Sistem Respon Imun Patofisiologi .1 Sistem Vaskular
10
dapat menetralisasi yang sama homologous. Tetapi jika orang tersebut mendapatkan infeksi sekunder dengan jenis serotipe virus yang lain, maka terjadi
infeksi yang berat. Pada infeksi selanjutnya, antibodi heterologous yang telah terbentuk dari infeksi primer akan membentuk kompleks dengan infeksi virus
dengue baru dari serotipe berbeda, namun tidak dapat dinetralisasi virus baru bahkan membentuk kompleks yang infeksius.
12
Akibat adanya infeksi sekunder oleh virus yang heterolog virus dengan serotipe lain atau virus lain karena adanya non-netralising antibodi maka partikel
virus DEN dan molekul antibodi IgG membentuk kompleks virus-antibodi. Ikatan antara kompleks tersebut dengan reseptor Fc pada sel melalui bagian Fc IgG
menimbulkan peningkatan enhancement infeksi virus DEN. Kompleks virus- antibodi meliputi sel makrofag yang beredar dan antibodi tersebut akan bersifat
opsonisasi, internalisasi sehingga makrofag mudah terinfeksi. Makrofag akan teraktivasi dan akan memproduksi IL-1, IL-6, dan TNF-
α dan juga “platelet activating factor” PAF. Karena antibodi bersifat heterolog, maka virus tidak
dapat dinetralisasi tetapi bebas bereplikasi di dalam makrofag.
12
TNF- α yang terangsang IFN maupun makrofag teraktivasi antigen -
antibodi kompleks. Kompleks ini akan menyebabkan kebocoran dinding pembuluh darah, merembesnya cairan plasma ke jaringan tubuh yang disebabkan
kerusakan endotel pembuluh darah yang mekanismenya sampai saat ini belum jelas. Hal tersebut akan mengakibatkan syok.
12
Patogenesis terrjadinya syok berdasarkan hipotesis the secondary heterologous infection, sebagai akibat infeksi sekunder oleh tipe virus dengue
yang berlainan pada pasien, mengakibatkan terbentuknya komplek virus - antibodi yang selanjutnya akan mengaktivasi sistem komplemen, agregasi trombosit, dan
mengaktivasi sistem koagulasi melalui kerusakan sel endotel pembuluh darah.
12
11
Gambar 2.2 Patogenesis DBD
Sumber : Soegeng Soegijanto, 2008
Teori Infection Enhancing Antibody berdasarkan pada peran sel fagosit mononuklear merangsang terbentuknya antibodi non - netralisasi. Antigen dengue
lebih banyak didapat pada sel makrofag yang tinggal menetap di jaringan. Pada kejadian ini antibodi non - netralisasi berupaya melekat pada sekeliling
permukaan sel makrofag yang beredar dan tidak melekat pada sel makrofag yang menetap di jaringan. Makrofag yang dilekati antibodi non - netralisasi, akan
memiliki sifat opsonisasi, internalisasi, dan akhirnya sel mudah terinfeksi. Makrofag yang terinfeksi akan menjadi aktif dan akan melepaskan sitokin yang
memiliki sifat vasoaktif atau prokoagulasi diantaranya IL-1, IL-6, dan TNF- α juga
Platelet Activating Factor PAF. Bahan - bahan mediator tersebut akan memengaruhi sel
– sel endotel dinding pembuluh darah dan sistem hemostatik yang akan mengakibatkan kebocoran plasma dan perdarahan.
12