Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
maupun perusahaan tempat ia bekerja. Hal utama yang dituntut oleh perusahaan dari karyawannya adalah prestasi kerja mereka yang sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan oleh perusahaan Roberson dan Cooper, 1983 dalam As’ad, 1991.
Dalam lingkup yang lebih luas, Locke dalam Jewell Siegall 1990 menyatakan bahwa tujuan yang sukar merupakan hasil sejauh mana anggota
organisasi telah melakukan pekerjaan dalam rangka memuaskan organisasinya yang telah diikuti. Prestasi kerja menurut Hasibuan 1990 adalah suatu hasil
kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan, serta
waktu.
Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi kerja. Menurut Timpe 1999, faktor-faktor prestasi kerja terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal disposisional yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang. Misalnya, prestasi kerja seseorang baik disebabkan karena mempunyai
kemampuan tinggi dan seseorang itu tipe pekerja keras, sedangkan seseorang mempunyai prestasi kerja buruk disebabkan orang tersebut mempunyai
kemampuan rendah dan orang tersebut tidak memiliki upaya-upaya untuk memperbaiki kemampuannya. Faktor eksternal yaitu faktor yang mempengaruhi
prestasi kerja seseorang yang berasal dari lingkungan. Seperti perilaku,target goal sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja,
dan iklim organisasi.
Pada umumnya orang menganggap bahwa gaji yang tinggi akan mendorong seseorang agen untuk berprestasi serta mendorong agen untuk puas dengan
pekerjaan serta lingkungan kerjanya. Salah satu kebutuhan manusia yang terkuat adalah kebutuhan untuk berprestasi, bahwa ia melakukan sesuatu, bahwa
pekerjaannya itu penting, sering tidak bersemangat dalam menjalankannya dan sering mengeluh tentang pekerjannya. Mereka memperoleh kepuasan setelah
berhasil menyelesaikan pekerjaann yang sulit. Anoraga, 2001.
Selain bersaing dengan perusahaan asing, seorang agen asuransi juga harus berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat akan perlunya asuransi. Berbeda
dengan penjual produk finansial lainnya, seperti tabungan dan deposito. Masyarakat Indonesia sudah cukup tinggi kesadarannya untuk menabung,
sehingga para pemasar deposito dan tabungan hanya menjual produk saja tanpa harus meningkatkan kesadaran akan pentingnya memiliki tabungan atau deposito.
Hal ini menyebabkan agen asuransi harus bekerja dua kali. Yang pertama menyadarkan dan meyakinkan calon pembeli akan pentingnya asuransi, yang
kedua baru menjual produk Pieloor, 2008. Untuk menyadarkan dan meyakinkan calon pembeli, maka hal utama yang diperlukan adalah keyakinan akan
kemampuan diri sendiri. Jika seorang agen asuransi tidak yakin akan kemampuan dirinya sendiri bagaimana mungkin ia dapat meyakinkan calon pembeli Bandura,
1996. Berdasarkan uraian di atas, salah satu aspek penting yang perlu diteliti adalah
self efficacy para agen asuransi. Self-efficacy adalah keyakinan seseorang akan
kemampuan dirinya untuk melakukan suatu tindakan tertentu dalam situasi spesifik Bandura, 1986. Semakin kuat self-efficacy yang dimiliki seseorang,
semakin terdorong untuk tetap bertahan pada aktivitas yang memiliki tantangan. Selain itu, individu juga akan semakin terpacu untuk menghadapi masalah-
masalah yang ada dan akan mengeluarkan usaha yang lebih besar untuk menguasai mengatasi masalah yang dihadapinya tersebut. Dengan demikian
maka diasumsikan prestasi kerja agen pun akan semakin meningkat. Jika seseorang mempunyai self efficacy yang tinggi, maka harapan untuk mengerjakan
tugasnya dengan baik juga tinggi, yang pada akhirnya jika individu tersebut diminta untuk menentukan goalnya, diharapkan ia menentukan goal setting yang
tinggi juga.
Menurut Solomon 1990, selain dapat meningkatkan besarnya usaha seorang dalam menyelesaikan suatu tugas yang dianggapnya mudah, yang pada akhirnya
akan meningkatkan performasi atau prestasi kerja, self efficacy juga dapat meningkatkan besarnya usaha seseorang dalam menyelesaikan suatu tugas yang
dianggapnya mudah. Dengan meningkatkan self efficacy pada pekerja, sehingga mereka memiliki goal yang tinggi pada goal setting, dan akan meningkatkan
pemasukan pada perusahaan.
Selain self efficacy, faktor lain yang ingin diteliti ialah goal setting. Goal setting atau penentuan tujuan yang ingin dicapai seorang agen asuransi juga
penting secara spesifik, dengan tingkat goal yang dibuat cukup sulit namun tetap dapat dicapai.
Penelitian yang dilakukan oleh Paula Sinta Aryani Widyastuti dan Salamah Wahyuni tentang Pengaruh Kepribadian Terhadap Self Efficacy dan proses
penentuan tujuan atau goal setting dalam rangka memprediksi kinerja individu menunjukan kemampuan terhadap kinerja dipengaruhi oleh self efficacy dan
penetapan tujuan atau goal setting, disamping pengaruh langsung kemampuan terhadap kinerja. Orientasi tujuan pembelajaran, orientasi kinerja mempengaruhi
kinerja melalui pengaruhnya pada self efficacy dan penetapan tujuan. Sementara itu self efficacy mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap kinerja melalui
pengaruhnya terhadap penentuan tujuan. Jadi, kinerja seseorang akan menjadi lebih baik jika ia mempunyai tujuan yang spesifik dengan demikian apa yang
dilakukannya menjadi lebih baik.
Asumsi mengenai adanya hubungan Self Efficacy dan Goal setting dengan prestasi kerja agen asuransi perlu diteliti lebih lanjut. Karena diasumsikan bahwa
self efficacy memiliki sumbangan yang cukup besar dalam prestasi kerja seorang agen asuransi. Selain self efficacy ada hal lain yang membuat prestasi agen
asuransi juga meningkat yaitu goal setting penetapan tujuan dengan adanya goal setting maka seorang agen tentunya akan mempunyai target yang pasti dalm
penjualannya. Oleh karena itu, goal setting penetapan tujuan juga memberi sumbangan yang cukup besar juga dalam prestasi kerja agen asuransi. Alasan lain
adalah karena masih sedikit sekali penelitian yang meneliti tentang agen asuransi.
Sehubungan dengan masalah-masalah di atas, maka penulis menganggap perlu untuk meneliti lebih lanjut mengenai “hubungan self efficacy dan goal
setting dengan prestasi kerja agen asuransi”.