2.4. Kerangka Berpikir
Sebagai suatu bentuk organisasi, perusahaan asuransi menuntut kinerja tinggi untuk mencapai tujuannya. Tingkat prestasi kerja karyawan yang rendah
menunjukkan bahwa karyawan tersebut sebenarnya tidak kompeten dalam pekerjaannya, akibatnya ia sukar untuk dipromosikan ke jenjang pekerjaan yang
tingkatannya lebih tinggi.
Oleh karena itu, prestasi kerja agen asuransi akan membawa dampak bagi agen asuransi yang bersangkutan maupun perusahaan tempat ia bekerja. Prestasi
kerja yang tinggi akan meningkatkan produktivitas perusahaan. Sebaliknya, prestasi kerja agen yang rendah dapat menurunkan tingkat kualitas dan
produktivitas kerja, meningkatkan tingkat keluar masuk agen, yang pada akhirnya akan berdampak pada penurunan pendapatan perusahaan. Hal utama yang dituntut
oleh perusahaan dari para agen asuransi adalah prestasi kerja mereka yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan Roberson dan Cooper,
1983 dalam As’ad, 1991.
Sebagai seorang agen asuransi harus berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat akan perlunya asuransi. Berbeda dengan penjual produk financial
lainnya, seperti yang ditawarkan oleh agen tentang perlunya menabung, atau mendepositokan uang.
Agen asuransi harus bekerja dua kali, yaitu menyadarkan dan meyakinkan calon pembeli akan pentingnya asuransi, kemudian, baru menjual produk. Untuk
menyadarkan dan meyakinkan calon pembeli, maka hal utama yang diperlukan oleh seorang agen asuransi adalah keyakinan akan kemampuan diri sendiri atau
disebut dengan self efficacy. Jika seorang agen asuransi tidak yakin akan kemampuan dirinya sendiri bagaimana mungkin ia dapat meyakinkan calon
pembeli. Saat ini sudah banyak perusahaan asuransi yang meningkatkan kinerja para agen dengan menanamkan self efficacy pada para pekerja agen asuransinya.
Menurut Solomon dalam As’ad, 1990, selain self efficacy dapat meningkatkan besarnya usaha seseorang dalam menyelesaikan suatu tugas yang
dianggapnya mudah, self efficacy juga dapat meningkatkan besarnya usaha seseorang dalam menyelesaikan suatu tugas yang dianggapnya mudah, yang pada
akhirnya akan meningkatkan prestasi kerja individu tersebut. Selain self efficacy ada faktor lain yang dapat meningkatkan produktivitas
seorang agen asuransi yaitu goal setting atau penetapan tujuan. Dengan adanya tujuan yang akan dicapai maka seorang agen asuransi mempunyai target yang
pasti. Dengan demikian, nantinya seorang agen akan bekerja lebih giat lagi karena ingin mencapai target yang ia buat dan akan memberi keuntungan pada
perusahaan. Penelitian ini dimaksud untuk menguji apakah ada hubungan antara self
efficacy dan goal setting dengan prestasi kerja pada agen asuransi dan seberapa besar sumbangan yang diberikan oleh 2 variabel tersebut. Asumsi dasar dari
penelitian mengenai adanya hubungan Self Efficacy dan Goal setting dengan prestasi kerja. Selain self efficacy ada hal lain yang membuat prestasi agen
asuransi juga meningkat yaitu goal setting penetapan tujuan dengan adanya goal setting maka seorang agen tentunya akan mempunyai target yang pasti dalam
penjualannya. Oleh karena itu goal setting penetapan tujuan juga memberi sumbangan yang cukup besar juga dalam prestasi kerja agen asuransi.
Gambar 2.1 Skema Hubungan Antara Self Efficacy dan Goal Setting Dengan Prestasi Kerja
Pre sta si Ke rja G o a l Se tting
Se lf Effic a c y