5.3 Kontribusi Makanan Tambahan terhadap Energi Total Dari hasil perhitungan konsumsi energi total setelah diberi makanan
tambahan menunjukkan hasil 2318,02 kkal. Dari hasil uji t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan jumlah energi yang signifikan p 0,05 antara sebelum dan
setelah pemberian makanan tambahan. Dari tabel 4.3 menunjukkan tambahan energi sebesar 600 kkal pada kelompok perlakuan berarti besarnya kontribusi makanan
tambahan adalah 25,88 dari konsumsi makanan sehari-hari. Sedangkan pada kelompok kontrol, tambahan energi sekitar 100 kkal di mana besarnya kontribusi
makanan tambahan adalah 5,63.
5.4 Kontribusi Makanan Tambahan terhadap Protein Total Dari hasil perhitungan protein total setelah diberi makanan tambahan
menunjukkan hasil 55,69 gr. Dari hasil uji t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan protein yang signifikan p 0,05 antara sebelum dan setelah pemberian makanan
tambahan. Dari tabel 4.3 menunjukkan pada kelompok perlakuan mendapat tambahan protein sebesar 29,99 dari konsumsi makanan sehari-hari. Sedangkan pada
kelompok kontrol tambahan protein sebesar 9,91.
5.5 Suhu Tubuh Dari tabel 4.4 menunjukkan bahwa perbedaan rata-rata suhu pada kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol sebelum intervensi adalah 0,24 berdasarkan uji t menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan pada derajat kepercayaan 95
Herlinawati: Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Cold Stress Pada Tenaga kerja Cold Storage PT. X Di Belawan, 2008. USU e-Repository © 2008
antara pengukuran pada kelompok perlakuan dan kontrol sebelum intervensi p 0,05.
Cold Storage merupakan teknologi refrigerasi yang menghasilkan suhu
dingin, khusus di bagian processing mempunyai suhu 5 C – 10
C yang berguna untuk mempertahankan mutu ikan. Cold storage juga sebagai tempat kerja untuk
penanganan ikan mulai dari penyortiran, penyiangan, pembekuan, pengepakan dan penyimpanan. Keberadaan tenaga kerja dalam cold storage selama proses kerja akan
terpapar suhu dingin yang akan mengakibatkan cold stress yang mana dalam penelitian ini diketahui dari hasil pengukuran suhu tubuh. Hal ini sesuai dengan
pendapat Amalia dan Hestin 2006, bahwa hipothermia merupakan salah satu efek dari cold stress.
5.6 Pengaruh Makanan Tambahan Terhadap Suhu Tubuh Dari tabel 4.4 memberikan gambaran bahwa perbedaan rata-rata antara
sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok perlakuan sebesar 1,67 C.
Berdasarkan uji t dependen yang dilakukan menunjukkan adanya perbedaan secara signifikan pada derajat kepercayaan 95 antara pengukuran sebelum intervensi
dengan sesudah intervensi p 0,05. Hal ini berarti bahwa makanan tambahan yang diberikan dapat meningkatkan suhu tubuh tenaga kerja. Sementara pada kelompok
kontrol perbedaan antara sebelum dan sesudah intervensi suhu rata-rata adalah 0,13 C
dan dari hasil uji t menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan suhu rata-rata pengukuran sebelum dan sesudah intervensi p 0,05.
Herlinawati: Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Cold Stress Pada Tenaga kerja Cold Storage PT. X Di Belawan, 2008. USU e-Repository © 2008
Apabila tubuh tidak mampu untuk mendapatkan panas yang memadai maka akan terjadi gangguan, begitu juga menurut Killham D 2007, bahwa efek
pemaparan suhu dingin menyebabkan mekanisme tubuh terganggu sehingga dapat menimbulkan berbagai penyakit. Sebagian besar kasus cold stress berkembang pada
temperatur udara – 1 C sampai 10
C. Dari tabel 4.4 menunjukkan ada perbedaan varians suhu tubuh antara
kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol p 0,05. Hal ini berarti bahwa makanan tambahan dapat meningkatkan suhu tubuh tenaga kerja. Menurut pendapat
Tarwaka 2004, bahwa pada lingkungan yang dingin membutuhkan kalori lebih tinggibanyak untuk mempertahankan suhu tubuh. Begitu juga menurut Biem, J, et.al
2003, menyatakan bahwa salah satu kondisi yang menambah kerentanan terhadap dingin adalah malnutrisi, karena malnutrisi kekurangan gizi dapat mengurangi
bahan bakar yang tersedia untuk memperoleh panas tubuh.
5.7 Tekanan Darah Pengukuran tekanan darah sistolik dan diastolik dilakukan pada tenaga kerja