BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1 Perkembangan Tabungan Nasional Indonesia
Pemerintah Indonesia telah meluncurkan berbagai kebijakan untuk meningkatkan tabungan nasional. Terlebih lagi disadari oleh pemerintah, mobilisasi
dana sangat penting, khususnya bagi suatu negara, termasuk Indonesia yang menghadapi masalah tingginya kesenjangan antara investasi dan tabungan saving-
investment gap. Pengalaman lebih dari 25 tahun pelaksanaan pembangunan menunjukkan bahwa faktor tabungan nasional telah memberikan kontribusi yang
signifikan dalam proses pembangunan. Fluktuasi tabungan nasional selama dua dasawarsa dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Sumber : World Bank, 2007
Gambar 4.1. Perkembangan Tabungan Nasional Indonesia Periode 1980 sd. 2005 dalam Milyar Rupiah
Budi Mulyadi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Nasional Di Indonesia, 2009 USU Repository © 2008
Mobilisasi dana oleh sektor keuangan domestik, terutama sektor perbankan ditambah dengan pesatnya aliran modal dari luar negeri telah menjadi salah satu
faktor pendorong utama berkembang pesatnya aktivitas ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi -- mencapai rata-rata 6,8 persen per tahun dalam
pembangunan jangka panjang tahap I -- antara lain merupakan cerminan hal tersebut. Sebagai informasi tambahan seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya,
tabungan rumah tangga sebagai salah satu komponen tabungan nasional tidak dapat dilepaskan dari perilaku konsumsi marginal propensity to consume mereka.
Tambahan pendapatan yang mencerminkan kombinasi pendapatan permanen dan transitoris tidak hanya mendorong konsumsi tetapi juga tabungan mereka. Perilaku
konsumsi mereka dan fluktuasi tabungan nasional Indonesia dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Sumber : World Bank, 2007
Gambar 4.2. MPC Rumah Tangga Indonesia dan Tabungan Nasional Indonesia Periode 1980-2004 dalam persen
Budi Mulyadi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Nasional Di Indonesia, 2009 USU Repository © 2008
4.2 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Perkembangan ekonomi Indonesia sejak pemerintahan orde baru tahun 1966 ditandai oleh pertumbuhan ekonomi yang berfluktuasi. Masa awal pembangunan
ekonomi, periode 1966-1970, rata-rata pertumbuhan ekonomi mencapai 5,89 persen per tahun. Selanjutnya, dekade 1971 – 1980, rata-rata pertumbuhan ekonomi
meningkat pesat menjadi 7,44 persen. Kenaikan ini tidak terlepas dari keberhasilan pemerintah mendorong ekspor minyak yang dibarengi oleh kenaikan harga minyak
dunia. Namun, dengan mulai menurunnya harga minyak dunia pada dekade 1981- 1990, ekonomi Indonesia kembali mencatat pertumbuhan yang lebih rendah. Selama
periode ini, pemerintah mulai mengubah kebijakannya dengan sasaran utama mendorong ekspor non-migas dan pengerahan tabungan masyarakat.
Untuk meningkatkan ekspor non-migas, pemerintah mendorong sektor swasta berperan lebih besar dalam pembangunan ekonomi. Sementara upaya pengerahan
dana masyarakat yang diperlukan untuk investasi domestik dilakukan melalui pengembangan pasar keuangan. Hal itu ditandai oleh kebijakan deregulasi perbankan
dan pasar modal yang diikuti oleh liberalisasi capital inflows. Sementara, di sisi sektor riil, pemerintah mulai membuka pasar domestik melalui penurunan tarif,
pengurangan Daftar Negatif Investasi yang didukung oleh kebijakan makro yang prudent.
Berbagai kebijakan diatas berhasil mendorong kembali rata-rata pertumbuhan ekonomi hingga mencatat angka 7,83 persen selama 1991-1996. Namun, selama masa
Budi Mulyadi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Nasional Di Indonesia, 2009 USU Repository © 2008
ini juga ditandai oleh akumulasi utang luar negeri yang terus membengkak dan kondisi perbankan yang fragile hingga berujung pada krisis ekonomi di tahun 1997-
1998. Setelah krisis ekonomi, ekonomi Indonesia kembali mengalami perlambatan pertumbuhan.
Jika dilihat dari Produk Domestik Bruto sektoral, terlihat adanya perubahan struktur ekonomi yang berkelanjutan. Sektor pertanian menunjukkan kecenderungan
menurun dimana perannya digantikan oleh industri pengolahan yang tumbuh pesat sejak 1990 – 2000. Sementara itu sektor-sektor yang lain relatif stabil, kecuali sektor
keuangan yang terus tumbuh pada masa sebelum krisis dan akhirnya menurun drastis setelah krisis ekonomi. Keberhasilan pemerintah dalam melaksanakan pembangunan
tercermin pada pendapatan masyarakat yang cenderung meningkat pesat. Perkembangan pertumbuhan ekonomi Indonesia selama periode 1966 sd. 2005 dapat
dilihat pada gambar di bawah ini :
Sumber : Bank Indonesia, 2007 Gambar
4.3. Rata-rata pertumbuhan Ekonomi Indonesia