Gharimin adalah orang yang berhutang bukan untuk keperluan maksiat.
7
Gharimin memiliki kesulitan dalam membayar hutangnya karena tidak memiliki harta yang lebih untuk membayar hutang. Setidaknya, terdapat dua macam
gharimin yakni: a.
Berhutang karena kefaqiran serta memiliki kesulitan untuk melunasi hutang dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
b. Berhutang karena kebutuhan yang sangat mendesak, tidak menemukan
alternatif tindakan selain berhutang, kemudian kesulitan membayar hutang.
7 Orang yang berjuang di jalan Allah fisabilillah
Fisabilillah merupakan orang Islam yang berjuang di jalan Allah sesuai dengan ajaran Islam. Fisabilillah memiliki makna yang universal tidak terbatas
pada ‘pejuang’ dalam arti sebenarnya. Fisabilillah meliputi segala sesuatuupaya yang dilakukan untuk kemaslahatan bersama,seperti pengiriman da’i, mendirikan
sekolah gratis, pembangunan masjid, orang-orang yang sedang menempuh pendidikan, bekerja untuk menghidupi keluarga, dan lain sebagainya.
8 Orang yang sedang dalam perjalanan ibnu sabil
Ibnu sabil adalah orang yang berhak menerima zakat karena kehabisan bekal dalam perjalanan, sedangkan dia membutuhkan bekal untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Seiring dengan perkembangan zaman, dana zakat ibnu sabil dapat disalurkan untuk berbagai keperluan seperti penyediaan sarana akomodasi
murah bagi orang-orang yang sedang menempuh pendidikan atau mencari nafkah, bantuan dana belanja bagi masyarakat kurang mampu yang jauh dari kampung
halamannya.
3. Prosentase Wajib Zakat dan Potensi Zakat
Menurut Yusuf al-Qardhawi sebagaimana dikutip oleh Didin Hafidhuddin zakat adalah ibadah maaliyah ijtima’iyyah yang memiliki posisi sangat penting,
strategis dan menentukan, baik dilihat dari sisi ajaran Islam maupun dari sisi
7
Lili Bariadi, dkk., Zakat Wirausaha, ..., h. 14.
pembangunan kesejahteraan umat.
8
Zakat merupakan salah satu instrumen pemerataan pendapatan yang dapat meningkatkan harkat dan martabat bangsa,
jika dikelola dengan baik. Dalam setiap kehidupan, terdapat dua klasifikasi status sosial ekonomi
yakni miskin atau kaya. Perbedaan status sosial ekonomi sepertinyamerupakan fitrah yang memang harus terjadi. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan yang
baik dalam setiap aspek termasuk pengelolaan dana zakat agar tidak terjadi kesenjangan antara miskin dengan kaya.
Berdasarkan survei yang dilakukan PIRAC Public Interest Research and Advocacy pada tahun 2004, sebesar 49,8 responden mengatakan dirinya
sebagai wajib zakat.
9
Prosentase ini jauh lebih kecil dibandingkan penelitian sebelumnya yakni pada tahun 2000 sebesar 94 wajib zakat, karena data yang
diambil merupakan data pembayar zakat mal dan zakat fitrah. Dalam konversi rupiah, potensi zakat Indonesia menurut PIRAC pada tahun 2007 adalah sebesar
9,09 triliun rupiah. Hal ini berarti bahwa potensi zakat di Indonesia hampir separuh dari keseluruhan umat Islam yang ada.
BPS Badan Pusat Statistik memperkirakan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 234,2 juta jiwa dengan jumlah kepala keluarga KK sebanyak 65 juta
rumah tangga.
10
Jika penduduk beragama Islam sebesar 85 dari keseluruhan penduduk Indonesia, terdapat 55.250.000 KK beragama Islam. Mengacu pada
data hasil penelitian PIRAC, sebesar 49,8 responden mengaku sebagai wajib zakat, berarti 27.514.500 KK berpotensi membayar zakat.
Apabila rata-rata KK memiliki harta sebesar 100 juta, maka zakat yang wajib dikeluarkan sebesar 2,5 x Rp100.000.000,00 = Rp2.500.000,00 per tahun.
Maka, potensi dana zakat di Indonesia untuk tahun 2010 sebesar 68,786 triliun rupiah. Potensi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan perhitungan pada
8
Didin Hafidhuddin, Zakat dalan Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani Press, 2002, h. 1.
9
Andi Agung Prihatna, dkk., Kedermawanan Kaum Muslim; Potensi dan Realita Zakat Masyarakat Indonesia Hasil Survei di Sepuluh Kota, Jakarta: PIRAMEDIA, 2004, h. 17.
10
www.bps.go.id , akses via mobile pada tanggal 11 juni 2010, pukul 04.14 WIB.
tahun 2007 yang hanya 19 triliun rupiah. Penulis memperkirakan potensi dana zakat akan bertambah jika diakumulasikan dengan zakat fitrah.
Selain itu, berdasarkan riset Habib Ahmed dari IRTI IDB potensi zakat yang dimiliki Indonesia sangat besar, yaitu 2 dari total GDP. Potensi zakat pun
semakin meningkat pasca disahkannya UU No 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. Hal ini dibuktikan dengan realisasi penghimpunan dana ZIS
yang mengalami peningkatan luar biasa yakni pertumbuhan zakat sejak 2002 hingga 2009 mencapai lebih dari 1.000. Bahkan, dalam riset terbaru yang
dilakukan oleh Pusat Budaya dan Bahasa PBB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, potensi dana zakat mencapai angka 19,3 triliun rupiah per tahun. Meski demikian,
aktualisasi penghimpunan zakat masih kurang dari 5 dari total potensi.
4. Bentuk Pengelolaan Dana Zakat
Zakat merupakan salah satu kewajiban umat Islam yang dapat menjadi sumber dana yang potensial dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat,
jika dikelola dengan baik. Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengumpulan dan
pendistribusian serta pendayagunaan zakat.
11
Senada dengan definisi pengelolaan zakat berdasarkan UU Zakat tentang Pengelolaan Zakat, Arifin Purwakananta selaku Direktur Program Dompet Dhuafa
Republika menyatakan bahwa terdapat 3 tiga bentuk pengelolaan dana zakat, antara lain:
12
1 Penghimpunan, yakni kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh dana
zakat dengan mengajak masyarakat muzaki berdonasi mempercayakan penyaluran dana zakat kepada lembaga pengelola
zakat. Penghimpunan ini meliputi program komunikasi dan fundraishing untuk memudahkan muzakki dalam menunaikan zakat.
2 Pendayagunaan meliputi penyimpanan dan pengaturan, yaitu proses
mengelola hasil penghimpunan dana zakat meliputi aktivitas accounting
11
UU No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat pasal 1 ayat 1.
12
Hasil wawancara pada tanggal 03 Juni 2010, pukul 16.26 WIB.
dan auditing, agar hasil penghimpunan dana zakat dapat
dipertanggungjawabkan. 3
Pendistribusian, yakni kegiatan merancang dan membuat program, melaksanakan membagikan kepada mustahik, kemudian melakukan
pengawasan. Pengelolaan dana zakat merupakan aktivitas yang penting dilakukan agar
zakat tak hanya konsumtif, tapi juga dapat menjadi asset produktif yang dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat termasukakses pendidikan bagi
masyarakat kurang mampu. Disadari atau tidak, pendidikan adalah tonggak yang dapat memutus mata rantai kemiskinan serta kesenjangan ekonomi.
B. Pendidikan Masyarakat Kurang Mampu
1. Pengertian Masyarakat Kurang Mampu
Istilah ‘masyarakat’ meliputi banyak faktor, sehingga tidak mudah untuk memberikan suatu batasan definisi tentangmasyarakat. Dalam pembahasan skripsi
ini, penulis memfokuskan pengertian masyarakat berdasarkan sudut pandang sosiologis yakni hubungan antar manusia serta proses yang timbul dari hubungan
manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam bahasa Inggris, masyarakat disebut society, berasal dari kata socius
yang berisi kawan. sedangkan kata “masyarakat” berasal daribahasa Arab, yaitu syirik yang artinya bergaul. Adanya saling bergaulini tentu karena ada bentuk-
bentuk aturan hidup yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh unsur-unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang
merupakan satu kesatuan.
13
Berbagai pengertian mengenai masyarakat biasanya diterapkan berdasarkan konsep ruang, orang, interaksi, dan identitas. Dalam arti sempit,
istilah masyarakat menunjuk pada sekelompok orang yang tinggal dan berinteraksi yang dibatasi oleh wilayah geografis tertentu seperti desa, kelurahan,
13
M. Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar; Teori dan Konsep Ilmu Sosial, Bandung: Refika Aditama, 1998, h. 63.