BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Konsumsi Makanan Utama
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa konsumsi makanan utama
responden mengandung zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, protein dan lemak. Pengukuran konsumsi makanan merupakan suatu
cara penentuan status gizi secara tidak langsung yang dapat dipakai sebagai bukti awal akan terjadinya kekurangan gizi pada seseorang atau masyarakat. Hasil
pengukuran konsumsi makanan dapat dipakai antara lain untuk menentukan tingkat kecukupan konsumsi gizi masyarakat yang dalam penelitian ini pada tenaga kerja di
cold storage PT.X Belawan.
5.1.1. Konsumsi Energi
Dari hasil perhitungan konsumsi energi untuk kelompok perlakuan sebelum intervensi adalah sebesar 1676,39 kkal sedangkan pada kelompok kontrol sebesar
1670,53 kkal. Dari hasil uji t tidak dijumpai perbedaan yang signifikan rata-rata jumlah energi sebelum intervensi antara kelompok perlakuan dan kontrol. Dari hasil
wawancara dengan metode recall 2x24 jam jumlah energi sebelum intervensi tergolong kategori rendah, hal ini dapat diasumsikan tenaga kerja mempunyai tingkat
ekonomi yang sama, Jonni 2007 juga berpendapat bahwa keadaan ekonomi merupakan faktor yang penting dalam menentukan jumlah dan macam barang atau
Herlinawati: Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Cold Stress Pada Tenaga kerja Cold Storage PT. X Di Belawan, 2008. USU e-Repository © 2008
pangan yang tersedia dalam rumah tangga. Menurut Almatsier 2004, menyebutkan bahwa konsumsi makanan oleh masyarakat atau oleh keluarga bergantung pada
jumlah dan jenis pangan yang dibeli, pemasakan, distribusi dalam keluarga, dan kebiasaan makan secara perorangan. Hal ini bergantung pula pada pendapatan,
agama, adat kebiasaan, dan pendidikan masyarakat yang bersangkutan.
Menurut Grandjean 1988 konsumsi energi dari orang yang sedang
bekerja merupakan faktor utama yang membatasi prestasinya. Berdasarkan hal tersebut jumlah energi yang dibutuhkan oleh tenaga kerja diperoleh dari makanan
melalui proses metabolisme yaitu berubahnya energi kimia dari makanan menjadi panas dan tenaga mekanik. Bila tenaga kerja kekurangan energi maka tubuh akan
menggunakan cadangan energi yang dapat mengakibatkan tenaga kerja kekurangan gizi khususnya energi. Dengan demikian, persediaan energi selama bekerja dari
waktu ke waktu adalah penting. Setelah diberi makanan tambahan maka jumlah total energi menjadi 2318, 02
kkal. Berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998 ditetapkan bahwa rata-rata Angka Kecukupan Gizi pada tingkat konsumsi penduduk Indonesia
adalah 2.170 kkal Supariasa, 2002. Hal ini berarti jumlah kalori setelah intervensi sudah berada di atas standar Nasional.
Untuk mengetahui ada tidaknya manfaat makanan tambahan yang diberikan pada kelompok perlakuan, maka dilakukan uji t rata-rata antara kelompok perlakuan
dan kontrol, dari hasil uji tersebut terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata energi
Herlinawati: Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Cold Stress Pada Tenaga kerja Cold Storage PT. X Di Belawan, 2008. USU e-Repository © 2008
setelah diberikan makanan tambahan p 0,05. Hal ini berarti makanan tambahan dapat memberikan tambahan energi bagi tenaga kerja.
5.1.2. Konsumsi Protein