Proses Pembentukan Persepsi PERSEPSI 1. Defenisi Persepsi

tentang apa yang dilihat, didengar, dialami atau dibaca, sehingga sering mempengaruhi tingkah laku, percakapan serta perasaan seseorang. Mengenai pada berbagai pendapat tentang pengertian persepsi, penulis berpendapat bahwa persepsi merupakan suatu upaya atau proses individu dalam memberikan suatu makna tertentu terhadap objek yang berdasarkan proses pengenalan dan pengorganisasian dalam otak kemudian menginterprestasikan maknanya.

2.1.2. Proses Pembentukan Persepsi

Proses pembentukan persepsi antar satu individu dan yang lain berbeda-beda, hal tersebut dikemukakan oleh Thoha 1995, bahwa pembentukan persepsi tergantung berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal seperti pengalaman, keinginan, proses belajar, pengetahuan, motivasi, pendidikan dan faktor external yang meliputi lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, faktor sosial budaya, lingkungan fisik dan hayati dimana seseorang itu bertempat tinggal. Berdasarkan pengertian tersebut diatas, maka proses pembentukan persepsi berlangsung sangat kompleks. Menurut Kusumarini 2002 yang mengutip pendapat Atkonson dan Hilgard mengemukakan bahwa proses terbentuknya persepsi dalam diri seseorang diawali ketika stimuli kompleks masuk ke dalam otak, dan melalui proses akan menghasilkan makna serta arti atau tafsiran terhadap stimuli tersebut. Proses pembentukan melalui proses kognisi pemikiran terhadap suatu stimulus berupa fenomena, objek atau Deli Theo : Pengaruh Persepsi Pemimpin Rumah Sakit Tentang Mutu Instalasi Gawat Darurat Terhadap Pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit Di Kota Medan Tahun 2009, 2009 kejadian. Taraf permulaan persepsi adalah adanya suatu stimulus dari suatu objek yang mengenai alat indera proses fisik. Proses berikutnya adalah proses fisiologis yaitu terjadinya suatu transfer stimulus ke otak oleh syaraf sensoris. Proses terakhir adalah proses psikologi dimana individu menyadari makna yang diterima melalui alat indera atau reseptor. Intensitas frekuensi, jumlah kejadian atau objek mampu menarik perhatian seseorang sehingga dapat mempunyai tanggapan, sekalipun bersifat tertutup covert behavior dalam bentuk persepsi. Menurut Kusumarini 2002 yang mengutip pendapat Feigl menekankan bahwa ada tiga mekanisme pembentukan persepsi yaitu 1 selectivity, 2 closure, dan 3 interpretation. Proses selectivity terjadi apabila seseorang menerima pesan, maka akan berlangsung proses penyeleksian pesan yang dianggap penting dan tidak penting. Hal tersebut merupakan peristiwa yang saling berhubungan yang diperoleh dengan cara menyimpulkan dan menafsirkan pesan. Proses closure akan menyeleksi hasil kesimpulan, kemudian disusun suatu kesatuan kumpulan pesan atau stimuli. Rakhmat 1992 menyatakan bahwa pengorganisasian stimuli dengan cara melihat konteksnya. Walaupun stimuli yang diterima tidak lengkap dapat pula diisi dengan interprestasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang dipersepsikan. Persepsi dapat terjadi dengan dimulainya proses pengamatan, sedangkan pengamatan dapat dilakukan apabila muncul suatu stimuli. Pada tahapan stimuli, maka proses seleksi dan pengorganisasian akan berinteraksi dengan interprestasi dan closure. Proses interaksi akan menghasilkan respon yang berupa permanent memory atau Deli Theo : Pengaruh Persepsi Pemimpin Rumah Sakit Tentang Mutu Instalasi Gawat Darurat Terhadap Pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit Di Kota Medan Tahun 2009, 2009 disebut juga dengan mental representation. Pada saat seseorangindividu melakukan aktivitas interprestasi maka akan dipengaruhi oleh faktor internal maupun external. Menurut Wilopo 1993 yang mengutip pendapat Young menyatakan bahwa perbedaan persepsi terhadap sesuatu hal tergantung atau dipengaruhi oleh proses pembentukannya. Faktor pengetahuan dan pengalaman merupakan faktor yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang. Berdasarkan pengertian terbentuknya persepsi, dapat dimengerti bahwa persepsi juga dapat terjadi pada diri pasien umum di rumah sakit, dimana pasien menginter-prestasikan suatu objek atau suatu aktivitas yang dilaksanakan dalam pelayanan kesehatan yang mereka terima selama mengalami perawatan di rumah sakit. Proses itu sendiri pada takaran operasional masih sangat luas, karena dapat mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Konsepsi persepsi tampaknya masih dalam tataran kognitif sehingga memang apresiasinya masih memerlukan wujud yang nyata. Menurut Kotler 2000 persepsi terhadap kualitas mutu pelayanan harus dimulai dari kebutuhan pasien dan berakhir pada persepsi pasien. Hal ini berarti, citra kualitas yang baik bukanlah berdasarkan persepsi pihak pemimpin rumah sakit saja, melainkan juga berdasarkan persepsi pasien. Menurut Jalaluddin 1988 yang mengutip pendapat Mc. David menyatakan bahwa faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu. Hal ini disebut sebagai faktor-faktor personal, yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respons pada stimuli itu. Deli Theo : Pengaruh Persepsi Pemimpin Rumah Sakit Tentang Mutu Instalasi Gawat Darurat Terhadap Pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit Di Kota Medan Tahun 2009, 2009 Psikologi sosial berpendapat ada pengaruh faktor sosial seperti pengaruh interpersonal, nilai kultural, dan harapan-harapan yang dipelajari secara sosial pada persepsi individu, bukan saja terhadap objek-objek mati, tetapi juga objek-objek sosial. Sebuah pertanyaan logikal : mengapa kita mempelajari hal-hal tertentu secara berbeda-beda dari realita konkrit dan tidak berubah, bagaimanakah kita dapat menarik kesimpulan, bahwa persepsi-persepsi tidak mungkin berbeda. Sesungguhnya keadaan realita secara aktual hanya dapat kita mengalaminya melalui stimuli yang berkaitan dengan realitas. Menurut Winardi 2001 yang mengutip pendapat Haire mengemukakan bahwa informasi, orang dan situasi-situasi senantiasa berubah di dalam lingkungan kita, hingga stimuli juga berubah, sehingga petunjuk menjadi tidak pasti tentang apa yang sesungguhnya ada disana sehingga persepsi juga akan berbeda-beda. Menurut Koentjaraningrat 1981 yang mengutip pendapat Hammer, persepsi adalah suatu proses dimana seseorang mengorganisasikan dalam pikirannya, memanfaatkan, mengalami dan mengolah perbedaan atau segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya. Persepsi sering dipengaruhi oleh : 1. Frame of reference, yaitu kerangka pengetahuan yang dimiliki dan diperoleh dari pendidikan, bacaan, penelitian dan lain-lain. 2. Field of experience, yaitu pengalaman yang telah dialaminya yang tidak terlepas dari keadaan lingkungan sekitarnya. Deli Theo : Pengaruh Persepsi Pemimpin Rumah Sakit Tentang Mutu Instalasi Gawat Darurat Terhadap Pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit Di Kota Medan Tahun 2009, 2009

2.1.3. Persepsi Pemimpin tentang Mutu Pelayanan Kesehatan