BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Explanatory Survey yang menjelaskan pengaruh variabel bebas persepsi pemimpin tentang mutu pelayanan Instalasi Gawat
Darurat terhadap variabel terikat kebutuhan pelaksanaan akreditasi dan bertujuan mencari hubungan sebab akibat dari variabel – variabel yang diteliti. Penelitian survei
dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan Sugiyono, 2005.
3.2. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di rumah sakit yang memiliki Instalasi Gawat Darurat di kota Medan, penelitian dimulai April 2009 sampai Agustus 2009 dengan
pertimbangan: 1. Jumlah rumah sakit yang memiliki Instalasi Gawat Darurat yang belum
terakreditasi ada sebanyak 51 rumah sakit di kota Medan. 2. Banyak warga kota Medan yang berobat ke luar negeri
3.3. Populasi dan sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemimpin rumah sakit di kota Medan yaitu 51 orang. Karena jumlah populasi relatif kecil, maka seluruh populasi
dijadikan sampel total populasi yaitu 51 orang.
Deli Theo : Pengaruh Persepsi Pemimpin Rumah Sakit Tentang Mutu Instalasi Gawat Darurat Terhadap Pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit Di Kota Medan Tahun 2009, 2009
41
3.4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan kuesioner sebagai pedoman untuk melakukan wawancara. Untuk
melengkapi hasil wawancara langsung peneliti juga mengumpulkan data sekunder yaitu data-data yang telah tersedia seperti; jumlah dokter dan jumlah rumah sakit dari
PERSI dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dan Dinas Kesehatan Kota Medan.
3.4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Ada dua hal yang dilakukan untuk menganalisis instrument penelitian sehingga didapatkan instrumen yang valid dan handal, yaitu:
1. Uji kesahihan instrumen validitas
Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu ukuran menunjukan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara mengukur korelasi
antara skor tiap butir dengan skor totalnya. Uji validitas yang akan dipakai menggunakan teknik korelasi Product Moment oleh Pearson dengan taraf
signifikansi yang digunakan sebesar 95 g = 0,05.
2. Uji keterhandalan instrument reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk mengumpulkan data secara tetap dari sekelompok individu. Tingkat reliabilitas menunjukan
Deli Theo : Pengaruh Persepsi Pemimpin Rumah Sakit Tentang Mutu Instalasi Gawat Darurat Terhadap Pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit Di Kota Medan Tahun 2009, 2009
sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih.
Uji validitas instrument penelitian yang digunakan adalah validitas konstruk dengan mengetahui nilai total setiap item pada analisis realibilitas yang tercantum
pada nilai correlation corrected item. Suatu pertanyaan dikatakan valid atau bermakna sebagai alat pengumpul data bila korelasi hasil hitung r-hitung lebih besar
dari angka kritik nilai korelasi r-tabel, pada taraf signifikansi 95 Ridwan, 2005.
Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument itu sudah
baik. Teknik yang diapakai untuk menguji kuisioner penelitian adalah teknik Alpha Cronbach yaitu dengan menguji coba instrument kepada sekelompok responden pada
satu kali pengukuran pada taraf 95 Ridwan, 2005. Reliabilitas suatu variabel dikatakan baik jika memiliki nilai alpha lebih besar dari r-Tabel 0,60.
Berdasarkan hasil pengujian keseluruhan variabel dikatakan valid, karena nilai corrected item-total Correlation menunjukkan r-Hitung diatas nilai korelasi r-
Tabel 0,281. Keseluruhan variabel dikatakan reliabel karena nilai Alpha Cronbach yang diperoleh lebih besar dari r-Tabel 0,60. Hal ini menunjukkan bahwa semua
pertanyaan dinyatakan valid dan reliable terlampir.
Deli Theo : Pengaruh Persepsi Pemimpin Rumah Sakit Tentang Mutu Instalasi Gawat Darurat Terhadap Pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit Di Kota Medan Tahun 2009, 2009
3.5. Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel Bebas
1. Persepsi pemimpin tentang mutu pelayanan Instalasi Gawat Darurat didefenisikan
sebagai penilaian atau tanggapan pemimpin responden berdasarkan hasil evaluasi tim manajemen rumah sakit terhadap kualitas pelayanan yang telah
diberikan selama ini kepada pasien yang ditinjau dari aspek Falsafah dan Tujuan, Administrasi dan Pengelolaan, Staf dan Pimpinan, Fasilitas dan Peralatan,
Kebijakan dan Prosedur, Pengembangan Staf dan program pendidikan, serta Evaluasi dan Pengendalian Mutu dan dipersepsikan dengan sangat baik, baik,
tidak baik. 2. Persepsi pemimpin tentang falsafah dan tujuan adalah penilaian atau tanggapan
pemimpin responden terhadap standar pelayanan Instalasi Gawat Darurat kepada masyarakat yang menderita penyakit akut dan yang mengalami kecelakaan sesuai
standar. Dengan tiga kategori pengukuran yaitu; sangat baik, baik, dan tidak baik. 3. Persepsi pemimpin tentang administrasi dan pengelolaan adalah penilaian atau
tanggapan pemimpin responden terhadap kesesuaian pelayanan IGD dengan kebutuhan masyarakat dan harus diatur, dipimpin dan diintegrasikan dengan
bagian lain dan instalasi rumah sakit lainnya. Dengan tiga kategori pengukuran yaitu; sangat baik, baik, dan tidak baik.
4. Persepsi pemimpin tentang Staf dan Pimpinan adalah penilaian atau tanggapan pemimpin responden yang menggambarkan tentang struktur IGD dipimpin oleh
Deli Theo : Pengaruh Persepsi Pemimpin Rumah Sakit Tentang Mutu Instalasi Gawat Darurat Terhadap Pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit Di Kota Medan Tahun 2009, 2009
dokter yang telah mendapat pelatihan gawat darurat, dibantu oleh tenaga medis, para medis perawatan, para medis non perawatan dan tenaga non medis yang
terampil. Dengan tiga kategori pengukuran yaitu; sangat baik, baik, dan tidak baik. 5. Persepsi pemimpin tentang Fasilitas dan Peralatan adalah penilaian atau tanggapan
pemimpin responden yang menggambarkan Fasilitas yang disediakan harus menjamin efektivitas bagi pelayanan pasien gawat darurat dalam waktu 24 jam
terus menerus. Dengan tiga kategori pengukuran yaitu; sangat baik, baik, dan tidak baik.
6. Persepsi pemimpin tentang Kebijakan dan Prosedur adalah penilaian atau tanggapan pemimpin responden yang menggambarkan adanya kebijakan dan
prosedur pelaksanaan tertulis di unit yang selalu ditinjau dan disempurnakan dan mudah dilihat oleh seluruh petugas. Dengan tiga kategori pengukuran yaitu; sangat
baik, baik, dan tidak baik. 7. Persepsi pemimpin tentang Pengembangan dan Program Pendidikan adalah
penilaian atau tanggapan pemimpin responden yang menggambarkan pemanfaatan IGD untuk pendidikan dan pendidikan berkelanjutan bagi petugas.
Dengan tiga kategori pengukuran yaitu; sangat baik, baik, dan tidak baik. 8. Persepsi pemimpin tentang Evaluasi dan Pengendalian Mutu adalah penilaian atau
tanggapan pemimpin terhadap adanya upaya penilaian kemampuan dan hasil pelayanan instalasi gawat darurat secara terus-menerus. Dengan tiga kategori
pengukuran yaitu; sangat baik, baik, dan tidak baik.
Deli Theo : Pengaruh Persepsi Pemimpin Rumah Sakit Tentang Mutu Instalasi Gawat Darurat Terhadap Pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit Di Kota Medan Tahun 2009, 2009
9. Sangat baik diartikan sebagai ukuran subjektif hasil penilaian pemimpin yang mengambarkan mutu pelayanan kesehatan sepenuhnya sangat baik dan cenderung
melebihi kebutuhan atau keinginan pasien. Hal ini menggambarkan tingkat mutu pelayanan IGD yang tinggi menurut evaluasi pemimpin.
10. Baik diartikan sebagai ukuran subjektif hasil penilaian pemimpin yang mengambarkan mutu pelayan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien. Hal ini
menggambarkan tingkat mutu pelayanan IGD yang sedang menurut evaluasi pemimpin.
11. Tidak baik diartikan sebagai ukuran subjektif hasil penilaian pemimpin yang mengambarkan mutu pelayan kesehatan sepenuhnya tidak sesuai dengan
kebutuhan atau keinginan pasien. Hal ini menggambarkan tingkat mutu pelayanan IGD yang rendah menurut evaluasi pemimpin.
3.5.2. Variabel Terikat
1. Pelaksanaan akreditasi rumah sakit didefenisikan sebagai penilaian pemimpin rumah sakit terhadap tingkat kepentingan kebutuhan akan pelaksanaan akreditasi
yang dapat dinilai dengan sangat penting, penting, dan tidak penting. a.
Sangat penting diartikan sebagai ukuran subjektif hasil penilaian pemimpin yang menggambarkan mutu pelayanan sepenuhnya atau sebagian besar sangat
sesuai dengan kebutuhan pasien. Hal ini menggambarkan tingkat kepentingan pelaksanaan akreditasi yang paling tinggi menurut evaluasi pemimpin nilai
80 dari total indikator.
Deli Theo : Pengaruh Persepsi Pemimpin Rumah Sakit Tentang Mutu Instalasi Gawat Darurat Terhadap Pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit Di Kota Medan Tahun 2009, 2009
b. Penting diartikan sebagai ukuran subjektif hasil penilaian pemimpin yang
menggambarkan mutu pelayanan cukup sesuai dengan kebutuhan pasien. Hal ini menggambarkan tingkat kepentingan pelaksanaan akreditasi dengan
kategori sedang menurut evaluasi pemimpin nilai 60 - 80 dari total indikator.
c. Tidak penting diartikan sebagai ukuran subjektif hasil penilaian pemimpin
yang menggambarkan mutu pelayanan tidak sesuai dengan kebutuhan pasien. Hal ini menggambarkan tingkat kepentingan pelaksanaan akreditasi yang
paling rendah menurut evaluasi pemimpin nilai 60 dari total indikator.
Deli Theo : Pengaruh Persepsi Pemimpin Rumah Sakit Tentang Mutu Instalasi Gawat Darurat Terhadap Pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit Di Kota Medan Tahun 2009, 2009
3.6. Metode Pengukuran a. Variabel Bebas Persepsi pemimpin tentang mutu pelayanan IGD.
Tipe data diasumsikan memiliki skala interval pada bobot nilainya, setiap kategori akan diberikan nilai. Aspek pengukuran variabel dapat dilihat pada Tabel 3.1
Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Independen Persepsi Pemimpin Tentang Mutu Pelayanan IGD
Skala Interval Bobot nilai 1 indikator
Bobot nilai total N
o Variabel Bebas
Persepsi pemimpin tentang mutu
pelayanan IGD Jumlah
Indika Tor
Sangat Baik
Baik Tidak
Baik Sangat
Baik Baik
Tidak Baik
1 Falsafah dan Tujuan 3
3 2
1 9
6 3
2 Adminisrasi dan
Pengelolaan 3 3 2 1 9 6 3
3 Staf dan Pimpinan 5
3 2
1 15
10 5
4 Fasilitas dan Peralatan 9
3 2
1 27
18 9
5 Kebijakan dan Prosedur 4
3 2
1 12
8 4
6 Pengembangan Staf dan
Program Pendidikan 6 3
2 1
18 12
6 7
Evaluasi dan Pengendalian Mutu
5 3 2
1 15
10 5
Jumlah 35 21
14 7
105 70
35
Aspek penentuan nilai variabel bebas Persepsi pemimpin tentang mutu pelayanan IGD pada penelitian ini menggunakan skala interval, dengan variabel yang diukur
dan dijabarkan menjadi sub variabel, kemudian sub variabel dijabarkan menjadi komponen yang dapat diukur dalam bentuk item pertanyaan.
Deli Theo : Pengaruh Persepsi Pemimpin Rumah Sakit Tentang Mutu Instalasi Gawat Darurat Terhadap Pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit Di Kota Medan Tahun 2009, 2009
b. Variabel Terikat Tingkat Kepentingan Pemimpin terhadap Pelaksanaan Akreditasi