Ciri-ciri Self Efficacy Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Self Efficacy

4. Kondisi fisiologis seseorang physiological state. Dalam menilai kemampuan seseorang dipengaruhi oleh informasi mengenai keadaan fisiknya. Tanda-tanda fisiologis, seperti detak jantung dan keringat dingin, juga menghasilkan informasi mengenai kemampuan seseorang. Hal-hal tersebut diatas dapat diasosiasikan sebagai stress dan ketegangan yang mengindikasikan ketidakmamuan seseorang. Bandura, 1990. Untuk mengubah dan memodifikasi self efficacy dengan jenis informasi ini tanda-tanda fisiologis, individu dapat menigkatkan keadaan fisiknya, mengurangi tingkat stress, dan mengubah cara individu dalam menginterpretasikan keadaan tubuhnya Bandura, 1990.

2.2.4. Fungsi self efficacy

Menurut Bandura 1986, self efficacy berpengaruh pada individu dalam beberapa hal yaitu : a. Pilihan tingkah laku Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang harus mengambil keputusan mengenai aktivitas yang akan dilakukannya, waktu luang yang akan digunakan dan lama kegiatan tersebut dilakukan. b. Usaha dan ketekunan berusaha Menurut Gould dan Weiss 1981 dalam Baron Byrne, 1994 self efficacy juga menentukan seberapa besar usaha yang dilakukan dan seberapa lama seseorang mampu bertahan mengalami tantangan dan pengalaman yang buruk. Orang yang menilai diriya memiliki self efficacy tinggi pada suatu tugas atau kegiatan tertentu akan berusaha keras untuk mengerjakannya. Orang yang menilai dirinya memiliki self efficacy tinggi, jika ia mengalami kesulitan akan memperbesar usahanya sedangkan orang yang memiliki self efficacy yang rendah tidak akan berusaha keras bila mengalami kesulitan, akan mengurangi usahanya dan lebih mudah menyerah dalam menghadapi tantangan tugas ini serta memiliki perasaan dirinya tidak mampu. c. Pola pikir dan reaksi emosi Penilaian seorang terhadap kemampuan dirinya mempengaruhi pola pikir dan reaksi emosional sewaktu melakukan transaksi dengan lingkungan. d. Sebagai peramal tingkah laku selanjutnya Dengan demikian orang-orang yang memiliki self efficacy tinggi memiliki keterlibatan yang lebih banyak dengan lingkungan sekitarnya. Demikian pula dalam mengerjakan tugas dimasa yang akan datang dia akan menjadi lebih terlibat dan tidak mudah menyerah karena menurut mereka usaha yag dihasilkan disebabkan karena kinerja keras dan kemampuan mereka. Sebaliknya bagi orang yang memiliki self efficacy yang rendah ia akan menghindar dari keterlibatan mengerjakan tugas bahkan cenderung lebih pemalu dan pasrah dalam menerima hasil. e. Sebagai penentu performasi selanjutnya Banyak hasil penelitian yang menunjukan bahwa self efficacy secara signifikan mempengaruhi prestasi kerja yang ditampilkan seseorang. Solomon dalam Stenberg, 1990 mengatakan bahwa selain dapat meningkatkan performasi atau prestasi kerja, self efficacy juga dapat meningkatkan besarnya usaha seseorang dalam menyelesaikan suatu tugas yang dianggapnya mudah, yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi kerja individu tersebut. Penelitian sebelumnya telah membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara self efficacy dengan seseorang dalam menjalankan tugas. Kepuasan dalam bekerja dapat diperoleh dari situasi dimana penghasilan dan kepuasan diri serta meningkatkan self efficacy dalam diri terjadi secara bersamaan. Seorang yang mempunyai self efficacy yang tinggi, maka harapan untuk mengerjakan tugasnya dengan baik juga tinggi, yang pada akhirnya individu tersebut akan menentukan goal yang tinggi juga