Makanan tambahan merupakan makanan selingan yang dihidangkan diantara dua waktu makan utama yaitu makan pagi dan makan siang, atau makan siang dan
makan malam. Makanan tambahan bagi tenaga kerja dirancang sekitar 300 kalori sesuai dengan penelitian Sukati S, 1999 dan Agustina 2001
2.6 Landasan Teori
Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup, terbuka,bergerak ataupun tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja
untuk keperluan suatu asaha di mana terdapat sumber-sumber bahaya UU 11970 tentang Keselamatan Kerja. Sumber bahaya yang ditemukan di tempat kerja sangat
banyak, salah satunya adalah bahaya kondisi fisik berupa tekanan udara dingin. Sumber paparan dingin yaitu pada daerah sub tropis pada musim dingin,
teknologi refrigerasi lebih dikenal dalam bentuk produknya yang berupa es, lemari dingin refrigerator rumah tangga, kamar dingin chillroom, gudang atau kamar
bekucold storage, pabrik es dan lain-lain Ilyas S, 1983. Suhu tubuh yang lebih rendah menimbulkan tanda-tanda dan gejala sebagai
berikut: Menggigil, kurang koordinasi, tangan gemetaran, ucapan kabur, berkurangnya memori, pucat, kulit dingin dan lain-lain.Princeton University, 2007.
Menurut penelitian diketahui bahwa ada hubungan antara energi yang dihasilkan dengan total kalori yang dikonsumsi, seseorang tidak dapat menghasilkan
energi atau panas dengan energi melebihi yang diperoleh dari makanan kecuali diperoleh dengan memecahkan cadangan energi dalam tubuh, namun kebiasaan
Herlinawati: Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Cold Stress Pada Tenaga kerja Cold Storage PT. X Di Belawan, 2008. USU e-Repository © 2008
memecahkan energi ini akan menyebabkan kurang gizi dan daya tahan tubuh menurun. Dengan gizi yang seimbang maka kesehatan tenaga kerja dapat
dipertahankan dan tenaga kerja akan dapat bekerja dengan baik, tidak mudah lelah dan mengurangi terjadinya tingkat kesalahan.
Pemberian tambahan kalori bagi tenaga kerja dalam bentuk makanan tambahan akan membantu pekerja dalam mempertahankan stamina dan kemampuan
kerja yang optimal, karena pekerja tidak akan kekurangan kalori sampai waktu makan berikutnya. Pemberian makanan tambahan diantara waktu pagi dan siang
dimaksudkan untuk tetap mempertahankan kadar glukosa dalam darah, sehingga dapat mempertahankan kondisi tubuh agar tidak menurun. Agustina, 2001.
Pemenuhan makanan, terutama energi bukan hanya dalam jumlah tetapi penyedian makanan perlu diatur agar pemenuhannya terbagi sesuai dengan waktu
kebutuhan kerja dan kemampuan tubuh dalam metabolismenya. Maka dirancang formula makanan tambahan sesuai dengan pekerja, selain memenuhi kebutuhan
energi juga mudah dimakan, tidak mengganggu waktu bekerja dan pelaksanaan pemberiannya sesuai dengan saat yang tepat dalam meningkatkan produktivitas kerja
Sukati S.dkk 1999.
Herlinawati: Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Cold Stress Pada Tenaga kerja Cold Storage PT. X Di Belawan, 2008. USU e-Repository © 2008
2.7 Kerangka Konsep