Laporan Keuangan Penggelembungan Kerugian PT. Asian Agri Group

banyak peluang untuk menghindari pajak di Indonesia, terutama akibat longgarnya peraturan keuangan perusahaan penanaman modal asing. 62 Manipulasi laporan keuangan dengan menyatakan perusahaan dalam keadaan rugi, adalah sebuah perbuatan yang sangat tercela dan tidak dapat ditolerir, mengingat perusahaan-perusahaan penanaman modal tersebut, terutama penanaman modal asing, oleh UU telah diberikan sejumlah fasilitas penanaman modal sesuai ketentuan Pasal 18 ayat 4 UUPM. Penerapan prinsip keterbukaan terhadap perusahaan penanaman modal dapat meminimalisasi terjadinya penyimpangan pada laporan keuangan perusahaan penanaman modal, karena laporan keadaan keuangan dapat dikategorikan sebagai informasi material yang wajib dibuka disclose oleh perusahaan penanaman modal. laporan keuangan disini tidak saja meliputi laporan keuangan tahunan secara umum tetapi juga laporan penggunaan dana CSR sesuai ketentuan Pasal 15 ayat 1 b UUPM. Dengan keterbukaan, masyarakat sebagai pemanfaat dana CSR dapat mengetahui kebenaran penggunaan dana CSR yang berdasarkan Pasal 74 UUPT wajib dianggarkan sebagai biaya perusahaan.

E. Laporan Keuangan Penggelembungan Kerugian PT. Asian Agri Group

AAG Ketidakterbukaan dalam laporan keuangan perusahaan penanaman modal sangat mudah menimbulkan dugaan terjadinya penyimpangan terhadap kewajiban 62 “PMA Nakal Harus Diberi Sanksi : “Pengalihan Pajak Melalui Pola Pengalihan Keuntungan”, dikutip dalam http:www2.kompas.comkompas-cetak0511ekonomihtm. R.A. Dyna Ramadhani : Prinsip Keterbukaan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal…, 2008 USU e-Repository © 2009 keuangan perusahaan, khususnya kewajiban pajak. Pada akhirnya dugaan tersebut menyebabkan kesulitan bagi perusahaan itu sendiri dan timbulnya ketidakpercayaan masyarakat terhadap perusahaan. Hal ini terlihat pada kasus dugaan penggelapan pajak pada PT. Asian Agri Group. Direktorat Jenderal Dirjen Pajak, Darmin Nasution berjanji segera mengumumkan hasil penyelidikan kasus dugaan penggelapan pajak oleh salah satu anak perusahaan kelompok Raja Garuda Mas RGM, PT.Asian Agri milik Konglomerat Sukanto Tanoto, yang diduga merugikan negara Rp.1,3 Triliun. Kasus dugaan penggelapan pajak di salah satu anak perusahaan yang dimiliki konglomerat Sukanto Tonato itu mencuat setelah Group Financial Controller Asian Agri, Vincentius Amin Santoso, membeberkan Ia mengakui memiliki dokumen yang membuktikan Asian Agri melakukan penggelapan pajak senilai Rp.1,3 Triliun. 63 Kasus dugaan penggelapan pajak oleh PT.Asian Agri merupakan salah satu skandal keuangan terbesar sepanjang tahun ini, yang diberitakan Majalah Tempo Edisi 21 Januari 2007, di bawah judul “Kisah Pembobol”, dengan menurunkan laporan investigatif tentang liku-liku manajemen Asian Agri menilap pajak berdasarkan sejumlah data, dokumen dan pengakuan seorang saksi Vincentius Amin Santoso. Dugaan kasus penggelapan pajak PT.Asian Agri merupakan kasus berat, karena melibatkan 15 lima belas perusahaan milik pengusahakonglomerat Sukanto Tonato, dengan tiga modus operandi, yaitu : 63 http:www.media_Indonesia.comberita_asp?id=132477 R.A. Dyna Ramadhani : Prinsip Keterbukaan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal…, 2008 USU e-Repository © 2009 1. Menggelembungkan biaya perusahaan hingga Rp.1,5 Triliun. 2. Mendongkrak kerugian transaksi ekspor sebesar Rp.232 miliar 3. Mengecilkan hasil penjualan sebesar Rp.889 miliar. Lewat ketiga modus ini, PT.Asian Agri diduga telah menggelapkan pajak penghasilan untuk badan usaha senilai total Rp.2,6 Triliun. Perhitungan SPT PT.Asian Agri yang digelapkan berasal dari SPT Periode 2002-2005. Hitungan terakhir menyebutkan penggelapan pajak itu diduga berpotensi merugikan keuangan negara hingga Rp.1,3 Triliun. Oleh pihak PT.Asian Agri menyatakan bahwa sampai saat ini belum menerima perincianasal usul perhitungan atas dugaan manipulasi melalui penggelembungan biaya perusahaan dan penggelembungan kerugian transaksi ekspor hedging, serta pengecilan hasil penjualan transfer pricing. Bahwa pihak perusahaan PT.Asian Agri juga telah memberikan penjelasan tentang : 1. Penggelembungan biaya perusahaan, dijelaskan sebagai berikut : a. Untuk meningkatkan produktivitas CPO, Asian Agri menunjuk Konsultan Independen untuk memberikan Technical Assistant Know-How selama 5 tahun. b. Perhitungan biaya Konsultan didasarkan pada Performance Basepencapaian target bukan up front payment dengan target produktivitas dari 3,75 tonha R.A. Dyna Ramadhani : Prinsip Keterbukaan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal…, 2008 USU e-Repository © 2009 menjadi 5.00 tonha rata-rata industri produksi CPO Nasional baru mencapai 3.00 tonhathn c. Technical Assistant menimbulkan biaya ±Rp.1,9 jutahathn, sedangkan tingkat produktivitas meningkat menjadi 4,97 tonhathn sekitar Rp.7 jutahathn. Kesimpulan : Pengeluaran biaya Konsultan Independen untuk Technical Assistant terbukti telah meningkatkan produktivitas CPO Asian Agri. 2. Penggelembungan kerugian transaksi ekspor hedging sebagai berikut : a. Asian Agri adalah industri dengan kegiatan utama sebagai produsen CPO b. Dalam rangka lindung nilai, maka secara terbatas Asian Agri juga melakukan transaksi forward sales mengikuti ketentuan yang berlaku NIOP, FOSFA, dan PORAM c. Transaksi hedging dimungkinkan para pihak untuk melakukan wash-out membatalkan kontrak sebelum jatuh tempo dengan tujuan untuk mencegah potensi kerugian yang lebih besar sebagai akibat dari fluktuasi harga komoditas CPO dunia. d. Sesuai data fakta nilai kerugian atas tindakan wash-out secara keseluruhan kurang dari 5 dari total pendapatan dari penjualan CPOtahun. Kesimpulan : R.A. Dyna Ramadhani : Prinsip Keterbukaan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal…, 2008 USU e-Repository © 2009 Transaksi hedging Asian Agri tidak fiktif dan mengikuti ketentuan yang berlaku secara internasional. 3. Pengecilan hasil penjualan transfer pricing a. CPO adalah komoditi yang diperdagangkan secara internasional b. Harga CPO mengikuti harga patokan di Bursa Rotterdam harga CIFharga barang sampai pabrik, harga Malaysian Derivative Exchange MDEX harga FOBharga barang hanya sampai di atas kapal. c. Harga jual CPO Asian Agri ditutup berdasarkan kontrak harga FOB yang tidak jauh berbeda dengan harga MDEX. Kesimpulan : Perbedaan sistem penjualan CPO Asian Agri FOB dengan harga patokan Rotterdam CIF menyebabkan terjadinya perbedaan harga. 64 Menurut Direktur Intelijen dan Penyidikan Pajak Mochamad Tjiptardjo, Direktorat Jenderal Pajak belum melimpahkan kasus dugaan penggelapan pajak PT.Asian Agri kepada Kejaksaan Agung untuk dilakukan proses penuntutan. 65 64 Laporan Tanggapan PT. Asian Agri atas Dugaan Penggelapan Pajak 65 http:www.tempo.co.idhgnasional20080208_brk.20080208-1171.9 Sept. 2008 R.A. Dyna Ramadhani : Prinsip Keterbukaan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal…, 2008 USU e-Repository © 2009

BAB III PRINSIP KETERBUKAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN