Temperatur Tubuh TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Temperatur Tubuh

Panas yang dihasilkan oleh proses metabolisme dalam tubuh dapat dimanifestasikan dalam bentuk suhu atau temperatur tubuh. Temperatur tubuh manusia yang normal adalah antara 36 -37 Celsius. Temperatur tubuh manusia selalu tetap konstan. Di bagian dalam otak, jantung, dan di dalam perut, temperaturnya berfluktuasi sekitar 37 C yang disebut sebagai temperatur inti utama core temperatur. Suatu core temperatur yang konstan adalah merupakan prasyarat untuk fungsi normal dari fungsi vital yang paling penting. Sebaliknya lawan dari core temperatur yang terdapat di dalam otot, tangan, kaki, di seluruh bagian kulit disebut sebagai : shell temperature menunjukkan variasi tertentu. Secara psikologis dikatakan oleh Grandjean 1986 dalam tulisan Nurmianto, 2004 bahwa jika temperatur sekeliling sangatlah dingin maka akan ada perbedaan temperatur yang menyolok steep temperature gradient pada bagian kulit yaitu dari bagian dalam kulit kearah keluar kulit. Sebagai contoh, dalam udara yang dingin temperatur permukaan kulit akan menurun sampai 35 C. Sedangkan dalam suhu sekeliling yang hangat masih berada sekitar 35-36 derajat Celsius yang hanya berada sekitar beberapa milimeter di bawah kulit. Kapasitas untuk beradaptasi ini membuat manusia mudah untuk mentolelir kekurangan panas secara temporer yang berjumlah ratusan kilokalori pada seluruh tubuh Nurmianto, 2004. Pertukaran panas pada tubuh manusia dibagi menjadi 3 zona yaitu : superficial, intermediate dan deep atau inti. Zona superficial terdiri dari kulit dan jaringan subcutaneous. Pada zona ini terdapat thermoreceptor yang merupakan unit Herlinawati: Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Cold Stress Pada Tenaga kerja Cold Storage PT. X Di Belawan, 2008. USU e-Repository © 2008 pengambilan atau tanda peringatan untuk perubahan suhu di lingkungan. Zona ini juga sebagai lapisan luar untuk perubahan panas antara zona dalam dan bagian luar. Aktivitas ini tergantung pada banyaknya darah yang mengalir dalam kulit dan lapisan subcuticular Blair E, 1964. Zona intermediate terdiri dari otot skeletal. Berkurangnya panas secara umum terjadi dari tempat ini selama fase awal induksi hipothermi. Pada kondisi awal, otot rangka berperan penting dalam produksi panas dan sebagian besar berasal dari viscera. Namun, jika dingin terjadi suhu berkurang maka otot rangka digerakkan ke dalam produksi panas. Massa otot besar merupakan bagian yang paling efektif terhadap system pertukaran panas yang tidak efisien, karena persediaan darah dan aliran darah dapat menambah tingkat yang dibutuhkan. Darah merupakan mekanisme penghantar dalam sistem pertukaran panas manusia. Zona dalam atau inti terdiri dari semua struktur yang terletak antara ruang tubuh. Suhu normal secara umum adalah 37 o C, namun hal ini kurang akurat, variasi dapat terjadi seperti yang ditentukan sebelumnya dan disebabkan ukuran suhu, aktivitas metabolik pada organ tertentu. Untuk kesederhanaan dalam pencatatan 37 o C diterima sebagai point acuan. Dalam hal ini ada gradient kecil dan biasanya antara inti dan zona intermediate dengan jumlah 0,5 – 1.0. Gradient antara inti dan zona superficial lebih besar berkisar 2-3 o C. Inti core adalah puncak system thermal menyeluruh dan pemeliharaan terhadap suhu yang merupakan ciri homeotherm Blair E, 1964. Herlinawati: Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Cold Stress Pada Tenaga kerja Cold Storage PT. X Di Belawan, 2008. USU e-Repository © 2008 Gambar 1. Zona Thermal pada manusia Sumber : Blair E,1964 Suhu menetap ini adalah akibat kesetimbangan di antara panas yang dihasilkan di dalam tubuh dengan lingkungan sekitar. Produksi panas di dalam tubuh tergantung dari kegiatan fisik tubuh, makanan, pengaruh dari berbagai bahan kimia, dan gangguan pada sistim pengatur panas, misalnya pada keadaan demam. Faktor- faktor yang menyebabkan pertukaran panas di antara tubuh dengan sekitarnya adalah konduksi, konveksi, radiasi dan penguapan. Konduksi ialah pertukaran panas diantara tubuh dan benda-benda sekitar dengan melalui sentuhan atau kontak. Konduksi dapat Herlinawati: Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Cold Stress Pada Tenaga kerja Cold Storage PT. X Di Belawan, 2008. USU e-Repository © 2008 menghilangkan panas dari tubuh, apabila benda-benda sekitar lebih dingin suhunya, dan dapat menambah panas kepada tubuh, manakala benda-benda sekitar lebih panas dari badan manusia. Konveksi adalah pertukaran panas dari badan dengan lingkungan melalui kontak udara dengan tubuh. Udara adalah penghantar panas yang baik, tetapi dengan kontak ke tubuh dapat terjadi pertukaran panas dengan tubuh. Tergantung dari suhu udara dan kecepatan angin, konveksi memainkan peranan dalam pertukaran panas. Konveksi dapat mengurangi atau menambah panas kepada tubuh manusia. Setiap benda termasuk tubuh manusia selalu memancarkan gelombang panas. Tergantung dari suhu benda-benda sekitar, tubuh menerima atau kehilangan panas lewat mekanisme radiasi. Selain itu penting sekali, manusia dapat berkeringat yang dengan penguapan di permukaan kulit atau melalui paru-paru tubuh kehilangan panas untuk penguapan Suma , mur, 1995.

2.4 Gizi Kerja