Upaya-upaya Peningkatan Akses Pendidikan bagi Masyarakat Kurang

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD. Sedangkan UU Guru dan Dosen yang mengamanatkan pemenuhan standar kualifikasi dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan, disertai peningkatan kesejehteraan pendidik dan tenaga kependidikan. Selain pemerintah, masyarakat sebagai salah satu stakeholder pendidikan pun berupaya untuk meningkatkan akses pendidikan terutama bagi masyarakat kurang mampu baik perorangan maupun melalui lembaga, diantaranya lembaga zakat. Telah dibahas sebelumnya bahwa zakat memiliki peran yang amat penting dalam upaya meningkatkan akses pendidikan bagi masyarakat kurang mampu. Karena zakat dapat menjadi sumber pendanaan alternatif bagi anggaran pendidikan, mengingat potensi dana zakat yang begitu besar namun belum terserap secara efektif. Menurut Data Forum Zakat pada tahun 2008, rata-rata alokasi dana zakat bagi anggaran pendidikan yakni sebesar 47,21 dari keseluruhan dana zakat yang berhasil dihimpun oleh sembilan lembaga amil zakat yang telah diaudit. Ini adalah jumlah yang telah melebihi prosentase alokasi APBN untuk pendidikan yang diamanatkan UUD 1945. Alokasi dana zakat bagi anggaran pendidikan ini digunakan untuk meningkatkan akses pendidikan masyarakat kurang mampu dalam berbagai bentuk penyaluran, antara lain: 1. Beasiswa Beasiswa diberikan kepada pelajar dan mahasiswa yang jumlah per bulannya adalah 1,4 juta rupiah per orang. 2. Beaguru dan peningkatan kapasitas guru Lebih dari 6.000 orang guru yang mendapat beaguru untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Sampai saat ini, pelatihan guru-guru dari tingkat SD sampai dengan SLTA sebanyak 30.000 orang yang berasal dari 2.000 sekolah,. 3. Penyelenggaraan sekolah formal. Pada tahun 2007, program ini menyerap dana sebesar 9 miliar rupiah untuk 136 siswa. 4. Pendidikan informal. Bekerjasama dengan balai latihan kerja BLK yang berperan sebagai pendanaan dan pencarian anak-anak yang akan dilatih. Sementara pihak BLK menyiapkan fasilitas dan tenaga instruktur fasilitator. 5. Pendirian dan operasionalisasi BLK. Dua diantara BLK yang didirikan dan dikelola oleh lembaga amil zakat adalah BLK di Bontang dan IKI di Jakarta. Selain itu, terdapat terobosan beberapa lembaga filantropi Islam Lembaga Pengelola Zakat baik Badan Amil Zakat BAZ maupun Lembaga Amil Zakat LAZ seperti yang dilakukan BAZNAS dan Dompet Dhuafa DD Republika yang menggulirkan sebuah program peduli pendidikan dengan tema “Merdeka adalah bebas dari kebodohan, bantu anak Indonesia tetap sekolah”. Program peduli pendidikan ini bertujuan memberikan bantuan biaya pendidikan bagi masyarakat kurang mampu yang bersumber dari dana zakat. BAZNAS dan DD Republika menyelenggarakan pendidikan formal sekolah khusus untuk peserta didik yang berasal dari kalangan ekonomi kurang mampu yakni SMART Ekselensia Indonesia. BAZNAS dan DD Republika juga memberikan beasiswa bagi mahasiswa yang belajar di Perguruan Tinggi Negeri yang dikenal dengan Program Beastudi Etos. Zakat untuk pendidikan sebetulnya telah lama berjalan di masyarakat terlebih dengan munculnya beberapa lembaga pengelola zakat yang kreatif, amanah dan professional di Indonesia. Hampir seluruh BAZ dan LAZ di Indonesia termasuk BAZIS DKI yang telah eksis sejak tahun 1960’an memiliki program peduli pendidikan dengan memberikan bantuan biaya pendidikan kepada siswa-siswa yang berasal dari kalangan kurang mampu mulai dari pendidikan dasar hingga jenjang perguruan tinggi. Pembiayaan pendidikan bagi masyarakat kurang mampu yang berasal dari dana zakat sangat mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan serta akses pendidikan bagi masyarakat kurang mampu. Pengelolaan dana zakat bagi anggaran pendidikan oleh lembaga pengelola zakat meski masih memiliki prosentase lebih kecil jika dibandingkan dengan alokasi untuk pemberdayaan ekonomi berupa pemberian modal, sangat membantu masyarakat kurang mampu dalam mengakses pendidikan. Bagaimanapun, upaya peningkatan akses pendidikan bagi masyarakat kurang mampu harus menjadi prioritas dalam proses pendidikan. Pemenuhan akses pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Oleh karna itu, diperlukan sinergi serta manajemen yang solid untuk meningkatkan akses pendidikan bagi masyarakat kurang mampu meliputi perencanaan, pendanaan dan pengelolaan proses belajar-mengajar.

C. Makna Pengelolaan Dana Zakat Bagi Anggaran Pendidikan

Zakat sebagai bagian dari kewajiban umat Islam, telah diatur dengan jelas dalam Al-Qur’an pada surat At-Taubah ayat 103 tentang perintah menghimpun dana zakat dan surat At-Taubah ayat 60 tentang sasaran penerima zakat. ☺ ☺ ☺ ⌧ ⌧ ☺ ⌦ ☺ Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang- orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk memerdekakan budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana 60. Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui 103.” Berdasarkan surat At-Taubah ayat 60 dan ayat 103 terungkap bahwa terdapat aktivitas pengelolaan dana zakat mulai dari menghimpun, menyimpan, kemudian mendistribusikan kepada sasaran penerima zakat asnaf zakat.

1. Pengertian dan Tujuan Pengelolaan Dana Zakat

Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat. 33 Perencanaan merupakan suatu aktifitas untuk membuat rancangan agenda kegiatan yang akan dilakukan oleh sebuah organisasi. Tahapan ini mutlak diperlukan untuk menjadi acuan dalam kegiatan ke depan. Perencanaan dapat terkait dengan beberapa hal, antara lain waktu dan strategi. Perencanaan model pertama, sering dibagi dalam tiga bentuk, yaitu perencanaan jangka pendek, perencanaan jangka menengah, dan perencanaan jangka panjang. Perencanaan jangka pendek adalah perencanaan yang dibatasi waktunya hanya satu tahun, sedangkan perencanaan jangka menengah biasanya akan dilakukan dalam kisaran waktu antara satu sampai tiga tahun. Untuk perencanaan jangka panjang, waktu yang dibutuhkan adalah tiga sampai lima tahun. Pengorganisasian adalah cara yang ditempuh oleh sebuah lembaga untuk mengatur kinerja lembaga termasuk para anggotanya. Pelaksanaan adalah aktualisasi perencanaan yang ditetapkan oleh organisasi. Sedangkan pengawasan adalah proses penjagaan agar pelaksanaan program kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana. 33 UU Pengelolaan Zakat No. 38 Tahun 1999, pasal 1 ayat 1. Pengelolaan zakat merupakan aktivitas yang perlu dilakukan agar dana zakat tidak hanya sekadar charity antara muzakki pembayar zakat dengan mustahiq penerima zakat.Melalui sistem manajemen yang baik, pengelolaan dana zakat memiliki hikmah yang luar biasa terhadap pemanfaatan zakat, karena dana zakat tak hanya digunakan pada kegiatan konsumtif yang bersifat sementara tapi juga dapat menjadi asset produktif yang bermanfaat mengangkat harkat dan derajat umat dalam jangka panjang. Berdasarkan UU Pengelolaan Zakat No. 38 Tahun 1999 pasal 5, pengelolaan dana zakat bertujuan untuk: 1 Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai dengan tuntunan agama. 2 Meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial. 3 Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat. Dalam konteks ini, pengelolaan dana zakat lebih dari sekedar menghimpun serta mendistribusikan dana zakat, tetapi juga mendayagunakan dana zakat agar mampu menciptakan pemerataan pendapatan masyarakat. Untuk merealisasikan tujuan pengelolaan dana zakat diperlukan lembaga atau organisasi untuk mengelola zakat. Pengelolaan zakat oleh lembaga pengelola zakat memiliki beberapa manfaat, antara lain: a. Dapat menjamin kepastian mustahiq, baik dari segi jumlah mustahiq maupun jumlah dana zakat yang dibayarkan. b. Menjaga perasaan rendah diri mustahiq, karena tidak berhadapan langsung dengan muzakki dalam menerima zakat. c. Dapat mengukur efisiensi dan efektivitas pendayagunaan dana zakat berdasarkan skala prioritas. d. Bagian dari ibadah kemanusiaan dalam upaya menyebarkan ajaran Islam secara menyeluruh dan komprehensif.

2. Dana Zakat sebagai Instrumen Pembiayaan Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat berperan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah selaku stakeholder utama pendidikan dapat menjadikan zakat sebagai peluang dalam pembiayaan pendidikan. Mengingat, lebih dari 85 penduduk Indonesia beragama Islam dengan potensi dana zakat yang sangat besar yakni 68,786 triliun rupiah pada tahun 2010 34 atau 19 triliun rupiah per tahun menurut Ketua Umum BAZNAS Didin Hafidhuddin. Berdasarkan fakta yang terjadi, dalam menetapkan anggaran pendidikan sebagai bagian dari sektor keuangan publik yang dikelola negara pemerintah hanya mengandalkan sektor pajak sebagai sumber penerimaan utama negara. Padahal, ditinjau dari aspek anggaran pendidikan, dana zakat memiliki peran yang penting untuk mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Nilai strategis zakat dapat dilihat melalui: 1 Zakat merupakan panggilan agama. Ia merupakan cerminan dari keimanan seseorang. 2 Sumber keuangan zakat tidak akan pernah berhenti. Artinya orang yang membayar zakat, tidak akan pernah habis dan yang telah membayar setiap tahun atau periode waktu yang lain akan terus membayar. 3 Zakat secara empirik dapat menghapus kesenjangan sosial dan sebaliknya dapat menciptakan redistribusi aset dan pemerataan pembangunan. 35 Pengalokasian dana zakat pada sektor pendidikan oleh lembagabadan amil zakat walaupun memiliki prosentase lebih kecil sangat membantu peserta didik dari kalangan ekonomi kurang mampu untuk mengakses pendidikan. Pengelolaan dana zakat termasuk salah satu upaya yang dilakukan dalam pemerataan kesejahteraan sosial serta dapat meningkatkan akses pendidikan bagi masyarakat kurang mampu. Zakat berperan sebagai salah satu instrumen pembiayaan termasuk pembiayaan pendidikan. Zakat merupakan mediator antara muzakki pemberi dengan mustahik penerima yang membutuhkan pengelolaan dalam penghimpunan maupun penyaluran dana zakat. Oleh karena itu, diperlukan 34 Potensi zakat berdasarkan asumsi perhitungan penulis yang telah diuraikan pada sub prosentase wajib zakat dan potensi zakat. 35 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil, Yogyakarta: UII Press, 2005, h. 189-190.