BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Krisis global telah menimbulkan dampak yang besar terhadap perekonomian Indonesia. Ancaman krisis ekonomi masih terus membayangi perekonomian
Indonesia. Dari anjloknya bursa saham di Bursa Efek Indonesia sampai kemungkinan turunnya pendapatan negara akibat turunnya potensi pendapatan dari sektor
perpajakan. Hal ini tentu saja sangat menyulitkan bagi pemerintah Indonesia. Di sektor riil masalah penambahan pengangguran akibat ancaman pemutusan
hubungan kerja karena perusahaan – perusahaan mengalami kerugian yang cukup besar, atau malah beberapa diantaranya mengalami kebangkrutan, semakin
menambah berat beban perekonomian Indonesia. Di sisi lain investasi swasta baik dalam negeri maupun asing yang diharapkan mampu untuk menyerap jumlah
pengangguran hampir tidak mungkin diharapkan pada saat krisis. Hal ini terjadi karena unsur ketidakpastian ekonomi menyebabkan investor enggan untuk mulai atau
menambah investasi. Padahal menurut Rostow, sebuah negara perlu mencapai tingkat investasi sebesar 15-20 persen sebagai prakondisi untuk lepas landas.
Sektor perbankan juga merasakan dampak yang luar biasa dalam hal likuiditas. Bank Century merupakan salah satu bank yang telah menjadi korban di
sektor perbankan akibat krisis global. Krisis telah menyebabkan perbankan ragu untuk melakukan pembiayaan dan ekstra hati – hati dalam memberikan permintaan
Budi Mulyadi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Nasional Di Indonesia, 2009 USU Repository © 2008
kredit. Alasan utamanya tentu menjaga likuiditas keuangannya untuk menghindari terjadinya rush. Tingkat bunga pinjaman kredit juga menjadi meningkat, selain
karena BI rate yang juga masih tinggi yakni pada level 9 persen, juga karena unsur resiko yang tinggi menyebabkan premi resiko pinjaman menjadi meningkat. Hal ini
memberikan dampak bagi perkembangan investasi yang melamban, sehingga sulit untuk menjadi pendorong bagi sektor riil.
Pilihan lain yang masih mungkin untuk menggerakkan perekonomian adalah konsumsi masyarakat dan pengeluaran pemerintah. Pengeluaran pemerintah
diharapkan mampu dalam dua hal, yang pertama mengurangi pengangguran melalui pengeluaran untuk program pemerintah yang dapat menyerap tenaga kerja. Yang
kedua diharapkan mampu menjaga daya beli masyarakat melalui pengeluaran pemerintah yang lebih besar. Pengeluaran pemerintah ini diharapkan mampu menjadi
salah satu pendorong bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan juga diharapkan dapat meredam dampak krisis global yang melanda perekonomian Indonesia.
Alternatif pada pengeluaran pemerintah bukanlah tanpa kendala. Selain harus tersedianya jumlah tabungan yang besar dari pemerintah dan masyarakat untuk
pembiayaan pembangunan, pengeluaran pemerintah yang ekspansif juga dapat menyebabkan beban defisit anggaran yang besar bagi Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara APBN. Defisit anggaran belanja pemerintah akan menggerogoti tabungan pemerintah dan tabungan masyarakat. Hal ini berdampak kurang baik bagi
keberlanjutan ekonomi, karena tabungan nasional merupakan modal bagi
Budi Mulyadi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Nasional Di Indonesia, 2009 USU Repository © 2008
pembangunan perekonomian selanjutnya. Berikut gambaran defisit anggaran dan tabungan bersih Indonesia.
Tabel 1.1 : Tabungan Bersih, dan Defisit Anggaran Indonesia Periode 1980 sd. 2005 dalam persen
Rasio Rasio Tabungan
Defisit Tahun
Bersih Anggaran
1980 29,1 -1,20
1981 23,2 -1,71
1982 18,9 -2,00
1983 21,6 -1,61
1984 20,9 0,54
1985 20,7 -1,08
1986 19,8 -2,82
1987 23 -0,45
1988 23,5 -2,02
1989 27,5 -0,60
1990 24,2 0,97
1991 17,4 -0,73
1992 18,8 -1,03
1993 25 -0,47
1994 25,6 0,90
1995 23,8 1,19
1996 23,4 0,69
1997 24,8 -1,09
1998 18,7 -1,54
1999 8,9 -1,34
2000 23,4 -2,25
2001 20,6 -0,98
2002 15,4 -2,22
2003 12,1 -1,71
2004 14,2 -1,05
2005 14,4 -0,52
Sumber : World Bank, 2007 Dalam jangka panjang pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan fungsi
dari tabungan yang tersedia, atau dengan kata lain dalam jangka panjang pertumbuhan ekonomi suatu negara hanya ditentukan oleh jumlah tabungan yang
dimiliki pemerintah dan masyarakat suatu negara yang tersedia untuk pembangunan.
Budi Mulyadi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Nasional Di Indonesia, 2009 USU Repository © 2008
Sebagai perbandingan Singapura memiliki tingkat tabungan nasional sebesar 40 persen dari PDB dan memiliki pertumbuhan PDB tahunannya sebesar 5 – 6 persen
selama kurun waktu 1960 – 1996. Sementara itu, Kenya pada periode yang sama, hanya memiliki 15 persen tabungan nasional dan mempunyai pertumbuhan tahunan
hanya sebesar 1 persen. Perkembangan tabungan nasional dan pertumbuhan ekonomi Indonesia digambarkan pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.2 : Pertumbuhan Ekonomi dan Tabungan Bersih Indonesia Periode 1980 sd. 2005 dalam persen
Tahun Rasio
Tabungan Bersih Pertumbuhan Ekonomi
1980 29.1 8.725
1981 23.2 7.4
1982 18.9 -0.3
1983 21.6 8.8
1984 20.9 7
1985 20.7 2.5
1986 19.8 5.9
1987 23 4.9
1988 23.5 5.8
1989 27.5 7.5
1990 24.2 7.242
1991 17.4 6.95
1992 18.8 6.459
1993 25 6.496
1994 25.6 7.539
1995 23.8 8.213
1996 23.4 7.987
1997 24.8 4.543
1998 18.7 -13.007
1999 8.9 0.308
2000 23.4 5.188
2001 20.6 3.322
2002 15.4 4.376
2003 12.1 4.876
2004 14.2 5.129
2005 14.4 5.596
Sumber : World Bank, 2007
Budi Mulyadi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Nasional Di Indonesia, 2009 USU Repository © 2008
Mempertahankan perekonomian dari gejolak krisis adalah hal yang mutlak dilakukan namun mempertahankan momentum pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi pada masa datang juga menjadi pilihan penting dalam perencanaan ekonomi. Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti tertarik mengambil judul tesis ini
“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Nasional Di Indonesia”. Peneliti menilai perlunya mengidentifikasi faktor-faktor yang dominan
di dalam pertumbuhan tabungan nasional di Indonesia sehingga ke depan Indonesia dapat menjadi negara yang mandiri di dalam melaksanakan pembangunannya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Berapa besar pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tabungan nasional
Indonesia? 2.
Berapa besar pengaruh defisit anggaran pemerintah terhadap tabungan nasional Indonesia?
3. Berapa besar pengaruh ekspor neto terhadap tabungan nasional Indonesia?
4. Berapa besar pengaruh pertumbuhan pendapatan perkapita terhadap tabungan
nasional Indonesia? 5.
Berapa besar pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap tabungan nasional Indonesia?
Budi Mulyadi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Nasional Di Indonesia, 2009 USU Repository © 2008
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tabungan nasional Indonesia.
2. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh defisit anggaran pemerintah
terhadap tabungan nasional Indonesia. 3.
Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh ekspor neto terhadap tabungan nasional Indonesia.
4. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh pertumbuhan pendapatan
perkapita terhadap tabungan nasional Indonesia. 5.
Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap tabungan nasional Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa: 1.
Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan pihak terkait lainnya sebagai pengambil keputusan untuk dapat membuat kebijakan yang tepat dalam
perekonomian. 2.
Memberikan tambahan pengetahuan bagi penulis tentang kondisi tabungan nasional di Indonesia khususnya dan sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak
lain yang berniat untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang masalah ini secara lebih luas dan mendalam.
Budi Mulyadi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Nasional Di Indonesia, 2009 USU Repository © 2008
BAB II TINJAUAN PUSTAKA