25
2.2.2 Pengaruh Status Gizi terhadap Demam Berdarah Dengue
Menurut penelitian yang dilakukan di Thailand, didapatkan hasil status gizi kurang kemungkinan terjadi sindrom syok dengue lebih tinggi dari pasien
dengan satus gizi normal. Hal ini berasal dari data status gizi 4532 anak dengan infeksi dengue dengan 734 anak diantaranya memiliki penyakit lain diare dan
penumonia.
8
Penelitian yang dilakukan di bagian rawat inap anak Rumah Sakit Umum Pusat RSUP Sanglah Denpasar Bali, menyimpulkan bahwa obesitas adalah
faktor risiko terjadinya sindrom syok dengue pada anak. Besarnya risiko sindrom syok dengue pada anak obesitas 4,9 kali lebih besar dibandingkan dengan anak
tidak obesitas.
9
Penelitian yang dilakukan di enam rumah sakit di Jakarta RSUP dr Cipto Mangunkusumo, RSUP Fatmawati, RSU Pasar Rebo, RSU Koja, RSAB Harapan
Kita dan RSU Sumber Waras saat KLB DBD 2004, didapatkan 1818 kasus DDDBD usia 0-15 tahun dan dilaporkan sebagian besar pasien DD dan DBD
memiliki status gizi baik, 1,4 pasien DBD diantaranya memiliki status gizi buruk.
10
26
2.3 Kerangka Konsep
Penelitian ini menunjukkan pengaruh status gizi terhadap penyakit demam berdarah dengue di RSUD Tangerang 2011. Status gizi lebih menyebabkan
penimbunan jaringan adiposa yang berlebih sehingga terjadi peningkatan sitokin pro inflamasi. Sitokin menyebabkan peningkatan kejadian pada penderita DBD,
ditambah patogenesis DBD berdasarkan teori Infection Enhancing Antibody dan teori mediator makrofag yang terinfeksi virus dengue, akan menjadi aktif dan
akan melepaskan sitokin yang memiliki sifat vasoaktif atau prokoagulasi diantaranya IL-1, IL-6, dan TNF-
α juga Platelet Activating Factor PAF. Bahan- bahan mediator tersebut akan memengaruhi sel-sel endotel dinding pembuluh
darah dan sistem hemostatik yang akan mengakibatkan kebocoran plasma dan perdarahan.
Gambar 2.7 Kerangka Konsep Keterangan :
Status Gizi BBU
Kurang Baik
Lebih
Obesitas Penimbunan
Jaringan Adiposa
berlebihan Sekresi
sitokin pro inflamasi
Derajat Demam Berdarah
Berat Ringan
sel endotel pembuluh
darah Kebocoran
Plasma ↑ Perdarahan ↑
= Variabel yang diteliti
= Hubungan yang diteliti = Variabel yang tidak diteliti
= Hubungan yang tidak diteliti
27
2.4 Definisi Operasional
Tabel 2.5 Definisi Operasional
No .
Variabel Definisi
Pengukur Alat
ukur Cara
Pengukuran Skala
Pengukuran 1.
Demam berdarah
dengue Penyakit infeksi yang
disebabkan virus dengue dengan
manifestasi klinis demam, perdarahan
terutama dikulit, hepatomegali, dan
kegagalan peredaran darah.
Derajat DBD
menurut WHO
1997 Derajat
DBD penderita
dinyatakan dokter
berdasarkan diagnosis
terakhir saat pasien
pulang Kriteria
DBD menurut
WHO 1997 dibeda
kan menjadi 2 kelompok,
yaitu : Kelompok
Demam Dengue,
DBD grade 1 dan 2
Ringan dan Kelompok
DBD grade 3 dan 4
Berat Kategorik
Ordinal
2. Anak
Anak-anak antara usia 0
–14 tahun karena di usia inilah
risiko cenderung menjadi besar.
Identitas dalam
rekam medik
Identitas dalam rekam
medik Identitas
dalam rekam medik
Kategorik Ordinal
3. Status
Gizi Terdiri
dari: Umur
Berat Badan
keadaan tubuh sebagai akibat
konsumsi makanan dan penggunaan zat-
zat gizi. Durasi atau lamanya
seseorang hidup salah satu ukuran
yang memberikan gambaran massa
jaringan, termasuk cairan tubuh.
Mengukur BBU
Kurva CDC 2000
Memplot BBU pada
kurva CDC 2000
dibedakan menjadi
status gizi kurang, baik,
dan lebih Kategorik
Ordinal
28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik bivariat. Penelitian ini menggunakan studi cross sectional.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di bagian rekam medik RSUD Tangerang. Waktu penelitian adalah pada bulan 27 Juni
– 4 Agustus 2012.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien DBD yang dirawat di instalasi rawat inap anak RSUD Tangerang. Sedangkan populasi terjangkaunya
adalah seluruh pasien DBD di instalasi rawat inap anak RSUD Tangerang periode Januari sampai Desember 2011. Sampel yang ditargetkan pada penelitian ini
minimal sebanyak 62 orang. Dihitung dengan rumus yang menggunakan :
Diketahui : OR : 4,927 kepustakaan
9
P2 : 0,434 kepustakaan
9
= 55,7
Ditambah 10, Jadi besar sample yang diambil adalah 61,27. Dibulatkan menjadi 62
Pada penelitian ini, pengambilan sampel secara keseluruhan total sampling.