dikurung sendirian di dalam suatu ruangan tertutup, pasti akan mengalami gangguan pada perkembangan pribadinya, sehingga lama kelamaan dia akan
mati.
17
Berdasarkan unsur-unsur yang dimiliki, dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah sekelompok manusia yang saling berinteraksi yang memiliki
prasarana untuk berinteraksi dan adanya keterikatan untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan masyarakat kurang mampu adalah sekelompok manusia yang
saling berinteraksi tapi kurangtidak memiliki prasarana untuk berinteraksi karena kurang adanya keterikatan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Masyarakat
kurang mampu merupakan kelompok yang tidak berdaya baik karena hambatan internal dari dalam dirinya maupun tekanan eksternal dari lingkungannya.
Masyarakat kurang mampu merupakan salah satu akibat dari adanya stratifikasi sosial; bagian dari salah satu hasil interaksi antar individu dalam satu
kelompok maupun antar suatu kelompok lainnya. Stratifikasi sosial dalam masyarakat merupakan ciri dari masyararakat yang
teratur.
Stratifikasi sosial disebabkan oleh adanya perbedaan tingkat sosio kultural suatu kelompok dan
perbedaan tingkat kemajuan dan perkembangan potensi individu dalam masyarakat. Hal ini akan menimbulkan rasa Interdependensi antar individu dalam
masyarakat dan antar individu dengan masyarakat. Seseorang yang memiliki kemampuan dalam bidang tertentu yang mampu diaktualisasikan dan
mendapatkan pengakuan dari masyarakat akan menempatkan individu tersebut pada posisi tertentu. Demikian pula dengan orang yang berasal dari keturunan
tertentu, usia tertentu, tingkat perekonomian tertentu, dan sebagainya.
18
Di Indonesia, istilah ‘masyarakat kurang mampu’ identik dengan istilah ‘masyarakat miskin’. Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh Badan
Pusat Statistik BPS dan Depsos, masyarakat kurang mampu adalah masyarakat yang kurang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup
17
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, … h. 26-27.
18
Lalu Agus Faturrahman, Pelapisan Sosial dan Kesatuan Derajat, Ilmu Sosial Dasar ed. JosefRiwu Koho Surabaya: Usaha Nasional, 1986, h. 145 -146.
layak.
19
Masyarakat kurang mampu memiliki ketidaksamaan kesempatan untuk mengakumulasikan basis kekuasaan sosial, meliputi:
20
a Modal produktif atau asset tanah, perumahan, alat produksi, kesehatan
b Sumber keuangan pekerjaan, kredit
c Organisasi sosial dan politik yang dapat digunakan untuk mencapai
kepentingan bersama koperasi, partai politik, organisasi sosial d
Jaringan sosial untuk memperoleh pekerjaan, barang, dan jasa e
Pengetahuan dan keterampilan pendidikan f
Informasi yang berguna untuk kemajuan hidup.
2. Pendidikan bagi Masyarakat Kurang Mampu
Berdasarkan UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
21
Menurut M. Ngalim Purwanto, pendidikan ialah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan
jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan.
22
Warnadi., Sunarto, dan Muchlidawati, menyatakan dalam Bahasa Inggris pendidikan diterjemahkan
menjadi education. Education berasal dari Bahasa Yunani educare artinya membawa ke luar yang tersimpan dalam jiwa anak untuk dituntun agar tumbuh
dan berkembang.
23
19
BPS dan Depsos, Penduduk Fakir Miskin Indonesia, Jakarta: BPS, 2002,h. 3.
20
Basis kekuasaan sosial menurut Friedman seperti yang dikutip oleh Edi Suharto, dkk dalam buku Kemiskinan dan Keberfungsian Sosial; Studi Kasus Rumah Tangga Miskin di
Indonesia, Bandung: STKSPress, 2004, h. 6.
21
UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003, Pasal 1 ayat 1, Jakarta: Dirjen DIKDASMEN, 2003, h. 2.
22
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995, cet. ke-8, h. 11.
23
Warnadi., Sunarto dan Muchlidawati, Pedoman Pelaksanan Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup,Jakarta: Depdikbud,1997, hal. 81.
Selain itu, pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses pendewasaan anak didik dalam suatu aktivitas pembelajaran di sekolah secaraformal.
24
Aktvitas dalam proses pendidikan tidak terbatas pada transfermasi ilmu pengetahuan dari pendidik kepada anak didik, tapi juga transfermasi nilai serta
budaya. Sehingga, pendidikan dapat dipandang sebagai usaha untuk mendewasakan manusia anak didik baik dari segi kognitif, afektif, maupun
psikomotorik. Pendidikan merupakan suatu sistem
25
yang proses dan keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada kerja sama dari seluruh
komponen-komponen yang ada dalam pendidikan. Salah satu ciri suatu sistem termasuk sistem pendidikan yaitu adanya proses mengubah masukan input
menjadi keluaran output. Dalam proses transformasi mengubah input menjadi output dibutuhkan komponen-komponen sistem pendidikan yang dijelaskan oleh
diagram berikut:
26
Berdasarkan diagram terlihat bahwa proses transformasi dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan akan terealisasi melalui peran dan kerja sama
unsur-unsur pendidikan berikut ini:
24
Materi kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan pada pertemuan ke-2 dengan Dosen Pengampu Yefnelty Z., Februari 2007.
25
Sistem adalah kesatuan atau keseluruhan komponen yang bekerja sama satu sama lain dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
26
M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005, h. 66. OUTPUT
INSTRUMENTAL INPUT
RAW INPUT
L PROCESS
EDUCATIONA
ENVIRONTMENTAL INPUT
a. Raw Input adalah masukan mentah unsur anak didik dengan segala kondisi
kognitif, afektif dan psikomotoriknya yang akan mempengaruhi proses dan output pendidikan
b. Instrumental Input merupakan masukan instrumental seperti unsur pendidik,
bahanmateri, alatmetode, situasi pendidikan dan lain sebagainya yang akan mempengaruhi kualitas proses dan output pendidikan.
c. Environmental Input yaitu masukan dari faktor lingkungan anak didik seperti
unsur pengaruh kondisi keluarga, masyarakat dan budaya yang dapat mempengaruhi kondisi psikologis anak didik serta proses dan hasil pendidikan.
Maka, komponen-komponen pendidikan yang berpengaruh dalam proses pendidikan antara lain:
a. Komponen dasar yang akan diproses anak didik berdasarkan potensi yang
dimiliki meliputi potensi kognitif, afektif, dan psikomotorik. b.
Komponen alat yang digunakan dalam proses pendidikan untuk mempengaruhi anak didik yaitu pendidik kepribadian, kemampuan mengajar, bahanmateri
pendidikan untuk menstimulus anak didik pada aktivitas pembelajaran dalam pendidikan, alatmetode yang digunakan sesuai dengan tujuan serta kondisi
anak didik, sarana dan prasarana yang dapat membantu pendidik dan anak didik dalam proses pendidikan.
c. Komponen penunjang yang mempengaruhi terutama kondisi psikologis anak
didik dalam proses pendidikan yang berasal dari: • Lingkungan keluarga
• Lingkungan sekolah • Lingkungan masyarakat
Pendidikan lebih dari sekedar proses transfermasi ilmu pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik, tapi juga transfermasi nilai dan moral agar anak
didik dapat mengembangkan potensi yang dimiliki sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pendewasaan anak didik
agar menjadi insan yang cerdas secara intelektual serta memiliki keshalehan sosial agar menjadi pribadi yang beradab.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, pendidikan dianggap sebagai indikator kemajuan peradaban dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Melalui pendidikan, manusia dapat mengembangkan beragam potensi yang dimiliki baik bersifat individual maupun sosial. Asumsinya, kemajuan suatu
bangsa di segala aspek kehidupan berbanding lurus dengan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, argumentasi pendidikan sebagai hak asasi manusia perlu
dikembangkan menjadi “pendidikan” adalah alat pembangunan sosial dan ekonomi.
27
Pendidikan tak lagi dipandang sebagai usaha sadar terencana untuk mengembangkan seluruh potensi anak didik, namun telah dipandang sebagai
investasi masa depan untuk melangsungkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik. Pendidikan merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas
sumber daya manusia. Melalui pendidikan diharapkan dapat dibentuk manusia yang berkualitas utuh yang salah satu cirinya adalah sehat jasmani dan rohani.
Maka, suatu keniscayaan bagi seluruh stakeholder pendidikan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas bagi seluruh masyarakat.
Pendidikan tidak hanya menjadi sarana transfermasi ilmu pengetahuan, tapi juga sarana transfermasi nilai dan moral. Idealnya, penyelenggaraan
pendidikan dapat menjadi wahana interaksi yang kondusif serta humanis yang melibatkan berbagai elemen pendidikan pemerintah, kepala sekolah, guru,
karyawan, orang tua, masyarakat, anak didik dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara. Begitu banyak problematika pendidikan yang
terjadi, dalam skripsi ini penulis hanya akan membahas problem pendidikan terkait pemerataan akses pendidikan bagi masyarakat kurang mampu.
Program wajib belajar yang dicanangkan pemerintah diawali dengan pendidikan dasar dan telah dimulai sejak tanggal 2 Mei 1984
28
bertujuan untuk memberi kesempatan belajar bagi semua warga negara dalam upaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia SDM. Namun, hingga kini masih
27
Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan, Jakarta: Erlangga, 2007 h. 11.
28
Bedjo Sujanto, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah, Jakarta: Sagung Seto, 2007, h. 3.