4.7.2 Uji Korelasi Serial Autokorelasi
Untuk mendeteksi ada tidaknya korelasi serial dalam model penelitian ini dilakukan uji Lagrange Multiplier LM Test. Pemilihan LM Test untuk melakukan
uji autokorelasi karena lebih mudah diinterpretasikan bila dibandingkan dengan Uji Durbin-Watson dan dapat diterapkan dalam regresi yang menggunakan variabel lag.
Berikut ini hasil estimasi dari LM Test
Tabel 4.3. Hasil Estimasi Uji Korelasi Serial
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic
0.673654 Probability 0.523725
ObsR-squared 1.941667 Probability
0.378767 Sumber : Lampiran 4
Berdasarkan hasil LM Test di atas, besarnya nilai X
2 hitung
ObsR-squared adalah 1,94 lebih kecil dibandingkan dengan X
2 tabel
sebesar 28,9 pada = 5 persen. Dengan demikian hipotesis nol H
yang menyatakan tidak ada autokorelasi dalam model empiris yang digunakan tidak dapat ditolak. Hal ini berarti model yang
diestimasi tidak mengandung korelasi parsial autokorelasi antar faktor pengganggu error term.
4.7.3 Uji Normalitas Jarque-Bera Test
Uji ini dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya faktor pengganggu µi yang dapat diketahui melalui uji J-B Test. Uji menggunakan hasil estimasi residual
Budi Mulyadi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Nasional Di Indonesia, 2009 USU Repository © 2008
dan Chi-square probability distribution. Berikut ini hasil estimasi yang dilakukan dengan uji J-B Test
Tabel 4.4. Hasil Estimasi Uji Normalitas
Series : Residuals Sample: 1981 2005
Observations : 25
Jarque-Bera 4,306802 Probability 0,116089
Sumber : Lampiran 5 Berdasarkan hasil estimasi uji J-B Test, diperoleh probability JB sebesar
0,1160 atau 11,60 persen lebih besar daripada α = 5 persen, maka H0 diterima.
Hal ini berarti bahwa hipotesis yang menyatakan model empiris yang digunakan mempunyai residual atau faktor pengganggu yang berdistribusi normal tidak dapat
ditolak.
4.7.4 Uji Stationeritas Data
Dalam analisis ekonometrik modern, jika menggunakan data deret waktu time series, mensyaratkan data yang digunakan harus stationer. Uji stationeritas
data penting dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi pelanggaran asumsi regresi. Masalah utama yang terjadi apabila data yang digunakan di dalam analisis regresi
tidak stasioner, nilai dugaan yang dihasilkan menjadi bias spurious regression, sehingga menimbulkan kesalahan dalam interpretasi hasil analisis. Data yang
Budi Mulyadi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Nasional Di Indonesia, 2009 USU Repository © 2008
stationer diketahui setelah dilakukan pengujian unit root. Berikut adalah hasil pengujian unit root dengan uji Augmented Dickey Fuller ADF :
Tabel 4.5. Hasil Estimasi Uji Stationeritas Data
Intercept Intercept and
None Intercept
Intercept and None
trend trend
LSAV RGDP
BDG RNE
YpcG PopG
= 1 persen = 5 persen
= 10 persen
Stationery Difference stationery
Variable
Sumber : Lampiran 6 Berdasarkan hasil uji Augmented Dickey Fuller ADF variabel yang
digunakan ternyata seluruhnya stationer. Dengan demikian estimasi model penelitian yang dilakukan penulis dapat menggunakan metode Ordinary Least Square OLS.
Budi Mulyadi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Nasional Di Indonesia, 2009 USU Repository © 2008
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN