Keterbukaan laporan keuangan perusahaan dalam PP No. 24 Tahun 1998

mengumukan laporan keuangannya dalam surat kabar. Dengan demikian berarti penerapan keterbukaan laporan keuangan melalui pengumuman surat kabar tidak dapat diterapkan untuk seluruh kegiatan penanaman modal.

2. Keterbukaan laporan keuangan perusahaan dalam PP No. 24 Tahun 1998

tentang Informasi Keuangan Tahunan Perusahaan dan PP No. 64 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas PP No. 24 Tahun 1998 tentang Informasi Keuangan Tahunan Perusahaan Pasal 2 PP No. 24 Tahun 1998 dengan tegas menyebutkan bahwa semua perusahaan wajib menyampaikan laporan keuntungan tahunan kepada Menteri Perdagangan. Laporan Keuangan Tahunan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 merupakan dokumen umum yang dapat diketahui oleh masyarakat. Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 PP ini meliputi: a Neraca Perusahaan; b Laporan LabaRugi Perusahaan; c Laporan Arus Kas; d Utang-Piutang termasuk Kredit Bank; e Daftar Penyertaan Modal PP No. 64 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas PP No. 24 Tahun 1998 tentang Informasi Keuangan Tahunan Perusahaan selanjutnya melakukan perluasan laporan keuangan meliputi : a Neraca b Laporan laba-rugi R.A. Dyna Ramadhani : Prinsip Keterbukaan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal…, 2008 USU e-Repository © 2009 c Laporan perubahan ekuitas d Laporan arus kas, dan e Catatan atas laporan keuangan yang mengungkapkan utang piutang termasuk kredit bank dan daftar penyertaan modal. 105 Pada awalnya kewajiban pelaporan laporan keuangan tahunan perusahaan berdasarkan PP No. 24 Tahun 1998 hanya diterapkan pada : a. merupakan perseroan terbuka; b bidang usaha perseroan berkaitan dengan pengerahan dana masyarakat; c mengeluarkan surat pengakuan utang, atau d. memiliki jumlah aktiva atau kekayaan paling sedikit Rp. 50.000.000.000,00 lima puluh miliar rupiah. Namun kemudian PP No. 64 Tahun 1999 memperluas kewajiban ini meliputi : a. Perseroan Terbatas yang memenuhi salah satu kriteria: 1 merupakan Perseroan Terbuka; 2 bidang usaha perseroan berkaitan dengan pengerahan dana masyarakat; 3 mengeluarkan surat pengakuan utang; 4 memiliki jumlah aktiva atau kekayaan paling sedikit Rp 50.000.000.000,00 lima puluh miliar rupiah; 5 merupakan debitur yang laporan keuangan tahunannya diwajibkan oleh bank untuk diaudit. b. Perusahaan asing yang berkedudukan dan menjalankan usahanya di wilayah Negara Republik Indonesia menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk di dalamnya kantor cabang, kantor pembantu, anak perusahaan serta agen dan perwakilan dari perusahaan itu yang mempunyai wewenang untuk mengadakan perjanjian. 105 Pasal 3 PP No. 64 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas PP No. 24 Tahun 1998 tentang Informasi Keuangan Tahunan Perusahaan R.A. Dyna Ramadhani : Prinsip Keterbukaan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal…, 2008 USU e-Repository © 2009 c. Perusahaan Perseroan Persero, Perusahaan Umum Perum, dan Perusahaan Daerah. 106 Dengan perluasan ini, maka setiap perusahaan asing yang berkedudukan dan menjalankan usahanya di wilayah Negara Republik Indonesia menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk di dalamnya kantor cabang, kantor pembantu, anak perusahaan serta agen dan perwakilan dari perusahaan itu yang mempunyai wewenang untuk mengadakan perjanjian wajib melaporkan laporan keuangan tahunannya kepada Pemerintah Menteri Perdagangan. Ketentuan dalam kedua PP ini relative lebih lengkap dari UUPT mengatur tentang keterbukaan laporan keuangan perusahaan. Namun, substansi kedua PP ini juga bersifat terbatas karena keterbukaan laporan keuangan hanya dalam bentuk penyampaian laporan kepada Menteri Perdagangan, dan tidak ada mengatur adanya kewajiban setiap perusahaan untuk mempublikasikan laporan keuangan tersebut di surat kabar agar dapat diketahui oleh masyarakat banyak dan pihak-pihak yang berkepentingan, sehingga aspek keterbukaan tersebut terasa masih kurang.

3. Kewajiban penyampaian laporan keuangan perusahaan dalam Peraturan