Mutu Pelayanan Kesehatan TINJAUAN KEPUSTAKAAN

arahan kepada yang lain jalan mana yang harus ditempuh. Selanjutnya dijelaskan bahwa pemimpin perusahaan yang berhasil paling sedikit memiliki delapan sifat, yaitu : 1 kemampuan untuk memusatkan perhatian, 2 penekanan pada nilai yang sederhana, 3 selalu bergaul dengan orang, 4 menghindari profesionalisme tiruan, 5 mengelola perubahan, 6 memilih orang, 7 hindari “mengerjakan semua sendiri”, dan 8 menghadapi kegagalan. Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas, dapat disintesiskan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang pemimpin unuk mempengaruhi orang lain bawahan dalam rangka untuk mencapai tujuan oraganisasi. Dalam hal ini kepemimpinan mengandung unsur-unsur: 1 orang yang mempengaruhi, 2 orang yang dipengaruhi, 3 adanya tindakan untuk mempengaruhi, 4 adanya maksud dan tujuan. Selanjutnya berdasarkan sistesis ini, dapat dirumuskan indikator dari persepsi pemimpin dalam penelitian ini, yaitu 1 nilai investasi mutu, 2 kemampuan SDM, 3 Biaya untuk mutu.

2.3 Mutu Pelayanan Kesehatan

Mutu adalah faktor keputusan mendasar dari pelanggan. Mutu adalah penentuan pelanggan, bukan ketetapan insinyur, pasar atau ketetapan manajemen. Ia berdasarkan atas pengalamam nyata pelanggan terhadap produk dan jasa pelayanan, mengukurnya, mengharapkannya, dijanjikan atau tidak, sadar atau hanya dirasakan, Deli Theo : Pengaruh Persepsi Pemimpin Rumah Sakit Tentang Mutu Instalasi Gawat Darurat Terhadap Pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit Di Kota Medan Tahun 2009, 2009 operasional teknik atau subjektif sama sekali dan selalu menggambarkan target yang bergerak dalam pasar yang kompetitif. Tiap orang mempunyai pendapat tentang apa yang dimaksud dengan mutu. Konsep mutu yang berarti bagus, lux, atau paling bagus tidaklah sama secara professional. Misalnya, peralatan kedokteran yang bermutu menurut dokter tentulah bermacam-macam sesuai pendapatnya. Menurut Donabedian 1988, mutu adalah suatu keputusan yang berhubungan dengan proses pelayanan, yang berdasarkan tingkat dimana pelayanan memberikan kontribusi terhadap nilai outcomes. Proses pelayanan kesehatan sendiri dibagi dalam dua komponen utama, pelayanan teknis medis dan manajemen hubungan interpersonal antara praktisioner dan klien. Dalam pelayanan kesehatan peningkatan mutu pelayanan diperlukan untuk memberikan kepuasan kepada pasien, petugas profesi kesehatan, manajer kesehatan maupun pemilik institusi kesehatan. Arti mutu dapat di tinjau dari sudut pandang perspektif: Pasien, Petugas kesehatan, Manajer. Mutu merupakan fokus sentral dari tiap upaya untuk memberikan pelayanan kesehatan. Untuk pasien dan masyarakat, mutu pelayanan berarti suatu empathi, respek dan tanggap akan kebutuhannya, pelayanan harus sesuai dengan kebutuhan mereka, diberikan dengan cara yang ramah pada waktu mereka berkunjung. Untuk petugas kesehatan, mutu pelayanan berarti bebas melakukan segala sesuatu secara professional untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien dan masyarakat sesuai Deli Theo : Pengaruh Persepsi Pemimpin Rumah Sakit Tentang Mutu Instalasi Gawat Darurat Terhadap Pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit Di Kota Medan Tahun 2009, 2009 dengan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang maju, mutu peralatan yang baik dan memenuhi standar yang baik. Untuk manajer atau administrator, mutu pelayanan tidak begitu berhubungan langsung dengan tugas mereka sehari – hari, namun tetap sama pentingnya. Kebutuhan untuk supervisi, manajemen keuangan dan logistik, dan alokasi sumber daya yang terbatas sering memberikan tantangan yang tidak terduga. Hal ini kadang – kadang menyebabkan manjer kurang memperhatikan prioritas. Untuk manajer fokus pada mutu akan mendorongnya untuk mengatur staf, pasien dan masyarakat dengan baik. Bagi yayasan dan pemilik rumah sakit, mutu dapat berarti memiliki tenaga professional yang bermutu dan cukup. Pada umumnya para manajer dan pemilik institusi mengharapkan efisiensi dan kewajaran penyelenggara pelayanan, minimal tidak merugikan dipandang dari berbagai aspek seperti tiadanya pemborosan tenaga, peralatan, biaya, waktu dan sebagainya. Pengertian tentang mutu pemeliharaan kesehatan, sering diartikan pula sebagai mutu pelayanan kesehatan, mutu asuhan kesehatan, mutu perawatan kesehatan, yang menjadi acuan dalam pelaksanaan operasional sehari – hari adalah sebagai berikut, derajat dipenuhinya standar profesi atau standar operasional prosedur dalam pelayanan pasien dan terwujudnya hasil – hasil atau outcomes seperti yang diharapkan oleh profesi maupun pasien yang menyangkut pelayanan, diagnosa, terapi, prosedur atau tindakan pemecahan masalah klinis. Wijono, 1999 . Deli Theo : Pengaruh Persepsi Pemimpin Rumah Sakit Tentang Mutu Instalasi Gawat Darurat Terhadap Pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit Di Kota Medan Tahun 2009, 2009 Menurut Azwar 1996 kualitas pelayanan kesehatan adalah merujuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien. Kualitas pelayanan mencangkup empat dimensi yaitu : aspek profesi, efektifitas, efisiensi, keamanan dan kepuasan pasien Menurut Wijono 1999, aspek mutu pelayanan secara keseluruhan dapat dilihat pada: 1. Penampilan keprofesian atau aspek klinis Aspek ini mencangkup Sumber Daya Manusia tenaga medis, para medis, dan non medis 2. Efektivitas dan efisiensi Hal ini menyangkut pemanfaatan sumber daya yang ada. 3. Keselamatan pasien Dalam hal ini menyangkut keamanan dan keselamatan pasien, perlindungan dari resiko yang sekecil-kecilnya terhadap pasien. 4. Kepuasan pasien Aspek ini menyangkut kepuasan pasien terhadap tampilan fisik, mental, social pasien serta kebersihan lingkungan, kemampuan keramahan, kecepatan pelayanan, dan perhatian luas petugas terhadap pasien, Jacobalis, 1989 Mutu pelayanan rumah sakit adalah derajat kesempurnaan pelayanan rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dan standar layanan dengan menggunakan potensi sumber Deli Theo : Pengaruh Persepsi Pemimpin Rumah Sakit Tentang Mutu Instalasi Gawat Darurat Terhadap Pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit Di Kota Medan Tahun 2009, 2009 daya yang tersedia di rumah sakit secara wajar, efisien dan efektif serta memuaskan Depkes RI, 1994. Keberhasilan pelayanan di rumah sakit sangat ditentukan oleh mutu pelayanan. Peningkatan mutu pelayanan merupakan faktor yang sangat penting, karena dengan mutu pelayanan yang baik bisa memberikan kepuasan kepada pasien, sehingga mutu pelayanan yang baik adalah sarana pelayan penting untuk menarik pasien Adikoesoemo, 1994

2.4. Rumah Sakit