Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Goal Setting

• Meningkatkan daya tahan ketekunan serta keuletan dalam mencapai target usaha. • Mengembangkan strategi pencapaian goal. Menurut Locke et al 1990 hubungan antara goal dan prestasi kerja yang ditampilkan digambarkan dalam bentuk kurva linear,yang berarti semakin sulit atau detail suatu goal maka semakin tinggi juga prestasi kerja yang dicapai. Akan tetapi ada tiga syarat yang harus dipenuhi, yaitu pertama kemampuan ability yang memadai, kedua penerimaan acceptence terhadap sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu pekerja ikut menentukan goal untuk dirinya sendiri. Yang ketiga diberikannya umpan balik. Agen asuransi diminta untuk menentukan goalnya sendiri agar bisa menerima hasil yang didapat. Menurut Locke dan Lantham dalam Baron Byrne, 1994 motivasi seseorang meningkat tinggi ketika individu mempunyai goal yang spesifik sesuai dengan pekerjaan mereka. Hal ini terjadi karena individu tersebut membandingkan antara performasi individu saat ini dengan prestasi kerja yang dibutuhkan untuk mencapai goal yang ditentukan . jika ada perbedaan maka para pekerja biasannya meningkatkan usaha mereka dalam rangka mencapai goal yang ditentukan.

2.4. Kerangka Berpikir

Sebagai suatu bentuk organisasi, perusahaan asuransi menuntut kinerja tinggi untuk mencapai tujuannya. Tingkat prestasi kerja karyawan yang rendah menunjukkan bahwa karyawan tersebut sebenarnya tidak kompeten dalam pekerjaannya, akibatnya ia sukar untuk dipromosikan ke jenjang pekerjaan yang tingkatannya lebih tinggi. Oleh karena itu, prestasi kerja agen asuransi akan membawa dampak bagi agen asuransi yang bersangkutan maupun perusahaan tempat ia bekerja. Prestasi kerja yang tinggi akan meningkatkan produktivitas perusahaan. Sebaliknya, prestasi kerja agen yang rendah dapat menurunkan tingkat kualitas dan produktivitas kerja, meningkatkan tingkat keluar masuk agen, yang pada akhirnya akan berdampak pada penurunan pendapatan perusahaan. Hal utama yang dituntut oleh perusahaan dari para agen asuransi adalah prestasi kerja mereka yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan Roberson dan Cooper, 1983 dalam As’ad, 1991. Sebagai seorang agen asuransi harus berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat akan perlunya asuransi. Berbeda dengan penjual produk financial lainnya, seperti yang ditawarkan oleh agen tentang perlunya menabung, atau mendepositokan uang. Agen asuransi harus bekerja dua kali, yaitu menyadarkan dan meyakinkan calon pembeli akan pentingnya asuransi, kemudian, baru menjual produk. Untuk