Bilangan waktu dalam perhitungan ini menunjukkan bahwa dalam jangka 5 tahun 3 bulan bisa terjadi pengembalian investasi, sepanjang tidak terjadi hal-hal di luar
kemampuan rumah sakit. Artinya, bahwa rumah sakit harus memiliki sumber daya yang optimal untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu.
7. Perkiraan Pendapatan
Perkiraan pendapatan dalam pengembangan ruang rawat inap VIP mengacu pada perhitungan 10 tahun dari tahun 2010-2019 berdasarkan gambaran proyeksi
terhadap kemungkinan yang terjadi pada seluruh pelayanan yang diselenggarakan, maka akan diketahui pendapatan rumah sakit, secara garis besar pendapatan ini dapat
diklasifikasikan dengan melihat perkiraan pendapatan dan proyeksi labarugi dan aliran kas RSUM Banda Aceh yang terdiri dari:
a. Pendapatan unit rawat inap
Didapat dari tarif kamar, dikalikan dengan lama hari perawatan total selama satu tahun, lama hari perawatan didapatkan dari hasil proyeksi pasien rawat inapVIP
dikalikan dengan rata-rata lama hari perawatanLOS RSUM tahun 2007 yaitu 5 hari. Dengan berjalannya tahun, maka diasumsikan juga terjadi penyesuaian tarif
rawat inap VIP yang disesuaikan dengan kemampuan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat.
b. Pendapatan perawatan dokter
Cut Ana Martafari : Analisis Kelayakan Pengembangan Ruang Rawat Inap VIP Di RSU Meuraxa Banda Aceh Tahun 2007-2008, 2009
USU Repository © 2008
Pendapatan ini diperoleh dari tarif visite dokter dikalikan dengan lama hari perawatan, diasumsikan setiap hari dokter visite kepada pasien yang dirawatnya.
Berdasarkan data keuangan RS Meuraxa 2007, 95 pendapatan dikembalikan ke dokter bersangkutan dan hanya 5 untuk rumah sakit.
c. Pendapatan farmasi
Berdasarkan data keuangan RS Meuraxa 2007, bahwa setiap pasien VIP rumah sakit menghabiskan sekitar Rp. 800.000,- untuk pembelian obat-obatan selama
menjalani perawatan di rumah sakit. Dengan demikian pendapatan dari farmasi ini diperoleh dari jumlah pasien yang dirawat dikalikan dengan Rp. 800.000,-.
Terdapat penyesuaian pada proyeksi yang disebabkan oleh kemungkinan terjadinya peningkatan laju inflasi serta peningkatan harga barang farmasi.
d. Pendapatan laboratorium
Berdasarkan data keuangan RS Meuraxa 2007, setiap pasien VIP rumah sakit menghabiskan sekitar Rp. 200.000,- untuk pemeriksaan laboratorium selama
menjalani perawatan di rumah sakit. Dengan demikian pendapatan dari laboratorium ini diperoleh dari jumlah pasien yang dirawat dikalikan dengan
Rp. 200.000,-. Terdapat penyesuaian pada proyeksi yang disebabkan oleh kemungkinan terjadinya peningkatan laju inflasi serta peningkatan harga reagen.
e. Pendapatan radiologi
Berdasarkan data keuangan RS Meuraxa 2007, bahwa setiap pasien VIP rumah sakit menghabiskan sekitar Rp. 50.000,- untuk foto rontgen selama menjalani
perawatan di rumah sakit. Dengan demikian pendapatan dari radiologi ini
Cut Ana Martafari : Analisis Kelayakan Pengembangan Ruang Rawat Inap VIP Di RSU Meuraxa Banda Aceh Tahun 2007-2008, 2009
USU Repository © 2008
diperoleh dari jumlah pasien yang dirawat dikalikan dengan Rp. 50.000,-. Terdapat penyesuaian pada proyeksi yang disebabkan oleh kemungkinan
terjadinya peningkatan laju inflasi serta peningkatan harga film dan obat radiologi.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sumber pemasukan dari pengembangan ruang rawat inap VIP rumah sakit ini terdapat pada 5 instalasi di atas,
hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
8. Perkiraan Pengeluaran