Landasan Teori Syahyunan, SE, M.Si

Kasmir dan Jakfar 2007 menjelaskan tujuan utama dilakukan studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran atau resiko kerugian investasi yang menggunakan dana relatif besar. Sedangkan Departemen Kesehatan 1992, mengatakan tujuan suatu studi kelayakan adalah: a Untuk mendapatkan proyeksi kebutuhan need dan permintaan demand terhadap jumlah dan jenis pelayanan medik di rumah sakit untuk jangka waktu tertentu; b Untuk mendapatkan proyeksi kebutuhan akan jumlah dan jenis saranafasilitas dan peralatan, tenaga dan dana yang diperlukan untuk jangka waktu tertentu; c Untuk mendapatkan proyeksi secara umum kemampuan pembiayaan yang ada untuk melaksanakan rencana pengembangan. Berdasarkan paparan di atas dapat diketahui kondisi kekuatan dan kelemahan faktor internal dan kondisi peluang dan ancaman faktor eksternal rumah sakit sebagai aspek yang akan dikaji dalam studi kelayakan pengembangan rumah sakit, khususnya pengembangan ruang rawat inap VIP RSUM tahun 2008.

2.3. Landasan Teori

Berdasarkan pendapat para ahli seperti Kreitner, dkk dalam wibowo, 2005; Kunder, 2004; Suratman, 2002; Nitisemito dan Burhan, 2004; Supriono, 1998; Kasmir dan Jakfar, 2007 dapat disimpulkan bahwa dalam rangka pengembangan ruang perawatan VIP rumah sakit, diperlukan studi kelayakan dengan fokusnya adalah mengkaji tentang faktor internal dan faktor eksternal rumah sakit. Kajian faktor internal menetapkan kekuatan dan kelemahan rumah sakit, meliputi faktor: Cut Ana Martafari : Analisis Kelayakan Pengembangan Ruang Rawat Inap VIP Di RSU Meuraxa Banda Aceh Tahun 2007-2008, 2009 USU Repository © 2008 1 Ketenagaan, 2 Keuangan, 3 Peralatan, 4 Standar kerja, 5 Pola kunjungan pasien, dan 6 Struktur organisasi; yang ditujukan untuk merumuskan solusi dari permasalahan yang terjadi. Kajian tenaga kesehatan menggunakan standar ketenagaan minimum bagi rumah sakit kelas C; dengan membandingkan jumlah tempat tidur dan tenaga, sesuai keputusan Departemen Kesehatan. Adapun pengukuran kebutuhan jumlah tempat tidur digunakan rumus Griffith 1987, yaitu: KT = 365 x TH P X H x R Menghitung penggunaan dana investasi pengembangan ruang rawat inap rumah sakit, digunakan pendapat Kasmir dan Jakfar 2007, untuk mengukur rencana investasi, yaitu: 1 Net Present Value atau NPV; 2 Internal Rate of Return atau IRR; 3 Profitability Index atau PI; 4 Payback Period atau PP; 5 Accounting Rate of Return atau ARR. Namun yang akan dibahas lebih mendalam hanya PP, NVP dan IRR. Analisis prosedur kerja dilakukan dengan berpedoman pada surat keputusan Menteri Kesehatan No. 436MenkesSKVI1999, yang menetapkan indikator setiap jenis pelayanan harus memuat sebagian atau keseluruhan standar, yaitu: 1 Standar falsafah dan tujuan, 2 Administrasi dan manajemen, 3 Staf dan pimpinan, 4 Fasilitas dan peralatan, 5 Kebijakan dan prosedur, 6 Pengembangan staf dan Program pendidikan, dan 7 Evaluasi dan pengendalian mutu. Cut Ana Martafari : Analisis Kelayakan Pengembangan Ruang Rawat Inap VIP Di RSU Meuraxa Banda Aceh Tahun 2007-2008, 2009 USU Repository © 2008 Kajian tentang penampilan kerja rumah sakit, khususnya pemanfaatan tempat tidur atau Bed Occupancy Rate BOR dan lama rata-rata hari rawat pasien atau Lenght of Stay LOS per tahun, yang mencakup penderita rawat jalan, kunjungan pasien ke IGD, data rawat inap serta hari rawat, menggunakan stadar Depkes 1992, yaitu: nilai ideal BOR = 60 – 85 , dan nilai ideal LOS = 6 – 9 hari. Kajian tentang struktur organisasi difokuskan pada ketentuan Qanun Walikota Banda Aceh 2006, yang menetapkan struktur organisasi RSUM Banda Aceh terdiri dari: 1 Direktur; 2 Sekretariat dan administrasi; 3 Bidang pelayanan; 4 Bidang keperawatan; 5 Bidang perencanaan dan anggaran; 6 Bidang pendidikan dan pengembangan; 7 Sub bagian dan sub bidang; 8 Kelompok jabatan fungsional. Berdasarkan hasil studi kepustakaan yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam rangka pengembangan ruang perawatan VIP rumah sakit, juga diperlukan kajian tentang faktor eksternal merumuskan ancaman dan peluang rumah sakit, meliputi faktor: morbiditas dan mortalitas penyakit, demografi, sosio ekonomi, pola pencarian pelayanan kesehatan, dan geografilokasi yang sesuai dengan standar persyaratan yang berlaku. Kajian morbiditas dan mortalitas penyakit ditujukan untuk memperhitungkan jumlah dan jenis penyakit serta jumlah dan sebab kematian; yang terkait dengan tugas pokok rumah sakit. Yang mencakup angka kesakitan dan kematian per tahun di rumah sakit, yaitu: Angka kesakitan 10 penyakit utama rawat jalan di rumah sakit, Angka kesakitan 10 penyakit utama rawat inap di rumah sakit, Angka kesakitan 10 Cut Ana Martafari : Analisis Kelayakan Pengembangan Ruang Rawat Inap VIP Di RSU Meuraxa Banda Aceh Tahun 2007-2008, 2009 USU Repository © 2008 penyakit utama penderita gawat darurat, Angka kematian kotor, Angka kematian bersih. Departemen Kesehatan 1992, faktor demografi yang penting dianalisis untuk pengembangan rumah sakit, yaitu: luas wilayah, jumlah penduduk, angka kepadatan penduduk, distribusi penduduk menurut umur, jenis kelamin, perkawinan, dan Cut Ana Martafari : Analisis Kelayakan Pengembangan Ruang Rawat Inap VIP Di RSU Meuraxa Banda Aceh Tahun 2007-2008, 2009 USU Repository © 2008 lainnya yang berkaitan dengan kependudukan yang berpengaruh dalam pengembangan penyediaan sarana pelayanan kesehatan untuk masyarakat di suatu wilayah. Kajian faktor sosio ekonomi meliputi: tingkat pendidikan, variasi pekerjaan, pendapatan per kapita dari penduduk yang akan dikembangkan dan kecenderungan pertumbuhan untuk memperkirakan kemampuan biaya kesehatan. Faktor sosio ekonomi dikaji berkaitan dengan pola pencarian pelayanan kesehatan. Tingkat ekonomi atau penghasilan masyarakat yang meningkat diasumsikan berpengaruh akan permintaan pelayanan kesehatan, terutama terhadap pelayanan bermutu dan tidak harus menunggu lama antrian. Kajian status ekonomi dan pencarian pelayanan kesehatan merupakan peluang untuk meningkatkan pendapatan dan juga sekaligus menjadi ancaman bagi rumah sakit pemerintah dengan adanya rumah sakit swasta yang menyediakan pelayanan yang lebih baik Depkes, 1992; Trisnantoro, 2005. Pelayanan kesehatan rumah sakit berpedoman pada Qanun Kota Banda Aceh 2007, Pasal 26, yaitu: pemanfaatan atau pengembangan ruang untuk pelayanan kesehatan, dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan penduduk dan wajib memperhatikan aspek aksesibilitas masyarakat, suasana aman, nyaman dan sejuk dengan mengedepankan penetapan dan penataan ruang yang tertib dan teratur. Pengembangan rumah sakit perlu memperhatikan kondisi geografi atau lokasi setempat sesuai dengan ketetapan Depkes 2007, yaitu: lokasi rumah sakit harus mudah dijangkau oleh masyarakat dan harus sesuai dengan tata kota yang berlaku Cut Ana Martafari : Analisis Kelayakan Pengembangan Ruang Rawat Inap VIP Di RSU Meuraxa Banda Aceh Tahun 2007-2008, 2009 USU Repository © 2008 juga tersedianya lahan parkir yang memadai, dan tidak menyebabkan pencemaran lingkungan di sekitarnya, selain itu harus tersedianya infrastruktur dan fasilitas dengan mudah, serta area rumah sakit harus mempunyai pencahayaan yang cukup untuk mendukung kenyamanan dan penyembuhan pasien. Unit rawat inap harus berlokasi di daerah yang tenang, aman dan nyaman. Rangkuti 2006, metode analisis yang dapat digunakan antara lain adalah analisis SWOT, yaitu kajian tentang faktor strengths atau kekuatan internal, weakneasses atau kelemahan internal, opportunitie atau peluang eksternal, threats atau ancaman eksternal. Analisis SWOT atau analisis situasi adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi pengembangan. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan rumah rakit. Berdasarkan uraian di atas, maka kajian kondisi rumah sakit dalam rangka pengembangan ruang rawat VIP, menggunakan variabel: 1 Faktor internal untuk kajian kekuatan dan kelemahan, meliputi kondisi tenaga kesehatan, keuangan, peralatan, prosedur kerja, pola kunjungan pasien, dan struktur organisasi; dan 2 Faktor eksternal untuk kajian peluang dan ancaman, meliputi: morbiditas dan mortalitas penyakit, demografi, sosio ekonomi, pola pencarian pelayanan kesehatan, dan geografilokasi. Cut Ana Martafari : Analisis Kelayakan Pengembangan Ruang Rawat Inap VIP Di RSU Meuraxa Banda Aceh Tahun 2007-2008, 2009 USU Repository © 2008

2.4. Kerangka Konsep