan bagi perusahaan
penanaman modal itu sendiri karena dapat meningkatkan nilai perusahaan dan kepercayaan investor. Keempat, penerapan prinsip keterebukaan dapat
melindungi hak-hak masyarakat luas. Kelima, UUPM tidak tegas mengatur pelaksanaan kewajiban menerapkan prinsip keterbukaan bagi perusahaan
penanaman modal Keenam, berbagai peraturan di luar UUPM yang terkait dengan penerapan prinsip keterbukaan bersifat terbatas sehingga tidak dapat
diterapkan kepada setiap perusahaan penanaman modal.
2. Pasal 3 ayat 1 b UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal UUPM
menjadikan asas keterbukaan sebagai fundamen penyelenggaraan penanaman modal di Indonesia dan pada Pasal 15 menetapkan kewajiban penanam modal
untuk menerapkan tata kelola perusahaan yang baik, akan UUPM tetapi tidak mengatur dengan tegas bagaimana prinsip keterbukaan tersebut harus diterapkan
oleh perusahaan penanaman modal dan bagaimana tata kelola perusahaan yang
R.A. Dyna Ramadhani : Prinsip Keterbukaan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal…, 2008 USU e-Repository © 2009
baik GCG tersebut diterapkan, sehingga menimbulkan ketidakpastian. Padahal pelaksanaan GCG terkait erat dengan penerapan prinsip keterbukaan dan
penyampaian informasi transparency and disclosure. Beberapa peraturan perundang-undangan di luar UUPM juga mengatur
hal-hal terkait dengan keterbukaan laporan keuangan perusahaan, seperti UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, PP No. 24 Tahun 1998 tentang
Informasi Keuangan Tahunan Perusahaan sebagaimana diubah dengan PP No. 64 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas PP No. 24 Tahun 1998 tentang Informasi
Keuangan Tahunan Perusahaan dan Peraturan Bank Indonesia Nomor:107PBI2008 Tentang Pinjaman Luar Negeri Perusahaan Bukan Bank.
Namun peraturan-peraturan tersebut penerapannya bersifat terbatas dan tidak secara khusus ditujukan untuk perusahaan penanaman modal.
3. Meskipun UU No. 25 Tahun 2007 menjadikan asas keterbukaan sebagai fundamen penyelenggaraan penanaman modal di Indonesia dan menetapkan
adanya kewajiban keterbukaan perusahaan penanaman modal melalui kewajiban GCG berdasarkan Pasal 15 UU tersebut, namun secara keseluruhan UU No. 25
Tahun 2007 belum siap mengatur penerapan prinsip keterbukaan. UU No. 25 Tahun 2007 tidak tegas menetapkan adanya kewajiban penerapan prinsip
keterbukaan dalam laporan keuangan perusahaan penanaman modal. Padahal semestinya jika UU tersebut mewajibkan GCG maka dengan sendirinya
keterbukaan dalam laporan keuangan menjadi bagian dari kewajiban tersebut.
R.A. Dyna Ramadhani : Prinsip Keterbukaan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal…, 2008 USU e-Repository © 2009
Berbagai peraturan perundang-undangan mengatur berbeda tentang kewajiban penerapan prinsip keterbukaan dalam laporan keuangan. UUPT
menerapkan prinsip keterbukaan dalam laporan keuangan perusahaan dengan adanya kewajiban mengumumkan laporan keuangan tersebut dalam sekurang-
kurangnya 1 satu surat kabar. Akan tetapi kewajiban mengumumkan tersebut hanya ditujukan kepada perusahaan-perusahaan tertentu saja sesuai ketentuan
Pasal 68 ayat 4 UU No. 40 Tahun 2007, sehingga meskipun ketentuan ini dapat diterapkan pada perusahaan penanaman modal, akan tetapi tidak pada setiap
perusahaan penanaman modal, karena adanya pembatasan criteria berdasarkan Pasal 68 ayat 4 tersebut.
Sementara peraturan lain seperti PP No. 24 Tahun 1998 tentang Informasi Keuangan Tahunan Perusahaan sebagaimana diubah dengan PP No. 64 Tahun
1999 tentang Perubahan Atas PP No. 24 Tahun 1998 tentang Informasi Keuangan Tahunan Perusahaan hanya menerapkan prinsip keterbukaan melalui
kewajiban penyampaian laporan keuangan perusahaan kepada Menteri Perdagangan dan informasi ini adalah informasi yang dapat diakses oleh
masyarakat. Sedangkan Peraturan Bank Indonesia Nomor:107PBI2008 Tentang Pinjaman Luar Negeri Perusahaan Bukan Bank meskipun menerapkan
kewajiban perusahaan penanaman menyampaikan laporan keuangan kepada BI, akan tetapi kewajiban tersebut lebih ditujukan sebagai pengawasan terhadap
perusahaan penanaman modal yang berencana atau menggunakan pinjaman luar
R.A. Dyna Ramadhani : Prinsip Keterbukaan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal…, 2008 USU e-Repository © 2009
negeri. Dalam hal ini laporan keuangan perusahaan tidak dipublish dan bersifat sangat rahasia.
Satu-satunya ketentuan penerapan prinsip keterbukaan yang sangat lengkap adalah ketentuan di bidang pasar modal. Ketentuannya telah mengatur
secara detail tatalaksana prinsip keterbukaan, pedoman pelaksanaan GCG, adanya batasan informasi material dan sanksi yang tegas. Namun, ketentuan-
ketentuan tersebut tidak dapat diterapkan pada setiap perusahaan penanaman modal.
B. Saran