tempat umum yang dapat mengancam keselamatan dirinya sendiri maupun orang lain.
51
Anak jalanan dilihat dari sebab dan intensitas mereka berada di jalanan, memang tidak dapat disamakan, dilihat dari sebab, sangat dimungkinkan tidak
semua anak jalanan berada di jalan karena tekanan ekonomi, boleh jadi karena pergaulan, pelarian, tekanan orang tua atau atas dasar pilihannya sendiri.
Persoalan yang kemudian muncul adalah anak-anak jalanan pada umumnya berada pada usia produktif, mereka mempunyai kesempatan yang sama
seperti anak-anak lain. Mereka adalah warga negara yang berhak mendapatkan pelayanan, dan pendidikan tetapi di sisi lain mereka tidak bisa meninggalkan
kebiasaan mencari penghidupan di jalanan.
2. Kategori Anak Jalanan
Berdasarkan hasil kajian Departemen Sosial Republik Indonesia secara garis besar anak jalan dibedakan ke dalam tiga kelompok, yaitu:
a. Childern On The Street, yakni anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi
sebagai pekerja anak di jalan, namun masih mempunyai hubungan yang kuat dengan orang tua mereka. Sebagian penghasilan mereka di jalan diberikan
kepada orang tuanya. Fungsi anak jalanan pada kategori ini adalah untuk membantu, memperkuat penyangga ekonomi keluarganya karena beban atau
tekanan kemiskinan yang mesti ditanggung tidak dapat diselesaikan sendiri oleh kedua orang tuanya.
51
Abu Tandeng K. Maryam, ”Pelaksanaan Program Peningkatan Kesejahteraan Anak Jalanan”
, h.23.
b. Childern Of The Street, yakni anak-anak yang berpartisipasi penuh di jalanan,
dari skala sosial maupun ekonomi. beberapa diantara mereka masih mempunyai hubungan dengan orang tuanya. Banyak diantara mereka adalah
anak-anak yang karena satu sebab biasanya kekerasan lari atau pergi dari rumah. Berbagai penelitian menunjukan bahwa anak-anak mereka pada
kategori ini sangat rawan terhadap kelakuan salah baik secara sosial, emosional, fisik maupun seksual.
c. Childern From Families Of The Street, yakni anak-anak yang berasal dari
anak-anak yang hidup di jalanan. Walaupun anak-anak ini mempunyai hubungan kekeluargaan yang cukup kuat, tetapi hidup mereka terombang
ambing dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan segala resikonya. Salah satu ciri penting dari kategori ini adalah penampakan kehidupan jalanan sejak
anak masih bayi, bahkan sejak masih dalam kandungan. Di Indonesia, kategori ini dengan mudah diketahui ditemui di berbagai kolong jembatan, rumah-
rumah liar sepanjang rel kereta api dan sebagainya. Sementara itu, Menurut Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia, anak
jalanan dibedakan menjadi empat kelompok yaitu: a.
Anak-anak yang tidak berhubungan lagi dengan orang tuanya childern of the street
. Mereka tinggal 24 jam di jalanan dan menggunakan semua fasilitas di jalanan sebagai ruang hidupnya. Hubungan dengan keluarga sudah terputus,
kelompok anak ini disebabkan oleh faktor sosial psikologis kelurga, mereka mengalami kekerasan, penolakan, penyiksaan dan perceraian orang tua
umumnya mereka tidak mau kembali ke rumah, kehidupan jalanan dan solidaritas sesama temannya telah menjadi ikatan mereka.
b. Anak-anak yang berhubungan tidak teratur dengan orang tua, mereka adalah
anak-anak yang bekerja di jalanan childern on the street . Mereka seringkali diidentikkan sebagai pekerja migran kota yang pulang tidak teratur kepada
orang tuanya di kampung. Pada umumnya mereka bekerja dari pagi hingga sore hari seperti, menyemir sepatu, pengasong, pengamen, tukang ojek payung
dan kuli panggul. Tempat tinggal mreka di lingkungan kumuh bersama teman- teman senasibnya.
c. Anak yang masih berhubungan teratur dengan orang tuanya. Mereka tinggal
dengan orang tuanya, beberapa jam di jalanan sebelum atau sesudah sekolah. Motivasi mereka ke jalan karena terbawa teman belajar mandiri, membantu
orang tua dan disuruh orang tua aktivitas usaha mereka yang paling menyolok adalah berjualan koran.
d. Anak-anak jalanan yang berusia dibawah 16 tahun. Mereka berada di jalanan
untuk mencari kerja, atau masih labil suatu pekerjaan. Umumnya mereka telah lulus SD bahkan ada yang SLTP. Mereka biasanya kaum urban mengikuti
orang dewasa orang tuanya atau saudaranya kota. Pekerjaan mereka biasanya mencuci bus, menyemir sepatu, membawa barang belanjaan kuli
panggul, pengasong, pengamen, pengemis dan pemulung.
52
Himpunan Mahasiswa
Pemerhati Masyarakat
Marginal Kota
HIMMATA mengelompokan anak jalanan menjadi dua kelompok, yaitu : anak
52
Fajar, Jurnal Lembaga Pnelitian Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Edisi vol 4. No. 1 November 2002, h. 26.
semi jalanan dan anak jalanan murni. Anak semi jalanan diistilahkan untuk anak- anak yang hidup dan mencari penghidupan di jalanan, tetapi tetap mempunyai
hubungan dengan keluarga. Sedangkan anak jalanan murni diistilahkan untuk anak-anak yang hidup dan menjalani kehidupannya tanpa punya hubungan dengan
keluarganya. Menurut Tata Sudrajat anak jalanan dapat dikelompokan menjadi tiga
kelompok berdasarkan hubungan dengan orang tuanya, yaitu : a.
Anak yang putus hubungan dengan orang tuanya, tidak sekolah dan tinggal di jalanan anak yang hidup di jalanan atau childern of the street
b. Anak yang berhubungan tidak teratur dengan orang tuanya, tidak sekolah,
kembali ke orang tuanya seminggu sekali, dua minggu sekali, dua bulan atau tiga bulan sekali biasa disebut anak yang bekerja di jalanan childern on the
street .
c. Anak yang masih tinggal bersama orang tuanya, setiap hari pulang ke rumah,
masih sekolah atau sudah putus sekolah, kelompok ini masuk kategori anak rentan menjadi anak jalanan. vulnerable to be street childern.
3. Ciri-ciri Anak Jalanan