Tahapan- tahapan Pemberdayaan Pemberdayaan 1. Pengertian Pemberdayaan

3. Mengidentifikasikan suatu masalah ataupun proyek identify one problem or project . 4. Mengidentikasikan basis daya yang bermakna identify usefull power bases dan 5. Mengembangkan rencana-rencana aksi dan mengimplementasikan develop and implement action plans . Dari pernyataan di atas tergambar mengapa Hogan, meyakini bahwa proses pemberdayaan yang terjadi pada tingkat individu tidak, berhenti pada suatu titik tertentu. Tetapi lebih merupakan sebagai upaya berkesinambungan untuk meningkatkan daya yang ada. Meskipun Hogan memfokuskan tulisannya pada pemberdayaan individu, tetapi model pemberdayaan yang bersifat on-going process tersebut bukan berarti tidak dapat diterapkan pada level komunitas. 37 Proses pemberdayaan yang merupakan on-going process bukan berarti meniadakan masalah, akan tetapi pemberdayaan tersebut mempersiapkan struktur dan sistem dalam komunitas agar dapat bersikap proaktif dan responsif terhadap kebutuhan komunitas dan permasalahan yang ada dan dapat muncul dalam komunitas tersebut. 38

3. Tahapan- tahapan Pemberdayaan

Tahapan pengembangan masyarakat ataupun program pemberdayaan masyarakat yang merupakan suatu siklus perubahan yang berusaha mencapai kemajuan ke taraf yang lebih baik. Adapun upaya untuk pemberdayaan terdiri dari tiga tahapan yaitu: 37 Adi, Isbandi Rukminto, Pemikiran-Pemikiran Dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial, h. 173-175.. 38 Ibid, h.177. a. Menciptakan suasana iklim yang memungkinkan potensi masyarakat itu berkembang. Titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia dan masyarakat memiliki potensi daya yang dapat dikembangkan. b. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat, dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif dan nyata, serta pembukaan akses kepada berbagai peluang yang akan membuat masyarakat menjadi semakin berdaya dalam memanfaatkan peluang. c. Memberdayakan juga mengandung arti menanggulangi. 39 Tahapan intervensi dalam proses Pemberdayaan Masyarakat Dalam Ilmu Kessos dikenal dua bentuk intervensi sosial yang dilakukan dalam pemberdayaan masyarakat. Menurut Rothman Tropman dan Erlich intervensi tersebut yaitu: a. Intervensi mikro merupakan intervensi yang digunakan dalam lingkup kecil dan memusatkan pada dua metode, yaitu bimbingan sosial perseorangan sosial casework dan bimbingan sosial kelompok sosial group working. b. Intervensi makro mencakup berbagai metode profesional yang digunakan untuk mengubah sistem sasaran yang lebih besar dari individu, kelompok dan keluarga, yaitu organisasi, komunitas baik di tingkat lokal, regional maupun nasional secara utuh. Praktek makro berhubungan dengan aspek pelayanan masyarakat yang pada dasarnya bukan hal yang bersifat klinis, tetapi lebih memfokuskan pada pendekatan sosial yang lebih luas dalam rangka meningkatkan kehidupan yang lebih baik di masyarakat. Intervensi makro mencakup: pengembangan lokal Lokality Development, perencanaan sosial 39 Gunawan Sumodiningrat, Pengembangan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat Jakarta, PT. Bina Rena Pariwara, Cet.2. h.165. Social Planing, kebijakan sosial Social Policy, dan administrasi dan manajemen Administration and Management. 40 Menurut The Gulbenkian Foundation 1970, intervensi makro dapat diidentifikasikan pada tiga tingkatan yang menggambarkan cakupan komunitas yang berbeda dimana intervensi makro dapat diterapkan melalui: a. Grass roof ataupun neighbourhood work agen perubahan melakukan intervensi terhadap individu, keluarga dan kelompok masyarakat yang berbeda didaerah tersebut, misalnya saja dalam suatu kelurahan ataupun rukun tetangga b. Lokal agency dan interlokal agency work agen perubahan melakukan intervensi terhadap organisasi payung di tingkat lokal, provinsi ataupun di tingkat yang lebih luas, bersama jajaran pemerintah yang terkait serta organisasi non pemerintah yang berminat terhadap hal tersebut. c. Regional dan national community planing work misalnya saja, agen perubahan melakukan intervensi pada isu yang terkait dengan pembangunan ekonomi, ataupun isu mengenai perencanaan lingkungan yang mempunyai cakupan lebih luas dari bahasan di tingkat lokal. 41 Untuk lebih memperjelas rincian dari masing-masing tahap tersebut akan diuraikan secara singkat tahap-tahap pemberdayaan yang dimaksud yaitu: 1. Tahap persiapan Engagement Pada tahap persiapan ini didalamnya sekurang-kurangnya ada dua tahapan yang harus dikerjakan, yaitu a penyiapan petugas; dan b penyiapan lapangan; 40 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2003, h.58-60 41 ibid, h.60-61. Penyiapan petugas, dalam hal ini tenaga pemberdaya masyarakat yang bisa juga dilakukan oleh community worker, dan Penyiapan lapangan merupakan prasyarat suksesnya suatu program pemberdayaan masyarakat yang pada dasarnya diusahakan dilakukan secara non-direktif. 2. Tahap pengkajian Assesment Proses assesment yang dilakukan disini dapat dilakukan secara individual melalui tokoh-tokoh masyarakat, tetapi dapat juga melalui kelompok-kelompok masyarakat. Pada tahap ini petugas sebagai agen berusaha mengidentifikasikan masalah kebutuhan yang dirasakan dan juga sumber daya yang dimiliki klien. Dalam melakukan assessment ini sebaiknya masyarakat dilibatkan secara aktif agar mereka dapat merasakan bahwa permasalahan yang sedang dibicarakan benar-benar permasalahan yang keluar dari pandangan mereka sendiri. 3. Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan Designing Pada tahap ini, petugas sebagai agen perubah secara partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berpikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam upaya mengatasi permasalahan yang ada masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif program dan kegiatan yang dapat mereka lakukan. 4. Tahap Performulasian Rencana Aksi Designing Pada pemformulasian rencana aksi ini, diharapkan petugas dan masyarakat dapat membayangkan dan menuliskan tujuan jangka pendek apa yang akan mereka capai dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. Kemudian mereka dapat mengarahkan tindakan itu sesuai dengan apa yang sudah diformulasikan. 5. Tahap Pelaksanaan Program atau Kegiatan Implementasi . Tahap pelaksanaan ini merupakan salah satu tahap yang paling penting dalam program pemberdayaam masyarakat, karena sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik akan dapat melenceng dalam pelaksanaan di lapangan bila tidak ada kerjasama antara petugas dan warga masyarakat, maupun kerja sama antar warga. Pertentangan antar kelompok warga juga dapat menghambat pelaksanaan suatu program ataupun kegiatan. 6. Tahap Evaluasi Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga. Dengan keterlibatan warga pada tahap ini diharapkan akan terbentuk suatu sistem dalam komunitas untuk melakukan pengawasan secara internal. Sehingga dalam jangka panjang diharapkan akan dapat membentuk sistem dalam masyarakat yang mandiri dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Bila hal ini terjadi maka evaluasi diharapkan dapat memberikan umpan balik yang berguna bagi perbaikan suatu program ataupun kegiatan. Evaluasi itu sendiri dapat dilakukan pada input, proses yang juga dikenal sebagai pemantauan atau monitoring dan juga pada hasil. Bila sistem ini sudah terpolakan dan terinternalisasikan pada sebagian besar kelompok masyarakat, maka dapat diharapkan perubahan yang terjadi akan dapat menjadi realif menetap. 7. Tahap Teminasi Disengagement. Tahap ini merupakan tahap pemutusan hubungan secara formal dengan komunitas sasaran. 42 42 Adi, Isbandi Rukminto, Pemikiran-Pemikiran Dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial, h.182-195. Sedangkan tujuan pemberdyaan masyarakat adalah mendirikan masyarakat atau membangun kemampuan untuk memajukan diri ke arah yang lebih baik secara berkesinambungan. Oleh karenanya pemberdyaan masyarakat adalah upaya memperluas horizon pilihan bagi masyarakat. Berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat atau memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya. 43

C. Masalah Anak Jalanan